-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and leading the reporters of the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master's in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

experience

IT Auditor

2017-present

IT governance, cybersecurity, application--my daily struggle, seriously :D

Storyteller

2005-present

Writing keeps me sane :)

Content Creator

2020-present

Creating Youtube videos and LinkedIn posts, hopefully useful

IT Officer

2011-2015

performing IT services--sometimes about people forgot to plug their cords, sometimes serious incidents :p

Blog

IMZ'S DIARY 30032014

Napak tilas Bintaro membuat hatiku terselubungi haru biru
April 2009 dan Mei 2014 :)
Gara-gara semalem miss random (Dewi) nginep di kamar, saya harus tidur di bawah. LOL. Alasannya sederhana: kalau saya tidur di kasur bareng Dewi, pasti dia ngajak ngobrol sampe pagi. Giliran mau nyuruh dia yang tidur di lantai kok ya keliatannya saya kaya emak tiri yang jahat di sinetron. Pagi ini, setelah Dewi melanjutkan perjalanannya, saya (bareng Mbak Fit yang dengan baiknya menawarkan diri untuk menemani saya) bersiap-siap ke Bintaro. Sudah cukup lama saya berniat ngedatengin Nadira, bayinya Mbak Ria. Sekalian juga mau ngucapin selamat karena Mbak Ria diterima D4. Akhirnya kesampean juga ngejenguk Mbak Ria yang sekarang udah jadi mahasiswa (lagi) dan ibu. Oh yeah, grow up to be a cool lady as your mom, Nadira :-*
cepet sembuh batuknya Nadira :)
Setelah selesai ngobrol dengan Mbak Ria (dan dinasihatin buat nyari pacar *sob sob), saya nyusul Mbak Fit yang udah nungguin saya di Harmoni (swalayan, bukan Harmoni Jakarta Pusat, apalagi Harmoni lagunya Padi). Belanja di Harmoni, masih seperti dulu saat kuliah, terasa begitu menyenangkan. Sehabis menemukan yang kami cari, saya menyempatkan diri mampir ke kos psycho unnie, Mbak Ki. Saya membawakan Mbak Ki, Mas Ikhsan, dan Mas Adhi kado atas diterimanya mereka di D4. Hope they’ll like it :)

NEGASI

Kau senangtiasa melintas dengan laku yang serupa seolah aku hanyalah satu dari ribuan kawanmu. Acap kali kau tak sadar aku di sini atau tidak kiranya tak acuh keberadaanku sama sekali. Tetapi, apa yang bisa ku lakukan padamu yang tidak memikirkanku sama sekali?

CATATAN DIKLAT PENGAWASAN: BUKTI AUDIT, KKA, DAN LHA

“Nasib terbaik adalah leyeh-leyeh di kosan, yang kedua adalah pulang kampung meskipun kereta ternyata sedang bermasalah, dan yang terburuk adalah diklat di hari sabtu. Rasa-rasanya memang begitu. Beruntunglah mereka yang bersantai di kosan”
Hey, hey, I’m back J
Jika masih hidup, mungkin Soe Hok Gie dan filsuf Yunani akan marah karena saya mengadaptasi “nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan dst” menjadi bizarre quote di atas. Becanda. Diklat di hari sabtu juga menyenangkan kok. Mungkin setelah ini perlu ada peribahasa “tuntutlah ilmu meskipun weekend” *abaikan*. Sebenarnya quote di atas mau diisi dengan sesuatu yang lebih keren semisal “Auditing is about collecting evidence” tapi kok kayanya serius banget ya. Hihihihi. 

Setelah sebelumnya saya skip nulis catatan diklat, hari ini saya kembali sekalian membawa materi yang kemarin diajarkan. Dua hari ini diklat membahas 3 hal yang telah disebutkan di judul. Kita telah sampai pada materi tahap akhir audit. Seusai kita menyusun program kerja audit, saatnya kita mencari bukti audit di lapangan, menyusun kertas kerja audit, dan melaporkannya.

IMZ'S DIARY 28032014

Fyuuh. After joined this institution, I lose my intentions one by one. No, I’m not blaming it as my bad luck. I feel so blessed to be here. I realized who am I before then now I can proudly say I’m part of this MoF. But…..
Hari ini saya berencana menulis catatan diklat pengawasan selanjutnya tetapi pikiran saya diganggu oleh pengumuman penerimaan DIV. Saya, sama seperti teman-teman angkatan saya yang lain, merasakan duka dalam karena belum boleh mendaftar DIV. Mumpung usia masih muda, kami tentu ingin segera melanjutkan kuliah. Apa daya, peraturan membuat kami tak bisa mendaftar DIV tahun ini. Untuk melanjutkan S1 kami juga perlu menunggu waktu yang tidak sebentar. Pada akhirnya, dalam keadaan seperti ini, saya mencoba sekuat tenaga untuk tenang. Klise, klasik, atau apapun namanya tapi saya percaya Tuhan punya rencana yang belum saya ketahui maksudnya sekarang.

Malam ini, saya kembali teringat resolusi tahun 2014. Ada satu mimpi yang jelas harus gugur: kuliah. Mimpi untuk melanjutkan kuliah tahun ini harus ditunda. Dreams, whatever they'll be ended, always beautiful. Yang kedua, saya juga pernah menulis ini sebelumnya: saya ingin jatuh hati. Its everybody’s dream to be in love rite? Capaian triwulan pertama masih 0%. Hihihi. Tenang, masih ada 9 bulan kan? #melototinkalender. 

CATATAN DIKLAT PENGAWASAN: PKA DAN PELAKSANAAN AUDIT

                 Republik ini tak henti bermasalah
Jangan kaget kalau quote yang saya pakai lebih mirip orang habis diklat wawasan kebangsaan ketimbang diklat audit. Hihi. Quote itu diambil dari salah satu pengajar yang berbagi ilmu hari ini. Oh ya, sebenarnya hari ini-- karena beberapa hal--mood saya tidak terlalu bagus. Tetapi saya harus tetap melanjutkan diklat  dengan hati yang sedang rapuh ini #dramabanget. Baiklah, mari kita melanjutkan catatan diklat pengawasan edisi ke empat.
Materi pagi ini disampaikan oleh Bapak Andilo Tohom Tampubolon (BPKP). Hal yang paling penting untuk dicatat dari materi Beliau adalah: “Auditor tidak harus pulang dengan temuan. Jadi kalau memang tidak ada temuan ya jangan dibuat-buat”. Auditor bukan penulis skenario sinetron. Karena itu, jangan pernah mengarang temuan. Sesuai dengan filosofi di dunia hukum "Lebih baik membebaskan 1000 orang yang bersalah daripada menghukum 1 orang yang tidak bersalah", jadilah auditor yang membuat temuan hanya berdasar bukti yang akurat dan memadai. He taught us about Program Kerja Audit (PKA) too. PKA adalah rencana pelaksanaan audit untuk pengumpulan bukti yang diperlukan sesuai tujuan audit. PKA, he said, is a map for auditor.

CATATAN DIKLAT PENGAWASAN: SPIP DAN TAHAPAN AUDIT

Work can be divided between the core job and controls done to improve results in the face of uncertainty (Matthew Leitch)
Hey, I’m back. Tumben banget quote yang saya pasang rada serius gitu #pencitraanbiarkeliatanpinter. Jangan bosen ya kalau selama diklat ini saya akan menulis tentang materi audit. Oh ya, sesi pagi ini diisi oleh Bu Raida dengan materi SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah). Bu Raida ini berasal dari unit yang dulu membuat semangat saya menjadi auditor berkobar seketika #malahcurcol. Waktu itu, saya berkesempatan mewawancarai Pak Sumarno untuk majalah Auditoria. Mungkin karena baru berkesempatan berbincang langsung sama pegawai unit itu saja, saya jadi nggak bisa membandingkan dengan unit lain. Jadi selalu dimungkinkan unit lain juga memiliki auditor yang sama atau lebih kece. From what i saw, they are the ideal version of the auditors. Saya ingat waktu mewawancarai Pak Sumarno, pandangan saya tiba-tiba berubah. Awal masuk ke kantor, saya berpikir bahwa auditor is just another good profession. But then I understand that in its ideal version, audit mengusung semangat yang sangat mulia. Hari ini saya bertemu dengan rekan dari Pak Sumarno, Bu Raida Sitorus.
Materi diisi dengan nggosipin COSO framework. Itu lho, nenek moyang dari segala aturan pengendalian internal. Konon ceritanya, COSO diterbitkan karena adanya praktik kecurangan di laporan keuangan perusahaan di Amerika. Muncullah kerangka kerja pengendalian internal terintegrasi yang populer dengan sebutan COSO. Kelima framework itu adalah:

CATATAN DIKLAT PENGAWASAN: MANAJEMEN RISIKO

Setiap tujuan selalu memiliki minimal 1 risiko. Untuk sampai ke tujuan, beranilah menghadapinya.
Risk: possibility of something bad happening at some time in the future (Oxford dictionary)
Yuhuuuu, kembali lagi di catatan diklat pengawasan. Materi hari kedua adalah manajemen risiko. FYI, this phrase is very popular at my office, like seriously. Tentu ada alasan risiko jadi bahasan seharian yang membuat saya (lagi-lagi) harus menahan kantuk. Kita semua tahu bahwa risiko selalu berkaitan dengan hal yang belum terjadi, tidak diinginkan dan bersifat negatif. Lalu mengapa manajemen risiko ini ada? Karena kita tidak mungkin menunggu sesuatu itu terjadi dulu kemudian baru menyadari risiko semacam itu mengancam. Di dalam manajemen risiko, kita juga mengenal peribahasa mencegah lebih baik daripada mengobati *ceilee. Kita harus senangtiasa memperkecil kemungkinan risiko menghantui perjalanan kita.

Dengan keberadaan yang (hampir) absurd karena terkantuk-kantuk, tiba-tiba saya terpikirkan hal ini: khawatirlah pada jalan yang tidak beriringan dengan risiko, bisa jadi itu bukanlah sebuah perjalanan *abaikan. Hihi*. Kenyataannya risiko memang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan kita, tetapi bisa diminimalisasi.

CATATAN DIKLAT PENGAWASAN: KONSEP DASAR AUDIT

Setiap yang mempunyai tujuan membutuhkan audit
To be honest, until now I still wonder, how strong am I to stay still for days in the class. I always am so sleepy whenever I have to listen to the teacher and do nothing else. I think I’m a bad student TT.TT. That’s why, I need to write this diary to ensure myself that I, at least, know what the teacher said *run run*.

Secara text book, audit adalah penilaian sistematis dan objektif mengenai operasi/aktivitas guna menjamin tercapainya tujuan (efektif, efisien, ekonomis, taat peraturan, amannya asset, dan laporan pertanggungjawaban yang akurat). Audit memiliki beragam jenis seperti audit keuangan, audit kinerja, dan audit dengan tujuan tertentu. Tujuan akhir audit adalah tercapainya tujuan organisasi. Sebentar, bukan materi buku yang ingin saya tulis. Saya ingin menyederhanakan cara saya mengingat-ingat materi tentang audit ini.

Ketika kita menetapkan sebuah tujuan, akan selalu ada hambatan dan ada juga usaha yang kita lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Saran dari orang lain juga diperlukan sebagai petunjuk untuk meraih tujuan. Seperti itulah juga audit. Ketika sebuah perusahaan/instansi ingin mencapai tujuan organisasi: ada risiko, ada aktivitas untuk mengatasi risiko, serta ada audit sebagai pendapat professional untuk memastikan bahwa perusahaan akan mencapai tujuannya.

Misalnya, saya ingin pergi ke hatimu rumah teman saya. Akan ada hambatan seperti kehujanan, nyasar, dan macet. Kita melakukan tindakan agar kita tetap sampai ke tujuan dengan efektif salah satunya dengan berangkat lebih cepat. Ketika kita tersesat dan tak tahu arah jalan pulang *nyanyi, kita bisa menelepon teman kita untuk menanyakan arah yang harus kita tempuh. Hambatan adalah hal-hal yang membuat perusahaan tidak mencapai tujuannya/tercapai tetapi tidak efektif, efisien, ekonomis, taat aturan, dll. Sedangkan teman yang memberi tahu kita jalan layaknya auditor bagi perusahaan.

MINGGU PAGI

Sunday morning was the same until you left.
Minggu pagi selalu berarti menantimu tiba di depan rumahku sembari mengibarkan senyum tenang itu. Karena senyum khas milikmu, aku tak sabar menunggumu benar-benar berada di teras rumah. Sedari pagi aku merasa awan sangat putih dan langit begitu biru. Kakiku berjingkat gembira setiap kali masa ini tiba. Dan seperti pertama kali jatuh hati, aku membuatmu menunggu beberapa menit untuk mempraktikkan bagaimana aku akan menyapamu.

Tak seperti biasanya, kali ini matamu teramat binar. Kau beranjak dari kursi, menyapaku, tetapi tak kemudian melangkah. Kau kembali duduk usai melihatku merapikan langkah agar tak tampak terlalu girang. Bukankah seharusnya kita berjalan-jalan? Kau berujar kali ini ingin bercerita saja tentang seseorang yang selama ini kau jaga dalam sanubari. Sejujurnya ku sangka kau telah menghapusnya dari pikiranmu setelah bertahun-tahun berlalu. Kau berpendar terang ketika berucap telah berhasil mengumpulkan segenap keberanian untuk menghampirinya. Kau mengajakku berhenti bersama-sama di waktu yang paling ku tunggu dalam seminggu itu.

TAKUT

Ombak fasih bergulung-gulung
Meledekku yang tak melangkah ke arahmu
Deburannya hendak menyeretku berlayar
Menghampiri tempat dekat dengan jarak yang jauh: kau

Pasir yang melekat di telapak kakiku
Menjelma roda menyeretku ke hadapmu
Aku menahan putarannya
Ragu jenis rasa apa yang ingin terucap

INSOMNIA (5)

Adakah yang lebih terjaga di malam hari
Dari batin kesepian yang tak pernah senyap
Bunyi paling gaduh adalah akapela dalam pikiran
Hanya aku mendengar

LUCKY IN SINGAPORE

tired but happy faces of us
Hi, I’m back with my travelling journal. Such a shame I write it just now. Once again, better late than never, right? *perfect alibi

Tanggal 14 Februari kemarin saya untuk kedua kalinya membuktikan passport effect. I’m grateful that Mr. Rhenald Khasali's article influenced me to save my money to go abroad. Hmmm, meskipun Singapura, ini adalah langkah awal saya untuk melihat dunia yang lebih luas lagi.

Seperti biasa, saya pergi bersama partner in crime saya, Maul. Sama seperti sebelumnya kami juga menginap di rumah warga pribumi. Persis seperti yang lalu, kami menerapkan gaya travelling dengan budget pas-pasan sebut saja backpacking. Bedanya, kali ini kami sungguh beruntung. Keberuntungan macam apa yang kami dapat? Simak sampai selesai ya :)

Setiap pergi ke luar, saya selalu berniat menuliskan nilai-nilai yang bisa saya petik. Inilah pembelajaran dan pengalaman unik yang kami dapatkan dari negara singa itu:

AKU RAPOPO

Well, kinda late but today I realized that this "aku rapopo" is overly cute...

Biasanya saya nggak tertarik ikut-ikutan pake bahasa gaul yang lagi ramai diperbincangkan. Tapi kali ini saya kesengsem sama "aku rapopo". Gimana ya, selalu jadi senyum-senyum sendiri setiap denger frasa itu. Blame it on Dwiky, teman sebelah meja kerja saya--pengusung frasa Bahasa Jawa itu hingga menjadi begitu familiar di telinga saya.

SAJAK SEBATANG LISONG

Apakah artinya kesenian,
bila terpisah dari derita lingkungan
Apakah artinya berpikir,
bila terpisah dari masalah kehidupan
(Sajak Sebatang Lisong, W.S. Rendra)
Hari ini saya sedang diklat teknik audit berbantuan komputer (TABK) *gosh, it's difficult *my brain is about going to explode. Karena butuh pelarian *tsaah, di saat istirahat saya memutar deklamasi puisi yang selalu berhasil membuat saya merinding. Puisi itu berjudul "Sajak Sebatang Lisong" karya si merak, W.S. Rendra. Puisi yang dibacakan tanggal 19 Agustus 1977 di ITB ini bercerita tentang keadaan negara yang karut marut. Bahasanya nyleneh tetapi membius kita untuk mengangguk-angguk setuju. Selain ulung menulis, kita tahu bahwa Rendra juga begitu apik membacakan puisi. Maka jadilah saya mengangga dalam rasa kagum mendengar deklamasi sang penyair.

SONG OF THE DAY: UTOPIA-HOMOGENIC

Ku lihat dunia bernyanyi lagi (I see the world singing again)
Nada-nada tercipta mendamaikan bumi (Tones created conciliating the world)
Na na na na na na na na
Ku jelang hari (I move towards the day)
Na na na na na na na na
Ku jelang mimpi (I move towards the dream)
It's been a long time since I became Homogenic’s listener. This indie band is one of my Indonesian very favourite bands beside Efek Rumah Kaca. And today, Homogenic songs are on repeat on my playlist. I love Seringan Awan’s emotion. The part “Bila hadirmu buat hatiku seringan awan” (If your presence makes my heart as light as cloud) makes my heart absolutely light. I love “Best Day" for its catchy beat. “ Everyday is the best day for us. Can't you feel the atmosphere?” . And “Lirih” track, I don’t know but that virtual gamelan sound meet electro gives sacred and mysterious feeling. Hurrah, miss Dea, the synthesizer is cool! Enough here since I need to write about “Utopia” only. Yeah, I need different page if I have to talk about Homogenic itself. Hihi.

SONG OF THE DAY: I SOLD MY BED BUT NOT MY STEREO--CAPITAL CITIES

If we only have two things and need to sell one of it, which one do we sell? Stereo or bed?
“ Take a seat like a backbeat lover, mixed tapes and cushions on the floor. I sold my bed but not my stereo, I sold my bed but not my stereo.”
Last night, Mbak Ki and I talked about Capital Cities's song. She said, “I sold my bed but not my ipadchu” (she named her iPad ipadchu) and I was lol-ed at her statement. We were busy arguing which one we love more. Then I jokingly said, "If I have to choose, I’d love to save my stereo. Haha". I remember when people had their first salary on handphones, I bought a guitar and a speaker. Whenever I go out more than a day, I miss my speaker (yes. I'm a weirdo). I think I can sleep on the floor but I need to hear better bass and treble. So, I will sell my bed as long as my stereo is still on me. Haha, I'm kidding. I need a good sleep too -__-".  I think Mbak Ki would reject my opinion but she was agreed. She will sell her bed instead of her iPad (where she saved all the music she likes). Normal people don't answer the same way as these weirdos, seriously. LOL.

StudentsXCEOs Summit 2014

Morning faces: Zizah, me, and Arsa
Sabtu kemarin (1 Maret 2014), saya berkesempatan mengikuti acara StudentsxCEOs mewakili Yafindo. Dengan motivasi sampingan ketemu brondong pengajar cakep, saya berangkat pagi-pagi ke stasiun Juanda dan membeli tiket jurusan Depok. Ternyata sekarang naik kereta pake kartu. Yeeeeyyy *telat banget *iya udah denger ceritanya dari dulu tapi tetep mlongo pas menjalani sendiri. (dan lebih telatnya lagi ternyata saya punya kartu flash BCA yang nggak pernah saya pakai dan bisa buat naik kereta). Saya juga ngira bakal desek-desekan di kereta jadi saya nggak bawa laptop karena takut kecopetan. Ternyata keretanya sepiiii. LOL. Kalau saya mau guling-gulingan di dalem kereta pun bisa.
penampakan kartu yang saya maksud. Kursi di depan saya kosooong. LOL

#2NE1CRUSH



"It doesn't matter whether you come in last in the rank, just enjoy it.”- YG to CL, 2NE1’s leader.
YG, for many reasons hated by his own fans for making his artists worked so long in every single. Fans can't wait forever, right? But that “hate” feeling healed just after the album released. Haha, YG always being that perfectionist and that’s why we’re in love with music of YG artists. CL said that 2NE1 put a lot of thought on every song of the album. I think it's so true. Personally I can't choose one song I love more than the other. I agree that every song on Crush album is special, left nothing behind. The quality of it is enough to say 2NE1’s class is truly on a different level. Crush reaffirm my reasons for stanning YG artists. Day by day, YG definitely upgraded the state of the music industry.

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE