-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

21 May 2016

MENYOAL PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DI INDONESIA

  • May 21, 2016
  • by Nur Imroatun Sholihat
So, this morning my class attended a general lecture by Mr. Binsar H. Simandjuntak (Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pembangunan Manusia, dan Kebudayaan). He presented (arguably) most talked current issue in accounting: Accrual Basis Accounting Implementation in Indonesia. So, I wrote down the summary of his presentation and my opinion about it.

A brief introduction why accrual basis being this important, beside the benefits of implementing this method, is what our state finance law (UU no 17/2003) said: Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Sedangkan belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Dengan demikian segala hak sepanjang sudah bisa diakui tetap harus dilakukan pengakuan. Demikian juga dengan belanja negara. Selama kewajibannya sudah muncul maka perlu diakui sesegera mungkin. Dengan demikian, undang-undang ini mengamanatkan basis akrual: penyandingan pendapatan dan biaya pada periode di saat terjadinya, bukan pencatatan pada saat pendapatan tersebut diterima ataupun biaya tersebut dibayarkan.

Di Indonesia sendiri, metode akuntansi ini baru benar-benar diterapkan di tahun 2015, setelah sebelumnya selama kurun waktu 2004-2014 menerapkan cash towards accrual basis. Within the full implementation of accrual basis, accrual information on revenues, expenditures, assets, liabilities, and equities must be reported. Batas waktu penerapan basis akrual diatur dalam PP No 71/2010 yaitu 2015, dengan maksud memberi masa transisi selama 2010-2014.

Keuntungan dari penerapan akrual basis sendiri antara lain:
  1. Memberi gambaran yang lebih akurat dan komprehensif atas kondisi keuangan organisasi
  2. Menghasilkan informasi keuangan yang lebih akurat demi mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik
Accrual basis accounting diatur dalam IPSAS (International Public Sector Accounting Standard), sebuah standar yang menjadi rujukan dan diturunkan menjadi standar di masing-masing negara yang menerapkan accrual basis. Andreas Bergmann, Former Chairman of IPSAS Board, pernah secara langsung meneliti penerapan basis akrual di Indonesia dibanding IPSAS dengan mempertimbangkan local wisdom. The result was, our implementation had small gap only with IPSAS.

Tantangan dalam penerapan accrual basis diidentifikasi sebagai berikut:
  1. Resistensi organisasi terhadap basis akrual dan kekurangnya komitmen dari stakeholders
  2. Undang-undang dan peraturan teknis yang menjadi payung hukum akuntansi berbasis akrual perlu disempurnakan
  3. Minimnya sumber daya yang menguasai akuntansi basis akrual di organisasi
  4. Perlunya sistem informasi yang terintegrasi dan mendukung pelaksanaan accrual basi
Menanggapi tantangan tersebut, inilah key success factors penerapan accrual basis:
  1. Transition period  (Each and every change need transition indeed)
  2. Change management (I think it means an urgency of change management allignment so the transition goes smooth) and stakeholders commitment
  3. Alignment of IGAS (International Government Accounting Standard) with other regulations and business processes
  4. Recruitment, placement, rotation, and capacity building of accounting employees
  5. Development of integrated financial management information system
Saya setuju bahwa penerapan accrual basis accounting telah menjadi sebuah kewajiban dalam pengelolaan keuangan negara agar terwujud laporan keuangan yang lebih akurat dan informatif. Diharapkan pengambilan keputusan menyangkut keuangan negara adalah keputusan berlandaskan informasi yang lebih akurat dan komprehensif. Tentu terdapat banyak sekali tantangan—demikian hukum alam perubahan: tantangan selalu menjadi kawan dari perubahan. Menurut saya, hal yang sangat krusial untuk dipersiapkan adalah sumber daya manusia yang handal sebab akuntansi berbasis akrual memang jauh lebih kompleks dibanding basis kas (cash basis). Sudah semestinya, universitas mempersiapkan lulusannya agar dapat menjadi garda penerapan akuntansi basis akrual. Demikian juga dengan pegawai yang menangani akuntansi, diperlukan pelatihan dan pendidikan agar dapat menerapkan basis akrual di organisasi masing-masing dengan benar. Semoga keuangan negara akan semakin handal dan tepercaya dengan telah dimulainya implementasi akuntansi basis akrual di tahun 2015. It always be our wish, right?

Terakhir, saya ingin mengutip kalimat bijak dari Pak Binsar, yang mengingatkan kita betapa pentingnya beradaptasi terhadap perubahan.

Jangan tersapu oleh perubahan tetapi justru berlayarlah di atasnya.”- Binsar H. Simandjuntak

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE