-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

29 Jan 2010

PENGARUH PEMUDA SEBAGAI BENTUK NYATA KEPEMIMPINAN MUDA

  • January 29, 2010
  • by Nur Imroatun Sholihat
        Bagi kebanyakan orang, kepemimpinan adalah milik mereka yang memiliki jabatan. Akan tetapi, kepemimpinan yang sebenarnya adalah milik mereka yang berpengaruh. Seberapa besar pengaruh seseorang dalam kehidupan bangsanya, itulah kepemimpinan sejati. Kekuasaan merupakan pengertian pokok, dan pengaruh merupakan bentuk khususnya. ( Dasar-Dasar Ilmu Politik, Miriam Budiardjo, Rev.ed, 2008). Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Laswell dan Kaplan dalam bukunya Power and Society yang berbunyi power is a special case of the exercise of influence.

Pemikiran ini didasari oleh Soekarno yang kala itu belum genap berumur 20 tahun tetapi sudah mendirikan PNI dan berhasil memikat ribuan simpatisan. PNI sendiri dikenal sebagai partai yang sangat radikal dan ditakuti oleh Belanda. Pengaruh Beliau sangat luar biasa dalam pergerakan bangsa. Sadar atau tidak sadar Beliau sudah dianggap pemimpin bangsa padahal Beliau belum memiliki jabatan eksekutif. Saat Indonesia merdeka, nama Soekarno lah yang muncul sebagai pemimpin bangsa. Seandainya pun Soekarno tidak menjadi presiden, semua rakyat Indonesia mengganggap Beliau sebagai pemimpin negara ini.

Soekarno tidak hanya menunjukkan makna pengaruh dalam kepemimpinan tetapi juga menunjukkan betapa krusial dan strategisnya peran generasi muda. Keberanian pemuda memberi kekuatan bangsa untuk bergerak maju dengan cepat. Semangat membara, idealisme, patriotisme, dan nasionalisme yang kuat adalah modal utama pemuda untuk berjuang melawan keterpurukan.

Mari membandingkan peran pemuda dan golongan tua dalam organisasi semacam Budi Oetomo. Ketika Budi Oetomo dipimpin oleh Soetomo yang merupakan pemuda, Budi Oetomo begitu ditakuti oleh Belanda. Namun, ketika Budi Oetomo dipimpin oleh Tirtokusumo yang merupakan golongan tua, Budi Oetomo justru hanyut dalam kepentingan Belanda dan dijadikan boneka buatan Belanda.

Hampir semua pergerakan nasional dipelopori oleh golongan muda. Pendirian Budi Oetomo, pendirian berbagai organisasi politik, sumpah pemuda, sampai proklamasi kemerdekaan: semuanya dipelopori oleh pemuda. Hal ini berlanjut hingga jatuhnya orde lama dan orde baru. Pelopornya masih tetap pemuda. Apakah pemuda kurang memberi bukti bahwa mereka sanggup memimpin? Bukan hanya memimpin dalam arti sebagai stabilisator saja, tetapi kesanggupan mereka untuk memimpin dengan duduk di kursi kepemerintahan.

Orde baru dengan kepemimpinan otoriter telah membunuh generasi muda brilian di bidang politik. Dapat dikatakan bahwa orde baru telah menciptakan tradisi politik golongan tua. Sejak rezim inilah pemuda mengalami depolitisasi dan deorganisasi. Sekarang, sistem demokrasi langsung telah memunculkan lagi tokoh-tokoh muda. Yang masih sangat disayangkan adalah akses pemuda ke politik terbatas. Apakah pemuda benar-benar tidak diberi kesempatan untuk memimpin?

Ketika saya turun untuk mewawancarai beberapa responden, banyak di antara mereka kurang yakin dengan kepemimpinan tokoh muda. Bahkan 80% dari responden saya tidak mengenal baik tokoh-tokoh muda yang akan tampil dalam pemilihan presiden 2009. lalu ini salah siapa? Tokoh-tokoh muda yang belum menunjukkan kualitas mereka atau memang masyarakat kita yang cenderung apolitis dan konservatif?

Pemuda adalah pemerintah jalanan. Mereka tidak mempunyai kursi eksekutif tetapi terlibat secara tidak langsung sebagai decision maker. Pemerintah jalanan ini justru punya pengaruh yang luar biasa bagi kehidupan bangsa. Di saat rakyat sudah tidak percaya lagi dengan pemerintah yang memimpin, maka pemerintah jalanan inilah yang menyuarakan suara rakyat.

Munculnya tokoh-tokoh muda dalam pilpres 2009 memang terkesan diada-adakan karena tokoh-tokoh itu belum menunjukkan sesuatu dari diri mereka yang bisa memberi harapan baru bagi bangsa. Banyak yang menilai bahwa munculnya tokoh-tokoh tersebut hanya demi kepentingan politik mereka semata. Akan tetapi, saya mempunyai harapan lain. Semoga kemunculan pemuda adalah sebab idealisme mereka untuk membangun bangsa dan memperjuangkan nasib rakyat, bukan karena kepentingan politik mereka belaka.

Mau bagaimana pun, pemuda harus diberi kesempatan. Saya yakin sekali bahwa mereka mampu. Kepemimpinan itu melalui proses pembentukan. Inilah saat yang tepat untuk membentuk pemuda menjadi pemuda menjadi pemuda berkepemimpinan sejati. Bagaimana kita bisa mengetahui kemampuan pemuda seandainya pemuda sendiri tidak pernah diberi kesempatan dan kepercayaan?

Akhirnya, menang atau kalah dalam politik, pemuda tetaplah pemimpin bangsa. Pemimpin bukanlah hanya mereka yang mempunyai jabatan dan kekuasaan. Kepemimpinan sejati adalah pengaruh dalam kehidupan yang sebenarnya. Pemuda sebagai agent of change dan agent of social control memerankan pengaruh yang sangat luar biasa bagi perkembangan bangsa. Pemuda adalah pemerintah yang sebenarnya, pemerintah yang peduli rakyat. Sayangnya, pemerintah itu hanya diberi tempat di jalanan, bukan di kursi pemerintahan.
-------
image source: http://www.thindifference.com/

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE