Hihihi, Sebenarnya melihat el clasico pagi ini bukan start yang baik untuk menjalani hari. Saya dapat morning shock pagi ini. Usaha keras jugador Barca tiba-tiba diluluhlantahkan oleh blunder orang yang saya puji sebagai si numero uno. Saya tahu pasti banyak yang menertawakan Valdes meskipun Barca menang. Toh saya tidak peduli, saya masih menganggapnya sebagai stopper yang tangguh untuk Barca.
Bukan berarti saya buta karena rasa suka saya terhadap Barca atau sekadar berusaha menyenangkan diri sendiri. Tetapi karena saya tau, Valdes telah mencoba mengatasi setiap kesulitan dengan belajar begitu keras. He tries his hardest to assure everyone that he's capable being last man standing in Barca.
Victor Valdes, hari ini saya masih ada di belakangnya untuk mendukung. Hari ini saya masih akan tetep berterima kasih atas segala usahanya untuk Barca. Saya akan terus berterima kasih untuk ketenangan hatinya ketika ditinggal Puyi Pique ke depan. Saya juga akan terus mengapresiasi kerja kerasnya, sebagai pembenci posisi kiper hingga menjadi kiper sebuah tim yang penuh inspirasi bernama Barca.
Minggu sore kemarin, 12 Agustus 2012, teman-teman baik saya di kelas waktu kuliah dulu mengajak buka bersama. Tetapi saya memilih melakukan agenda lain (sorry friends, kalian mendadak sih). Sudah lama, me and my good friend whose voice very good (definitely, she is runner up of STAN idol) berencana melakukan banyak hal gila, termasuk yang satu ini. Kami mengamen di Monas. Saya berani karena dalam penilaian saya pribadi, orang-orang akan terkagum-kagum dengan suara teman saya ini (yang jelas, saya cuma modal gitar dan numpang nampang). Menjelang berangkat, satu lagi teman bergabung. Jadilah kami bertiga mengamen di Monas.
MENGAMEN DI MONAS
Nur Imroatun Sholihat
August 13, 2012