DAY
- December 15, 2013
- by Nur Imroatun Sholihat
Selamat siang, alien. Bertemu denganmu sejenak di pagi ini akan membuatku berhari-hari dilingkupi awan putih. Sebelumnya aku tak pernah bisa merangkai kata. Kini ketika kau berbicara aku terburu-buru menyalin kata. Bahkan saat kau terdiam aku mampu mengukir berlembar-lembar tulisan. Caramu tersenyum malu-malu saja meninggalkan tulisan sepanjang ini. Kau menggubah puisi hambar yang biasa ku tulis menjadi bernyawa. Terima kasih. Karenamu aku menulis dengan rasa.
Selamat sore, alien. Di persembunyian aku mengintipmu diam-diam sembari berusaha mengirimkan telepati. Aku khawatir kau tak menangkap radar yang ku pancarkan. Maka ku melangkah mendekat dan mengumpulkan segenap
tenaga untuk berujar. Karena aku telah mewujudkan begitu banyak kalimat tentangmu,
bukankah mudah mengungkapnya kepadamu?
Pernahkah kalian merasa hampir tidak mungkin melakukan sesuatu yang seharusnya mudah? Di luar dugaanku aku membisu di depanmu. Ketimbang berucap, aku hanya ingin menjelma secarik puisi yang kau simpan dalam saku bajumu.
Ketika kau lelah dan membaca kertas itu, seperti mantra ajaib aku ingin mengembalikan tawamu.
Alien, selamat malam. Aku baru saja menyelesaikan satu lagi sajak
tentangmu. Kali ini tentang senjaku meneriakkan ratusan puisi yang ku tulis
setiap hari tetapi menghening di hadapanmu. Aku akan menghadiahkannya untukmu
esok. Tidur nyenyaklah malam ini. Esok pagi aku akan mengejutkanmu dengan
setumpuk kertas yang tak kau tahu pengirimnya.
Sebelum tidur tak lupa aku berdoa agar kau tak tergesa-gesa kembali ke planetmu, Alien. Setidaknya sampai kau membaca puisi-puisi ini.
---------------------------
image source: here
---------------------------
image source: here
0 Comments:
Post a Comment