Meskipun tak sepenuhnya setuju, tapi aku suka bila dunia kemahasiswaan di sebut " dunia buku, pesta, dan cinta di alam bangsanya"
Pagi ini aku melihat kakak kelasku berbondong-bondong mendatangi sosialisasi karya tulis tugas akhir. Aku yang hendak ke sekre BEM berpapasan dengan seseorang di jalan. Seperti biasa, aku berkata, "Betapa sedihnya akan segera meninggalkan dunia kemahasiswaan.". Dengan jawaban yang sering aku temui dia menjawab," Aku seneng kok. Nanti kamu juga bakal ngrasain". Apa? Aku senang meninggalkan dunia kemahasiswaan? Dunia yang benar-benar menyenangkan ini akan ditinggalkan dengan senang hati? Rasa-rasanya tidak demikian. Setelah ini, dunia kerja menanti. Tentunya akan sulit sekali menemukan apa-apa yang menyenangkan hari-hari ini. diskusi politik, idealisme, pemikiran-pemikiran, persahabatan, buku-buku, dan kasih sayang. Apakah itu yang dengan senang hati ditinggalkan?
Aku tak tahu mengapa hatiku terlalu mudah tersentuh, istilah jawanya trenyuh. Dengan hati semacam itu, aku seperti memiliki sisi melankolis berlebih. Dengan hati semacam itu juga aku menjadi mudah sekali meneteskan air mata melihat orang lain yang nasibnya kurang beruntung. Aku gampang sekali ikut sakit atas penderitaan orang lain. Ah, padahal menangis untuk diri sendiri saja ku hindari, mengapa harus sebegitu sedihya merasakan kemalangan orang lain?
TIGA PERTANYAAN BESAR DALAM HIDUPKU
Nur Imroatun Sholihat
March 09, 2010
"akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
SEBUAH TANYA-SOE HOK GIE
Nur Imroatun Sholihat
March 07, 2010