-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

30 Apr 2012

FINALLY SIP

  • April 30, 2012
  • by Nur Imroatun Sholihat
When i was at senior high school, saya selalu berpikir bahwa gelar SIP di belakang nama benar-benar keren. Sarjana Ilmu Politik. Gelar yang hampir saja menjadi kenyataan sebelum akhirnya hijrah dari Fisip sebuah kampus ke akuntansi pemerintahan STAN.

SIP. Tiga huruf dengan versi definisi berbeda kini hadir dan akhirnya akan lekat dalam hidup saya. Saya selalu berkilah ini kebetulan, saya tidak menyangka bahwa akhirnya takdir menuntun saya ke sana. Ketika beberapa orang mulai penasaran mengapa saya memilih SIP, padahal sebelumnya saya adalah seseorang dengen perpaduan tidak mampu dan tidak mau.

Karena diberi kebebasan, saya sebenarnya bisa saja memilih yang lain. Namun, entah mengapa meskipun sudah pasti akan masuk ke sana, saya ingin memberi keyakinan kepada sang kepala bagian bahwa saya tidak akan terlihat terpaksa. Saya ingin menyatakan dengan mantap, penuh keyakinan hati, bahkan tanpa memiliki pilihan kedua, ketiga, dan pilihan lainnya. Pikiran saya untuk bercanda dengan menyebutkan pilihan lain buyar ketika saya ingat bahwa saya harus banyak berterima kasih karena saya diberikan kesempatan untuk bergabung dengan mereka-mereka yang hebat, bahkan ketika saya tidak mempunyai skill apapun.

Be thankful when you dont know something, for it gives you the opportunity to learn....


Singkat cerita, kebetulan saya masuk 3 besar pegawai baru terbaik dan saya diberi hak untuk langsung dikabulkan permintaannya. Saya seperti benar-benar tertampar, apa yang terjadi jika sejam yang lalu saya bercanda dan menyebutkan bidang lain. Karena saya ingin berterima kasih atas kesempatan yang diberikan, meskipun saya begitu yakin saya akan masuk SIP karena permintaan langsung dari kepala bagian, saya memilih untuk terlihat mantap memilih SIP. Saya bersyukur takdir membatalkan rencana saya untuk bercanda. Takdir telah membuat saya hanya mengucap satu opsi, tanpa pilihan lain. Bahkan takdir yang membuat saya yang terlihat benar-benar menginginkannya, karena hak yang diberikan kepada saya bisa saja membatalkan permintaan langsung kepala bagian SIP kepada bagian kepagawaian untuk menempatkan saya di sana.

Meskipun begitu, saya sebenarnya tidak sungguh-sungguh seyakin itu. Saya bukanlah tipe orang yang mempunyai skill komputer dan kawan-kawannya. Saya juga bukan tipe orang yang gandrung mengikuti perkembangan teknologi. Saya juga tipe orang yang bertipe otak kanan, ilmu eksakta sungguh sulit masuk otak saya. Saya bahkan sebelumnya tidak sedikit pun tergugah untuk tahu, hidup saya sungguh baik-baik saja bahkan tanpa tahu IT hingga mendalam. Saya adalah orang yang begitu fokus pada hal-hal yang menarik hati saya saja. Saya adalah tipe orang yang menikmati kehidupan saya dengan mengikuti hal-hal yang saya suka, baik-baikkah hidup saya jika saya harus hidup dalam ilmu yang sama sekali tidak menarik hati saya?

Tetapi sekuat apapun saya menyangkal, sekuat itulah takdir menuntun saya. Baiklah, saya tidak punya apa-apa, karenanya saya harus bekerja keras. saya tahu ini akan sulit, tetapi saya akan berusaha. Teringat sebuah quote even if it's hard if you don't quit and try hard to the end, anything is possible. Well, karena kata possibility adalah sebuah kata paling inspiratif di dunia. Ketika semuanya mungkin, berusahalah.

The other story dari penutupan rangkaian “ospek” pegawai baru adalah, saya begitu mengagumi teman saya. Teman yang berdiri sebagai pegawai baru terbaik, yang selalu saya anggap paling pantas mendapat gelar itu. Seorang teman yang menunjukkan progress terbaik, yang menunjukkan kepribadian begitu sabar dan kuat.

Dan SIP ini bukanlah Sarjana Ilmu Politik, melainkan sebuah bidang di kantor saya. Saya yakin, di bidang ini ada titik yang harus terhubung dengan titik-titik lain, the connecting dots. Mungkin slogan the more trouble there is, the happier people can become ada benarnya. And IT is my new trouble. Haha.

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE