source: trackblasters.com |
PART 6: THE
LITTLE WORLD WE SHARED
“Nau...” Bima menahan Naura melanjutkan
obrolan mereka kemudian mengarahkan dagunya ke arah tirai yang baru saja disibak
seseorang. Mata Naura mengikuti arah yang dimaksud.
“Lho kok di
sini?” Naura spontan bertanya.
“Aku juga panitia.
Humpubdok. Hari ini bener rapat gabungan pertama kan ya?” Bima dan Naura
sama-sama mengangguk. Madha berjalan mendekat kemudian ikut duduk lesehan
bersama Bima dan Naura di ruang kecil yang disekat khusus untuk digunakan seksi
Humpubdok, singkatan dari Humas, Publikasi, dan Dokumentasi, sebuah bidang di
kepanitiaan Peringatan 25 tahun universitas mereka itu. “Kamu pasti hasil close recruitment ya ya makanya kita
nggak ketemu pas wawancara. Aku wawancara bareng Bima waktu itu.” Madha
menjelaskan. Close recruitment adalah
mekanisme rekrutmen panitia secara tertutup. Naura ditunjuk secara langsung
oleh ketua bidang Humpukdok untuk ikut menjadi panitia tanpa melalui proses wawancara.
Naura mengangkat alisnya ke arah Bima mempertanyakan bagaimana bisa dia tidak
bercerita kalau dia sudah mengenal Madha.
PART 5: HIGH HEELS
source: trackblasters.com |
Naura tidak tahu mana yang sekarang sedang mengganggu pikirannya:
kenyataan bahwa Galen refleks menghindar jauh ketika Naura ingin mendengar
detak jantungnya atau kenyataan bahwa detak jantung Madha terdengar begitu
keras saat dia mendekat. Baik mengetahui maupun tidak mengetahui ternyata sama
rumitnya. Masalahnya juga tidak sesederhana itu: sepertinya yang dia katakan
sebelumnya, bagaimana menerjemahkan detak jantung? Jantung berdetak kencang
tidak melulu secara spesifik ekuivalen dengan perasaan tertentu. It doesn’t even necessarily related to affection. Terlebih bagi Madha yang selama ini tidak memiliki teman
perempuan. How if he was just flustered because never a woman came that close?
Soal Galen, jangankan soal apa arti denyut jantungnya, Naura bahkan tak pernah
mendengar denyut itu dari jarak yang memungkinkannya untuk mendengar. Jika pun
sudah mendengar, dia juga tidak bisa serta merta memaknainya. Jelas ini
membingungkan. Bagi diri seseorang berusia 19 tahun, hal yang terdengar remeh
bagi orang-orang dewasa itu sudah cukup membuatnya sulit tertidur malam ini.
Lebih penting dari detak jantung orang lain, bagaimana dengan detak jantungnya
sendiri? Denyut semacam apa yang dimiliki jantungnya ketika bersama Madha
maupun Galen?
LIMA KISAH
Nur Imroatun Sholihat
January 02, 2019