STITCHERY
- November 22, 2016
- by Nur Imroatun Sholihat
Beberapa hari
yang lalu saya menerima sebuah paket kejutan dari sahabat saya, Resa Tri Putranto, yang
isinya buku tebal tentang merajut. Dia pasti diam-diam menertawakan saya yang sedang belajar kegiatan feminim itu. Well, my unladylikeness is too obvious.
Haha. Lagi pula sudah beberapa minggu ini saya nggak ngrajut *ketawa miris.
Berasa ketabok banget kan dikasih buku “The Complete Encyclopedia of Stitchery”.
Anyway, the aforementioned book is awesome ❤. As the title, it offered
full-package lore about crocheting. I
appreciate it so much, Res. I’ll learn about crocheting even deeper from now on
*forced laugh *he must be giggling for the trying-to-be-feminine me
(Anyway, saya baru tahu kalau istilah merajut bukan hanya crochet atau knit tapi
juga stitchery. Dan kalau denger kata “stitchery” yang melintas di kepala saya
adalah lagu Stitches-nya Shawn Mendes. I’ll
be needing stitches *abaikan.)
Setelah merajut
beberapa rajutan, saya semakin percaya bahwa merajut adalah kegiatan yang membawa
dampak positif. Saya belajar untuk tidak memburu-buru hal yang memang
memerlukan waktu untuk terselesaikan. Setiap rajutan dibuat dengan kesabaran. Perjalanan lamban yang harus dilalui sebuah rajutan menjadikannya spesial di hati perajutnya. Sekalipun rajutan saya berantakan, saya masih dengan senang hati
menyebutnya indah karena proses yang saya lewati untuk mewujudkannya.
Oh ya, jika di
rajutan sebelumnya saya bermain dengan satu warna, kali ini saya mulai bermain
dengan beberapa warna. If you can play it colourful, why play with single
colour? Hehe. Here are some of my crochets. As usual, excuse me for they aren’t even presentable. Hahaha :)
ceritanya mau bikin taplak tapi belum jadi :( |
0 Comments:
Post a Comment