DALAM DOAKU
- February 19, 2015
- by Nur Imroatun Sholihat
Aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu.- Dalam Doaku, Sapardi Djoko Damono.
Tuhan yang ku hampiri dalam lima
waktuku, ada doa yang kubisikkan melalui semesta semenjak mataku terbuka. Doa tak
putus-putus itu memohon Engkau melindunginya yang belum kulihat sepanjang
waktu ini. Aku belum merasai keberadaannya tetapi yakin di antara bermilyar
manusia yang hidup di dunia--dia ada. Engkau yang abadi terjaga dan menjaga,
berikan dia kemudahan dalam langkahnya.
Tuhan yang mengatur pergerakan
bumi terhadap matahari, di bawah terik mentari aku gembira menyambut masa
depanku dengannya. Aku melihat bayangannya seolah tengah berjalan di sampingku.
Senyumnya di bawah mentari mungkin tidaklah seberapa dibanding terang yang
menyala di hatiku karenanya. Jagalah
dia yang belum berada di jangkauan mata hingga dia menjadi seseorangku. Limpahkan rezeki kepadanya yang akan
bersamaku mengumpulkan nikmat-Mu di hari yang akan datang.
Di sore hari, aku mengangankannya
berpendar seperti langit jingga. Aku menundukkan kepala dan berkomat-kamit
meminta Engkau menganugerahkan kesehatan baginya. Hindarkan dia dari penyakit, petaka,
dan musibah. Kawal batinnya agar senantiasa bersyukur atas hal-hal yang Engkau
tetapkan padanya. Tolong jua sisipkan dalam hatinya bahwa seseorang tengah tak
henti bersyukur atas keberadaannya.
Dalam magribku yang singkat aku menunggu
malam sembari menuturkan pengharapan kepada-Mu. Aku mengangkat kedua tanganku
dan menangkupkan doa yang panjangnya laksana cerita berlembar-lembar. Engkau
yang memelihara kehidupan, lingkupi dia dengan kebaikan-kebaikan. Tuhan pemilik segala kebaikan, dia baik-baik saja di sana, bukan?
Saat aku hendak terlelap, aku
masih tak lupa mendoakannya. Di dalam tidurku dia adalah semangat untuk hari
esokku. Hadiahkanlah istirahat yang indah baginya. Semailah kedamaian di batinnya dan kebahagiaan di pikirannya. Peluk dia di malamnya yang dingin dan sepi agar
dia tak merasa sendiri. Dalam hening malam yang berkaca-kaca aku memohon
semoga kami segera sampai di jalan persuaan.
Aku yang papa ini hanya bisa berdoa kepada-Mu, Tuhan.
Aku yang papa ini hanya bisa berdoa kepada-Mu, Tuhan.
--------------
(Terinspirasi dari Dalam
Doaku-Sapardi Djoko Damono. Just because I love this poem too much. Meskipun
terinspirasi darinya, sungguh tulisan ini tidak ada apa-apanya dibanding puisi
Dalam Doaku.)
image source: syuscalow.deviantart.com
image source: syuscalow.deviantart.com
0 Comments:
Post a Comment