-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

5 Sept 2015

PERGANTIAN HARI

  • September 05, 2015
  • by Nur Imroatun Sholihat
Aku tahu pertengahan malam ini kau tengah mendoakanku. Kau pernah berujar bahwa kau memang tidak mengucapkannya tetapi kau terjaga di tengah malam mendoakan seseorang yang berganti angka. Di pergantian hari ini kau pasti meminta hal-hal baik untukku. Aku percaya itu meskipun tak pernah berani menanyakan kebenarannya.

Di pergantian hari ini, aku melihat air mata yang memantul dari kaca. Aku bertekad mengucapkan selamat tinggal pada tangis tak berkesudahan. Wajah ini tidak seharusnya teraliri air mata setiap hari. Aku tak bisa hidup seolah-olah aku tak berdaya bertahan di tengah kehidupan. Aku harus memulai hitungan yang baru mulai besok dan aku tak ingin menapakinya dengan aku yang sama.

Aku selalu berpikir bahwa kita adalah sepasang hati yang terpisah raga. Kita saling mengerti perasaan masing-masing tanpa perlu berucap kata. Reaksi kita terhadap segala sesuatu hampir selalu selaras. Itulah sebabnya kita saling memahami dalam diam. Namun, ada satu perasaan yang tidak bisa kubaca darimu. Ironi sekali sebab itu adalah perasaan yang paling ingin kutahu. Aku membutuhkan waktu begitu lama untuk tersadar bahwa pikiran kita tidak terhubung seperti yang kuduga sebelumnya. Kita tetaplah raga yang berbeda dengan pikiran yang tidak terbaca sementara kemiripan yang terjadi di antara kita hanyalah sekelumit bagian yang tidak benar-benar penting untuk diceritakan.

Aku tahu kau selalu berbahagia dengan kehidupanmu. Aku juga tahu bahwa kau berpikir aku selalu berbahagia dengan kehidupanku. Hal itu saja sebenarnya cukup membuktikan bahwa kau tidak bisa membaca pikiranku. Kau yang melihatku tersenyum di siang hari tidak akan pernah menyangka sudut mataku begitu sarat di malam hari. Kita sungguh berbeda tetapi aku selalu membodohi diriku dengan berkata kita sama.

Aku pernah beranggapan bahwa kita adalah sepasang rasa yang sama. Kita akan menjadi pendukung terbesar satu sama lain. Kenyataannya kita adalah bakal sepasang yang tidak pernah menjadi sepasang. Kita adalah harapan yang harus kuakhiri di pergantian hari ini. Mulai esok, kau tak perlu khawatir aku berusaha mewujudkan harapan tersebut melompat ke dunia nyata. Setelah lewat tengah malam nanti, aku akan melepaskan semua harapan yang mengikat kakiku dari pergerakan. Aku berpindah dari segala hal yang harus ku tinggalkan tak terkecuali kau.

Akhirnya hari yang pernah ku takutkan terjadi hari ini. Tanggal di kalender sudah berganti. Aku tidak akan menyebutmu lagi. Selamat tinggal, harapan. Meskipun kita tidak pernah menjadi sepasang, di tanggal yang sama setiap tahunnya, aku masih berharap kau mendoakanku seperti biasa, Aku juga akan melakukan hal yang sama.

Telah tiba hari di mana kehidupanku berjalan dengan biasa tanpa kau dalam senarai impian. Aku belum bisa memastikan apakah aku akan semakin mudah tersenyum atau tidak. Aku akan berusaha sekuat tenaga melawan rasa penyesalan.

Di hari aku melepaskan genggaman tanganku dari perasaan ini, aku menganggap perasaan yang serupa tidak lagi demikian penting.
-------
image source: nurseryworld.co.uk

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE