DO RE MI FA SOL LA SI
- August 15, 2014
- by Nur Imroatun Sholihat
Do Re Mi Fa Sol
La Si. Dia memanggilku dengan bunyi yang semakin tinggi. Si La Sol Fa Mi Re Do.
Ketika ku dekati suaranya merendah. Dia selaksa pengharapan. Tatkala jauh dia
memanggil dengan nada yang nyaring. Tetapi semakin tak berjarak aku padanya,
suaranya samar dan seolah tak jelas berasal dari mana. Kosong. Bunyi tak berujung
mengecohku untuk ke sekian kali. Berulang-ulang ku katakan ini kali terakhir
aku mempercayai tipuannya. Namun, berbekal suara tipis itu keesokan harinya aku
kembali menjelajah permukaan bumi untuk menghampirinya.
Aku tidak bisa
menyalahkan suaranya yang entah nyata atau semu. Aku dalam perangkap
pikiranku sendiri berkeyakinan suara itu jua menelusuri daratan untuk
menemukanku. Aku membiarkan diriku bersandar pada perahu yang menenggelamkan.
Aku mengabaikan kenyataan bahwa aku dipeluk angan yang tak pernah ku kenali
wajahnya.
Pada akhirnya,
aku seperti ada di dalam pencarian yang tak memiliki tujuan terarah. Aku hanya
berkelana tanpa pernah menemukan apa-apa. Aku berpura-pura berjumpa dan
bercakap-cakap padahal yang ku jumpai adalah angan yang sedari lama telah
bersamaku. Mungkin dia juga terusik bunyi memanggil-manggil yang ku
tembangkan. Apakah nyanyianku juga melirih di tengah hiruk pikuk lagu yang
berebut terdengar ketika dia mencariku?
Barangkali suara
itu nyata, waktu kami saja yang tidak pernah bertemu. Detik kita tidak pernah
bersedia berpapasan. Kami berjalan di lintasan yang tak pernah bersimpangan. Hari
kami berjalan pada kalender nan berbeda. Waktu kami didesain masing-masing dan saling
dirahasiakan. Kami berjanji bersua pada masa nun satu tetapi hitungan kalender
yang tak serupa. Sementara aku tidak
pernah tahu kalendernya yang mana, mungkin dia juga tidak pernah tergerak untuk melihat bagaimana
bentuk kalenderku.
Meskipun
demikian dia tak perlu sedikit pun khawatir. Aku masih akan tetap menyusuri
jalanan mencarinya. Aku dan kebodohan permanen yang melekat dalam tubuhku tidak
pernah mengeluhkan suaranya. Semuanya terasa adil kecuali kenyataan dia
bernyanyi dengan nada Do Re Mi Fa Sol La Si tetapi berwujud kidung Si La Sol Fa
Mi Re Do. Jika dia tak berujar perpisahan, aku tak berniat berucap selamat tinggal.
----------------
(Dalam kalender yang diperlambat)
image source: here
0 Comments:
Post a Comment