-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

27 Apr 2014

A TRIBUTE TO TITO VILLANOVA

  • April 27, 2014
  • by Nur Imroatun Sholihat
"He was football in its purest form - a man who had no enemies, really. He'd been in Barcelona a long time, so much so that in the juveniles he was coach of Gerard Pique, Cesc Fabregas, Lionel Messi. He was the first man to put Lionel Messi in the formation and the place on the pitch that he likes to play.”-Guillem Balague
27 April 2012. Saya masih ingat betul perasaan saya ketika Tito Villanova ditunjuk menjadi entrenador Barca menggantikan Pep Guardiola. Ada ragu yang menghantui sebab mungkin Barca baru saja beralih dari pelatih terbaiknya sepanjang masa. Bagaimana Barca harus berhadapan denga real Madrid yang saat itu dipegang oleh Jose Mourinho? Bagaimana saya tak khawatir. Tito pernah dicolok matanya oleh Mou. Saya takut Tito akan gentar tiap berpapasan dengan Mou yang menangani musuh terberat Barca. Tetapi sedikit kelegaan terselip lantaran Tito adalah asisten pelatih Pep yang tentu saja berarti gaya Barca tidak akan banyak berubah. Gaya yang hanya bisa dimiliki Barca: tiki-taka. Toh saya senang Tito yang dibesarkan Barca sejak kecil, bukan orang lain, yang akhirnya melatih Barca.

Persahabatan Pep-Tito yang erat terlihat dari hasil didikan mereka. Barca melawan teori bahwa bermain cantik dan menang adalah pilihan. Carles Puyol dkk mampu meraih keduanya. Kemudian Pep harus pergi karena alasan yang sampai saat ini belum jelas. Dia meninggalkan Tito sendirian di bench lapangan. Semua tidak semudah yang orang pikirkan. Tito sendiri tak yakin mengambil alih kepemimpinan dari Pep Guardiola yang telah mengubah Barca menjadi golden team. Tito pun bertanya kepada Pep apakah dia bisa menjadi pelatih Barca dan mendapat dukungan dari Pep.
19 Juli 2013. Saya masih ingat persis perasaan saya ketika Tito memutuskan untuk berhenti melatih Barca. Kanker yang menyerangnya membuatnya harus meninggalkan lapangan hijau. Barca baru saja stabil pasca ditinggal Pep, kini Tito yang harus pergi. Jika di awal saya hanya sedikit ragu akan kepelatihan Tito, maka saat dia meninggalkan kursi pelatih saya justru dipenuhi keraguan. Siapa lagi yang hendak menggantikannya?

Sementara kembalinya Pep Guardiola ke Barca terasa mustahil karena Bayern Muenchen mengumumkan Pep sebagai pelatih. anyarnya. Tim ini sebelumnya memukul Barca 0-7 di Liga Champions. Perih.

Tito berjuang melawan penyakit hingga tersiar berita Beliau meninggal kemarin. I thought I’ll be okay but ended up teary. How I miss the old Barca. How I miss the players hugged Pep/Tito. Saya merindukan strategi lama yang membuat Barca begitu perkasa di lapangan. Saya merindukan permainan cantik Barca sekalipun menang atau kalah. Saya merindukan ketenangan dua pelatih asli La Masia itu di lapangan. Saya, benar-benar tak gelisah Barca kalah, tapi saya khawatir tak ada lagi Barca yang bermain dengan semangat anak-anak yang takut kehilangan bola.

Sejujurnya saya penasaran bagaimana perasaan Pep yang dibesarkan di akademi Barca, membela Barca, hingga melatih Barca terhadap meninggalnya sahabat baiknya, Tito. Jauh di dasar hatinya, saya yakin hatinya tertinggal di Barca. Dua orang yang terlahir dengan darah Blaugrana, saya merindukan kalian berdua. Saya yakin Guardiola saat ini juga tengah menangis kehilangan seseorang yang berkawan baik dengannya sejak muda.

Dunia sepakbola kembali berduka kehilangan salah satu tokoh terbaiknya. Goodbye, Tito. We’ll always love you. You stay in Barca’s heart forever.            
---------------------
image source: bbc.co.uk

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE