source: skillsdynamix.com |
Hello! Saya
baru saja mengikuti ujian Certified Associate in Project Management (CAPM). Little did I know, persiapan ujian ini bakal paling berdarah-darah dari semua ujian yang
pernah saya ikuti. Bagaimana tidak. Saya tidak memiliki pijakan yang kuat dalam
project management. Secara praktik,
saya belum pernah mengelola sebuah proyek dan secara teori saya juga belum
pernah mempelajarinya sebelumnya. Tak jarang
saya melongo saat mempelajari materi sebab kesulitan mencernanya. Setelah
berjuang dengan persiapan intens selama 2 minggu (minus training), akhirnya saya
mengikuti ujian sertifikasi yang dikeluarkan oleh Project Management Institute
(PMI) itu pada tanggal 27 Desember kemarin. Alhamdulillah saya berhasil
melewati ujian tersebut dan membawa pulang gelar CAPM. Saya ingin berbagi bagaimana
saya mempersiapkan ujian CAPM dalam 2 minggu siapa tau bisa membantu
rekan-rekan yang ingin mengikuti ujian yang sama. Jadi inilah hal-hal yang saya
lakukan:
PART #4: HEARTBEAT
source: trackblasters.com |
“Hmmm hmmm hmmm hmmmm.”
Naura bergumam lirih. You're the one who makes me happy when everything else turns to grey1
“Lagu apa sih, Nau?” Galen yang baru saja datang menatap Naura yang sedang serius menulis script untuk siaran.
Menyadari Naura tidak
mendengar ucapannya, Galen yang duduk agak jauh bergeser mendekat mengambil earphone sebelah kiri perempuan itu
kemudian memasangnya di telinga kirinya. Naura sontak menoleh ke arah seseorang
yang mengambil earphone-nya itu.
LIMA KISAH
Nur Imroatun Sholihat
December 28, 2018
image source: Chalk (Iranian Short Movie)
Ibu, dari jendela ruang kerjaku
Aku melihat awan putih yang melengkung bak tersenyum
Aku percaya itu dirimu
Tengah menarik pundakku yang tertunduk
Agar tegak kembali
Dari kesepian yang mendera
Sebab hari-hari panjang yang meremukkan
|
SAMPAIKAN INI KEPADA IBUKU
Nur Imroatun Sholihat
December 21, 2018
PART 3: FRIENDS
source: trackblasters.com |
“Saya
Madhara Hadinata. Panggil aja Madha.” Pria yang berdiri di sebelah Naura
memperkenalkan dirinya.
“Mada? Gajah
Mada? Yang nama sumpahnya jadi nama satelit telekomunikasi pertama di
Indonesia?” Naura melempar candaan.
“Beda. Madha
pake 'H'.” Madha meralat Naura seolah meralat adalah hobinya. Naura hanya tertawa yang terdengar tanpa suara di tengah riuh hujan.
“Semua anak ilkom tuh seserius ini ya?” Naura memperhatikan reaksi
seseorang yang memegangi payungnya saat ini. Pria yang tangan kanannya memeluk
tas punggungnya itu hanya mengangguk tanpa menoleh ke arah Naura.
LIMA KISAH
Nur Imroatun Sholihat
December 17, 2018
PART 2: PRIA TAK BERKAUS KAKI
source: trackblasters.com |
(28 Januari 2011)
“Ah, aku lupa pake kaos kaki.” Pria berkemeja batik itu berbicara lirih kepada temannya.
Naura yang sedang serius membaca script siaran di ruang tunggu DASA Radio mau tak mau melirik ke arah kaki pria yang duduk di seberangnya itu. Actually he looked fine without socks. Naura bergumam dalam hati kemudian kembali mempelajari lembar-lembar kertas di tangannya.
“Cuma wawancara radio kali, Len.” Jawab pria yang duduk di sebelahnya. Keduanya sama-sama memakai batik dengan bawahan celana jeans dan sneakers. Bedanya pria yang kali ini berbicara memakai kaos kaki. Mereka pun mengobrol ke sana ke mari--sebagian besar tentang materi kuliah akuntansi. Mereka menertawakan soal yang tidak selesai mereka kerjakan, jawaban yang berbeda dan tidak bisa mereka yakini mana yang benar, dan segala obrolan yang asing bagi Naura. Dari cara mereka tertawa bersama saja siapapun dapat langsung menyadari betapa akrabnya mereka.
“Mas Galen, Mas Faris,” Ayu, penyiar DASA Radio yang muncul dari dalam studio menyapa kedua pria yang baru beberapa menit yang lalu membahas kaos kaki itu. “Boleh masuk dulu. Setengah jam lagi kita on air ya.” Ayu mempersilahkan dengan senyum ramahnya. Dia menoleh begitu menyadari rekan penyiarnya juga ada di ruang tunggu tersebut.
LIMA KISAH
Nur Imroatun Sholihat
December 08, 2018
PART 1: YESTERDAY ONCE MORE
source: trackblasters.com |
Jarum jam di tanganku
telah menunjukkan pukul 09:45 malam. Untuk mengusir kantuk yang mendera seusai
seharian bekerja, aku menyalakan mp3 player di mobilku. Hanya ada beberapa lagu
di playlist itu. Di antara beberapa lagu itu, ada satu lagu yang selalu aku putar
berkali-kali setiap aku menyetir. Pikiranku malam ini melayang mundur ke masa
aku secara tak sengaja mendengarkan lagu ini kemudian menjadikannya lagu
kesukaanku sampai saat ini.
“Those old melodies still sound so good to me
as they melt the years away”
LIMA KISAH
Nur Imroatun Sholihat
November 25, 2018
image source: sueysbooks.blogspot.com |
“Some people believe they are born with an invisible red string tied around their little finger… The string is tied to a person they’re destined to be with. However, it’s hard finding out who is the person at the other end. The string is as tangled as the number of people tied together. As we untangle it, we get to see our fate. If the red string of fate really exists, where will mine end?” – Reply 1997
Saya baru saja selesai menonton Reply 1997. Butuh waktu 2 tahun sejak menonton seri Reply lainnya yaitu Reply 1988 sampai akhirnya saya tergerak untuk menonton Reply 1997. Jujur saja, saya sangat menyukai karya sang penulis skenario, Lee Woo Jung. Jika saya ditanya apa drama favorit saya, jawabannya tak lain Reply 1988. Tetapi karena cukup terpukul dengan ending ceritanya, saya memilih untuk mengambil jeda sebelum menonton Reply lainnya. Long story short, minggu lalu, tak sengaja saya menemukan video clip All For You (Seo In Guk ft Eunji) yang merupakan salah satu soundtrack Reply 1997. Tiba-tiba saya ingin menonton drama tersebut dan kembali mengatakan: Lee Woo Jung adalah penulis skenario yang ingin saya curi kemampuan menulisnya.
REPLY 1997
Nur Imroatun Sholihat
November 02, 2018
source: emilysquotes.com |
Patience (by Lang Leav)
Patience and Love agreed to meet at a set time and place; beneath the twenty-third tree in the olive orchard. Patience arrived promptly and waited. She checked her watch every so often but still, there was no sign of Love.
Was it the twenty-third tree or the fifty-sixth? She wondered and decided to check, just in case. As she made her way over to the fifty-sixth tree, Love arrived at twenty-three, where Patience was noticeably absent.
WHAT YOU SEEK IS SEEKING YOU
Nur Imroatun Sholihat
October 04, 2018
source: tenor.com |
Aku berdoa agar diriku terhadap takdir-Mu, Tuhanku, seperti juni terhadap hujan.
Aku meminta padamu, Tuhanku, semoga perasaanku pada takdir-Mu laksana “Hujan Bulan Juni” milik Sapardi Djoko Damono. Sekalipun yang diminta tidak pernah menampakkan wujudnya, aku akan menggenggam segenap keluh kesah di sudut keheningan. Seandainya pun yang diharapkan tidak pernah datang, aku akan menyimpan seluruh kerinduan layaknya juni merahasiakan penantiannya pada hujan.
HUJAN BULAN JUNI
Nur Imroatun Sholihat
September 21, 2018
PART 1: CROSSED YOUR PATH
source: pixabay.com |
Ga, msh di kosan? Ke kosanku bentar sih ambilin buku etika komunikasi di meja. Bilang aja sama bu kos buat bukain kamarku :)
Pasrah spt biasa kl disuruh. Bntr ya Dar. Haha
Ditunggu di kantin fisip ya. Thx Ga.
Pesan yang diterimanya setengah jam lalu membawanya di hadapan Dara, perempuan yang kini tersenyum girang. Arga menarik napas panjang seolah perjalanan dari kosan ke kampus dengan diburu-buru sangat melelahkan baginya. Dia menyeka peluh di dahi bersama irama napas yang tidak beraturan.
THE QUESTIONS TO JAKARTA
Nur Imroatun Sholihat
June 26, 2018
source: pixabay.com |
“But if I can tell you one secret about her, she hates being
alone. She felt lonely for most of the time--sometimes she came to me and did her things beside me just because she hates loneliness that much.” Her friend
said.
Now he knows why she always slept on the couch when he came back
home. Even when she never makes it clear, waiting for him, which she said was
nothing, made her know she has someone to be with.
THE LONELY SOULS
Nur Imroatun Sholihat
May 16, 2018
Minggu lalu, kantor tempat saya bekerja menyelenggarakan rapat
kerja pimpinan (rakerpim) tengah tahun 2018 dan salah satu agenda yang
direncanakan adalah pemaparan mengenai data
analytics. Panitia pun sibuk mencari pembicara yang tepat hingga Dwiky yang
kebetulan mendalami data analytics,
mengusulkan sebuah nama: Crystal Widjaja. Semua pun bergegas mencari tahu mengenai
perempuan muda yang merupakan Senior Vice President Business Intelligence and
Growth di GO-JEK tersebut. Seakan berjodoh dengan acara ini, ketika namanya diajukan sebagai kandidat pembicara, pimpinan tertinggi di kantor kami serta merta menyetujui.
BERTEMU CRYSTAL WIDJAJA
Nur Imroatun Sholihat
May 10, 2018
source: pixabay.com |
Aloha! Long time no see. Sebagai makhluk remah-remah
rengginang yang kalau belajar harus fokus banget biar paham, saya sampe nggak
nulis dulu akhir-akhir ini. Guess what's the class I took a few days ago? Yes.
COBIT 5 Foundation Training. Ketertarikan saya pada dunia tata kelola TI (IT governance)
dimulai saat saya memutuskan untuk menulis skripsi dengan topik penerapan audit
tata kelola TI berbasis COBIT 4.1 di Kemenkeu (you can read my undergraduate thesis here). Dan sudah menjadi rahasia umum kalau
skripsi itu diubek-ubek hampir tiap waktu dalam durasi yang sangat lama kan? Witing tresno jalaran
seka kulino benar adanya. Singkat cerita, sebenarnya sih nggak
paham-paham amat tapi saya jatuh hati sama filosofi tata kelola TI. Weill
(2004) menyatakan: IT governance matters
because it influences the benefits received from IT investment (tata
kelola TI penting sebab mempengaruhi manfaat yang diterima dari investasi TI).
Gini deh, kita semua dari level individu aja menghabiskan uang yang tidak
sedikit untuk TI kan? Boleh lah hitung total harga laptop, ponsel, dan aneka gadget
kita. Nah, bayangkan berapa banyak uang yang dihabiskan
organisasi besar untuk TI mereka. Terus gimana sih memastikan dana besar yang
diinvestasikan dalam wujud TI itu memberikan keuntungan yang sepadan bagi
organisasi? Berdasar pernyataan Weill di atas, manfaat investasi TI dapat
dipastikan dengan tata kelola TI yang baik.
TRAINING DAN UJIAN COBIT 5 FOUNDATION
Nur Imroatun Sholihat
April 24, 2018
source: pixabay.com |
GENERALIST OR SPECIALIST?
Nur Imroatun Sholihat
April 07, 2018
(For bahasa version, please scroll down. | Untuk versi bahasa Indonesia terdapat di bawah.)
source: pixabay.com |
I don't know how long I have been standing here, outside a
restaurant somebody mentioned through a short message a week ago. I was excited
waiting for this day until I am seeing this somebody is sitting calmly after
washing his hands as if he will eat something soon. But that table is empty as
if he’s waiting for someone to sit across him. And I perfectly know he’s
waiting for me who unknowingly knocked by the reality I have denied for
so long: I always miss him. It has been years since I waited for this
opportunity but when it came in front of me, my knees trembled
frantically.
THE SECOND BITE OF THE CHERRY
Nur Imroatun Sholihat
March 20, 2018
source: thehumanist.com |
Beberapa tahun
belakangan ini, rasa pegal menetap di punggung saya. Sudah seharusnya bukan saya
membawanya ke dokter untuk mengetahui penyebab dan pengobatannya? Tetapi saya,
berkebalikan dari apa yang dilihat orang-orang, adalah seseorang yang kerap
takut menghadapi kenyataan. Dari waktu ke waktu, saya sering memilih untuk
tidak tahu—simply because I’m such a coward. Saya menyimpannya
sendirian, menahannya tatkala sakitnya mendera, dan berpura-pura baik-baik
saja. Sampai beberapa waktu yang lalu saya memutuskan bahwa saya harus
memeriksakan punggung ini. Butuh waktu cukup lama untuk akhirnya benar-benar
berangkat menemui dokter, itupun setelah beberapa sahabat dekat meyakinkan
saya. Sejujurnya firasat mengatakan saya menderita sebuah kelainan yang namanya
pertama kali saya dengar di bangku sekolah dasar: skoliosis (scoliosis).
Saya ingat sekali sejak mendengarnya saya berjanji untuk memakai tas punggung,
tas selainnya sesekali saja. Dengan usaha tersebut, saya berusaha mengingkari
kemungkinan skoliosis meskipun gejala-gejala yang ada mengindikasikanya. Dan
ketika hasil rontgen menyatakan skoliosis ringan, saya yang masih tampak ceria
di rumah sakit, termenung sepanjang perjalanan pulang menyadari bahwa saya
menderita sebuah kelainan yang selama ini sudah saya usahakan pencegahannya. The realisation hit me: sometimes you tried your best but
failed.
SCOLIOSIS STORIES (PART 1): SO I HAVE A MILD SCOLIOSIS
Nur Imroatun Sholihat
March 01, 2018
So tell me, am I supposed to wait
or give up?
source: morethanablogger.com |
Aku tidak pernah tahu seberapa signifikan makna sebuah tindakan
kecil bernama mengusap punggung, sampai hari ini tiba. Kini, aku ingin
seseorang menyeka punggungku dan berkata: “Semua akan baik-baik saja. Tenang.
Aku ada di sini.”. Aku acap kali menabrakkan diri kepada realita dengan
pengharapan selalu berjaya tetapi tentu saja sering aku yang justru
patah—seperti saat ini. Tiba kala aku menyadari bahwa terkadang manusia sanggup
memikul yang besar tetapi untuk itu, kita membutuhkan dukungan kecil. Aku
terlalu sering mengabaikan kenyataan bahwa sedikit dorongan dari seseorang
sungguh aku perlukan untuk menggenapi keberanian yang susah payah kukumpulkan. Aku
ternyata tidak selalu sanggup menegakkan badanku. Aku bahkan tidak sekuat itu
untuk tidak menginginkan seseorang mengelus punggung dan menghiburku.
PUNGGUNG
Nur Imroatun Sholihat
February 21, 2018
source: londonist.com |
These four walls, will you tell me the name?
Dengan apa kita menyebut ruang di antara kita? Dibangun dengan material apa ruang itu? Berapa panjang dan lebarnya? Berapa tinggi langit-langit dari lantainya? Berapa luasnya? Sekokoh apa rancang fondasinya? Berapakah jumlah pintu, jendela, dan ventilasinya? Udara apa yang menyelimutinya? Apa saja perabot yang ada di dalamnya? Apa fungsi ruangan itu? Lalu, dengan apa kau menamainya?
Dengan apa kita menyebut ruang di antara kita? Dibangun dengan material apa ruang itu? Berapa panjang dan lebarnya? Berapa tinggi langit-langit dari lantainya? Berapa luasnya? Sekokoh apa rancang fondasinya? Berapakah jumlah pintu, jendela, dan ventilasinya? Udara apa yang menyelimutinya? Apa saja perabot yang ada di dalamnya? Apa fungsi ruangan itu? Lalu, dengan apa kau menamainya?
RUANG
Nur Imroatun Sholihat
February 13, 2018
source: ukht rimzy |
“Akan ada hari badar dan hari uhud bagimu—hari
untukmu dan hari yang melawanmu. Bertahanlah di antara kesabaran dan
kesyukuran.”
Saya baru
saja mengikuti CIA Review Course, sebuah training untuk persiapan ujian sertifikasi Certified Internal Auditor (CIA). Sebelumnya kantor mengadakan seleksi untuk mendapatkan 20 peserta yang akan mengikuti training
ini dan Alhamdulillah saya lolos. Jangan dikira ini adalah sesuatu yang terduga
sebelumnya. Sejak memasuki ruang seleksi, saya sudah bisa menebak nama-nama
yang akan lolos berkat kemampuan mereka yang termasyhur ke seluruh penjuru
kantor. “Ah, orang-orang ini ada di ruangan yang sama dengan saya. Sekeras apapun
saya belajar, saya tidak akan lolos.” Pikir saya kala itu. Lagipula persiapan
saya sangat minim. Saya pun mengerjakan soal dengan mentalitas nothing to lose. Mungkin ciutnya mental
saya dapat digambarkan seperti gentarnya kaum muslimin tatkala datang ke perang
badar. Tiga ratus tiga belas orang dengan perlengkapan seadanya melawan seribu orang dengan
persenjataan lengkap? Yang benar saja. Bedanya saat itu kaum yang dipimpin Nabi
Muhammad itu optimis akan datangnya bantuan dari Allah sedangkan saya sibuk
mengerdilkan diri saya sendiri. Tetapi apa sih yang nggak mungkin kalau Allah
berkehendak?
DAYS OF BADR AND UHUD
Nur Imroatun Sholihat
January 24, 2018
source: weheartit.com |
It
took me a long time to realize that, when Allah has decided something for me,
verily I am strong enough for that.
Beberapa
waktu yang lalu, menyadari suhu ruang kerja yang semakin menggigit akibat
perpaduan AC dan hujan yang rintik di luar, saya memutuskan untuk membeli jaket
parka. Sebagian besar jaket saya memang sengaja saya tinggal di rumah sewaktu
hendak berangkat kuliah di Lampung sementara jaket yang tersisa di Jakarta
bukanlah jaket yang cukup tebal untuk melawan dingin. Ini adalah kali pertama
saya membeli jaket parka. Pikiran saya pun melayang mundur ke tiga tahun yang
lalu di sebuah pagi yang dingin. Saya melihat seorang teman, yang biasanya
cukup cuek soal penampilan, memakai jaket parka nan cantik.
JAKET PARKA
Nur Imroatun Sholihat
January 20, 2018
source: freepik.com |
KEIKHLASAN DALAM BEKERJA
Nur Imroatun Sholihat
January 10, 2018
source: weheartit.com |
DI BALIK LAYAR HOT CHOCOLATE, COLD REALITY, AND WARM YOU
Nur Imroatun Sholihat
January 03, 2018