SEJUMPUT GULA
- February 22, 2014
- by Nur Imroatun Sholihat
Malam ini aku hampir tak percaya
pada kabar yang diucapkan seorang sahabat padaku. Jika orang menamai ini
kebetulan, aku lebih menganggapnya magnet bernama doa. Seseorang yang sahabatku
idam-idamkan sejak lama memulai obrolan serius. Kakiku bergetar mendengarnya. Kisah
seperti itu bukanlah semata-mata milik drama dan film. Sungguh Alloh tahu setiap
harapan yang tersembunyi. Alloh tahu doamu dan doanya telah saatnya bersautan
saling menjawab. Mataku sarat menahan air mata bahagia.
Sahabat ini sibuk memantaskan
diri sembari menunggu seseorang memalingkan wajah ke arahnya. Hari ini kau bercerita
tentang kabar baik ini. Its exactly him. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku turut bersuka cita
atas sepenggal episode manis ini. Telah berulang kali ku katakan padamu, kau
tahu ke mana kakimu harus melangkah dan bersabarlah menunggui ujung perjalanan. Kini akhir
perjalanan ini menjelma sejumput gula dalam secangkir teh di pagi hari.
Kau ingat aku pernah berkata: "Aku benar-benar iri pada kalian yang jatuh hati, terbalas ataupun tidak.". Hari ini kalimat itu kembali ingin terucap. Kau menghiburku tentang perjalanan
tanpa arahku. Kau berkata aku pasti akan menemukan tempat telapak kakiku
mengarah. Tenang sahabat--meskipun saat ini aku sungguh iri padamu, hatiku baik-baik
saja. Sekalipun berjalan tanpa arah berkesan sia-sia, aku tidak sedikitpun
membuang waktuku percuma. Aku berjalan sembari memperbaiki diriku persis
seperti yang kau lakukan sebelum bersama dengannya. Aku akan menemukan tujuan bukan?
Peristiwa penting di hidupmu ini kembali mengingatkanku untuk senangtiasa percaya pada kuasa Alloh. Tidak ada satu pun alasan untuk tidak berbaik sangka pada-Nya. Alloh knows :)
-------------------------
image source: http://en.wikipedia.org/wiki/Sugar
-------------------------
image source: http://en.wikipedia.org/wiki/Sugar
0 Comments:
Post a Comment