Kau mengambil lakon yang berlainan di nyata dan ilusiku
Aku tak bisa mengingat kapan terakhir kali kita bersua
Seberapa jauh kita di dunia nyata
Di dalam nyata, kau hanya satu dari sekian ratus orang
yang berlalu-lalang
Kita justru kerap berpapasan di dalam tidurku
Selalu mengambil naskah dalam pementasan mimpiku
Kadangkala kau menyamar pohon rimbun di latar hutan
Kadang kau hanya terdiam di sudut ruangan
Mengamati gerak-gerik mimpiku
Tak jarang kau berjalan santai di kejauhan sana
Tempat yang tak mungkin kaki-kakiku hampiri
Lalu apa gunanya kau sesekali memanggilku dengan gerakan
tangan lalu menghilang begitu saja
Terakhir, kau terlihat duduk santai membaca koran di ruang
tamu rumahku
Pemeran tanpa dialog ataupun monolog
Sebetulnya saya hanyalah seorang yang tersesat ke dunia teknologi
informasi. Mulanya, saya teramat awan tentang segala seluk beluk TI. Kemudian
saya terpaksa mencicipinya karena saya harus menjalankan pekerjaan yang
diberikan kepada saya termasuk tentang jaringan. Ngomong-ngomong soal jaringan,
jaringan di kantor saya menggunakan banyak perangkat CISCO. Di sinilah semua
bermula.
CCNA
Nur Imroatun Sholihat
May 22, 2015
source: http://raun.deviantart.com/ |
Belum lama ini saya memposting
tulisan berjudul Singgah 5. I really want to share what happened around that short story since it seemed special to me. Tulisan itu berawal saat saya terkena penyakit
cacar beberapa waktu yang lalu. Sembari mengantri panjang di Puskesmas, saya
mencoret-coret buku catatan yang saya bawa. Saya hendak menulis cerpen lain
tetapi entah mengapa cerpen ini terdengar seperti lanjutan dari Singgah 4.
Akhirnya saya membulatkan tekat untuk menulis Singgah 5. Bagi saya, menulis seri kelima dari Singgah bukanlah sesuatu yang mudah. Saya sudah tidak berada dalam suasana
hati di mana cerpen Singgah ditulis. Selain itu, saya harus mencari cara melanjutkan Singgah yang telah saya akhiri itu dengan sesuatu yang tetap
menarik. Diceritakan di Singgah 4 bahwa tokoh aku telah berucap selamat tinggal. "Bagaimana meneruskan cerita ketika kita sudah berucap selamat tinggal?" Pertanyaan itu mengelilingi otak saya selama Singgah 5 ditulis.
IMZ’S DIARY 13052015
Nur Imroatun Sholihat
May 13, 2015
Setahun berlalu
sejak aku terakhir kali berziarah ke tempat pembaringanmu. Ketika aku melintasi
kamar tempat dulu kau tertidur panjang, ada nyeri yang terlalu gelap untuk
disebut sebuah emosi. Aku tak tahu apakah aku sanggup singgah ke kamar itu seandainya pun kau masih di sana. Langit masih abu-abu hari ini. Dahan tua di samping kamar
itu menua. Aku masih membayangkan
keranjang pesanku utuh tergeletak di meja kamar itu. Semenjak kau terlelap teramat
nyenyak, aku gentar pada koridor panjang yang tengah ku lintasi ini. Aku takut
karena aku kembali bisa mendengar harapan, doa, tangis, dan kepasrahan yang
menggantung di langit-langit rumah sakit. Dalam ketiadaan derit napasmu, aku
bisa mendengar tangisku sendiri.
SINGGAH 5
Nur Imroatun Sholihat
May 11, 2015
Nur Imroatun Sholihat
May 06, 2015
Have you ever feel after you defended yourself many times, at the end of day, you 're so defeated to the point you have to admit that you’re a total loser?
Big Bang dropped their newest
songs called Bae Bae and Loser. Between the two, I’m into Loser more as the
melancholy hip hop track was like speaking to me. Bae Bae is a mid-tempo track with cool snares sound and
Loser is a ballad with a slow tempo song. While Bae Bae sounds playful-cheerful, Loser has a dark
atmosphere and is emotional. I think I can relate to this RnB-with-hip hop-touch song. As soon as I heard this song, I keep singing the
lyrics especially the “loser, loner, a coward who pretends to be tough” part that easily stuck in my mind. Big Bang
really matured now. Their songs aren’t the fancy, flashy, upbeat songs but songs
that tell the reality. The honest and sincere lyrics can touch the listener’s heart and yes Big
Bang did it on me.
SONG OF THE DAY: BIG BANG’S LOSER
Nur Imroatun Sholihat
May 04, 2015