FEAR
- August 10, 2017
- by Nur Imroatun Sholihat
source: pinterest.com |
Rumah selalu berarti akar bagi
saya. Tempat di mana saya diingatkan tentang tujuan-tujuan saya. Tempat di mana
saya kembali mengatur langkah setelah kehilangan arah dan lelah. Tempat di mana
saya diingatkan darimana saya berasal serta langkah permulaan perjuangan.
Tempat di mana saya mengetahui bahwa rasa susah payah adalah sesuatu yang
membesarkan saya. Saya menjadi seseorang yang cukup kuat (menurut pandangan
saya) karena saya dibesarkan bersama kesulitan. And now I realized, hardship
was what made me moving forward.
So when all the old memories coming
back in my mind, I remember this song. Song Mino menulis lagu ini untuk
mencurahkan kisah perjuangan 6 tahun dalam kegagalan untuk kemudian berdiri
menceritakan rasa takut yang mendera hari-harinya. The song entitled “Fear” by
Song Mino featuring Taeyang was first performed on the most-talked hip hop
competition “Show Me The Money” Season 4.
“When I looked back, I had come
farther that I thought. I was alone. I suddenly feared. When I looked at
myself, I don’t know I was exhausted. I was lonely. I suddenly feared.”
Akhir-akhir ini, lirik ini
benar-benar menggambarkan hidup saya. Saya telah melangkah lebih jauh dari
cita-cita yang berani saya impikan dulu. Saya mulanya adalah seorang perempuan
biasa di sebuah desa kecil yang kerap kali menulis mimpinya di buku harian lalu
tertawa karena semua terdengar omong kosong bagi seseorang seperti saya. Segala
puji kepada-Nya yang terus menakdirkan kekuatan hati untuk saya. Ada banyak
sekali momen saya takut untuk sekadar menegakkan badan. Saya khawatir menatap
ke depan yang riuh rendah dengan segala ujian. Saya ragu-ragu hendak ke mana
dan bagaimana. Dan terlebih dari itu, saya merasa sendiri dan tak berkawan
melintasi jalanan yang panjang. Dan setelah langkah yang jauh ini, saya ingin
menengok ke belakang melihat titik start saya.
“When you become confused,
just like you’ve done so far, just go. Do what you do, you know yourself. You
practiced around a few thousand times. Broke down once or twice, now it’s
nothing. Opportunity has always meant, you know it. Standing up again at life’s
crisis.”
Adalah nasihat saya pada diri saya
sendiri: teruslah berjalan sekali pun kebingungan. Tersandung dan tersungkur
telah menjadi hal yang lumrah bagimu bukan? Maka kau hanya perlu berdiri lagi
seperti biasanya. Kau telah menghadapi beribu ujian dan kau masih hidup bukan?
You’ll survive the difficulties in front of you, as usual. Hei diri yang sering
mengeluh dan menangis, berdirilah sekalipun berada dalam masa-masa tersulit.
“Don’t stop, you have lots to do.
Look at the photo of your parents who look after you. You’re your dongsaeng’s
(younger sibling’s—red.) mirror as well as your family’s star. I must not sleep
so that they can sleep comfortably.
Bukankah kita semua adalah panutan
dari adik dan harapan dari keluarga? Bagaimana pun keadaan kita. Kita adalah
cahaya bagi keluarga kita. Berjuanglah lebih giat karena kita ingin
membahagiakan mereka. Kita harus berjuang untuk bisa memberikan kehidupan yang
lebih baik kepada keluarga kita. Mino bahkan menggunakan majas “aku tak boleh
tidur supaya keluargaku bisa tidur dengan nyaman.”. Ya, setiap anak pasti ingin
membahagiakan orang tua dan keluarganya, bukan? Berjuang keras untuk
membahagiakan keluarga bukanlah suatu yang istimewa. Itu adalah kewajiban
setiap anak. Bahkan jika harus sampai tak tidur sekalipun jangan
gentar melakukan sesuatu untuk kebahagiaan orang-orang yang kita sayangi.
“When I didn’t want to see
anything, I forced my eyes open because I just feared. Because I suddenly
became afraid. When I didn’t want to speak, I purposely raised my voice because
there’s no other reason. I feared. I feared.”
Ketika merasa takut, tetaplah
melangkah. Melangkahlah sekalipun ketakutan. Sebab mungkin setelah perjalanan
yang teramat sulit ini, terdapat kepingan takdir kebaikan untuk kita. Ketika
kita tak berani berbicara, keraskanlah suara. Jika ada yang harus diutarakan,
biarkan suara kita terdengar.
“I said it like habit ‘I always
trust myself’, ‘there’s no opponent’ but enemy was in the mirror. I must’ve
lost my mind because of continuous fight. I killed myself….I dug at one place
to the point of death. The fact that this might become my grave scares me.”
This part is my favorite. Terus
melangkah menuju satu titik yang belum pasti menjawab harapan kita (yang siapa
tau, bisa saja justru mengubur kita dalam-dalam) tentu mengerikan. But, if we
never tried, will we get our dreams answered? Musuh kita hanyalah diri kita
sendiri. Taklukkan ketakutan dalam diri dan melangkahlah. Lirik ini sebenarnya
adalah cerita pribadi Mino yang terus-menerus mencoba menjadi rapper dan selama
6 tahun terus mengalami kegagalan. Dia bahkan khawatir jika jalan yang dia
tempuh ternyata hanya mengantarkannya pada kehancuran. As someone who has been
paying attention to his journey since the very start, these lyrics are crazily
emotional.
“Father, if you’re looking at me,
tell me the answer. I’m much too young and fragile to be an adult.”
Bapak, kini saat aku telah berdiri
dengan kakiku sendiri, aku tahu betapa sulit perjuanganmu. Maka beri tahu aku
bagaimana agar aku bisa menjadi bersabar dan tidak pernah mengeluh sepertimu.
“I’ll receive consolation just
until today and from tomorrow, I’ll be mature instead of being a coward.”
Mulai sekarang, saya akan berhenti
menerima penghiburan dan menjadi dewasa ketimbang menjadi seorang pengecut.
Mulai sekarang, aku akan berhenti merasa tengah diciderai takdir setiap kali
kegagalan menimpaku. Aku akan menghadapinya dengan sekuat tenaga. Aku tak akan
menjadi pengecut yang bersembunyi lagi. Aku telah melewati ribuan kesulitan dan
aku tahu ribuan lainnya tengah menantiku. Lalu apa yang bisa aku lakukan selain
memberanikan diri dan menyimpan rasa takut rapat-rapat?
-------------
(Heavily inspired by the story of
“Fear” by Song Mino and Taeyang.)
0 Comments:
Post a Comment