-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master's in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

IMZ'S DIARY 30032014

Napak tilas Bintaro membuat hatiku terselubungi haru biru
April 2009 dan Mei 2014 :)
Gara-gara semalem miss random (Dewi) nginep di kamar, saya harus tidur di bawah. LOL. Alasannya sederhana: kalau saya tidur di kasur bareng Dewi, pasti dia ngajak ngobrol sampe pagi. Giliran mau nyuruh dia yang tidur di lantai kok ya keliatannya saya kaya emak tiri yang jahat di sinetron. Pagi ini, setelah Dewi melanjutkan perjalanannya, saya (bareng Mbak Fit yang dengan baiknya menawarkan diri untuk menemani saya) bersiap-siap ke Bintaro. Sudah cukup lama saya berniat ngedatengin Nadira, bayinya Mbak Ria. Sekalian juga mau ngucapin selamat karena Mbak Ria diterima D4. Akhirnya kesampean juga ngejenguk Mbak Ria yang sekarang udah jadi mahasiswa (lagi) dan ibu. Oh yeah, grow up to be a cool lady as your mom, Nadira :-*
cepet sembuh batuknya Nadira :)
Setelah selesai ngobrol dengan Mbak Ria (dan dinasihatin buat nyari pacar *sob sob), saya nyusul Mbak Fit yang udah nungguin saya di Harmoni (swalayan, bukan Harmoni Jakarta Pusat, apalagi Harmoni lagunya Padi). Belanja di Harmoni, masih seperti dulu saat kuliah, terasa begitu menyenangkan. Sehabis menemukan yang kami cari, saya menyempatkan diri mampir ke kos psycho unnie, Mbak Ki. Saya membawakan Mbak Ki, Mas Ikhsan, dan Mas Adhi kado atas diterimanya mereka di D4. Hope they’ll like it :)

NEGASI

Kau senangtiasa melintas dengan laku yang serupa seolah aku hanyalah satu dari ribuan kawanmu. Acap kali kau tak sadar aku di sini atau tidak kiranya tak acuh keberadaanku sama sekali. Tetapi, apa yang bisa ku lakukan padamu yang tidak memikirkanku sama sekali?

CATATAN DIKLAT PENGAWASAN: BUKTI AUDIT, KKA, DAN LHA

“Nasib terbaik adalah leyeh-leyeh di kosan, yang kedua adalah pulang kampung meskipun kereta ternyata sedang bermasalah, dan yang terburuk adalah diklat di hari sabtu. Rasa-rasanya memang begitu. Beruntunglah mereka yang bersantai di kosan”
Hey, hey, I’m back J
Jika masih hidup, mungkin Soe Hok Gie dan filsuf Yunani akan marah karena saya mengadaptasi “nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan dst” menjadi bizarre quote di atas. Becanda. Diklat di hari sabtu juga menyenangkan kok. Mungkin setelah ini perlu ada peribahasa “tuntutlah ilmu meskipun weekend” *abaikan*. Sebenarnya quote di atas mau diisi dengan sesuatu yang lebih keren semisal “Auditing is about collecting evidence” tapi kok kayanya serius banget ya. Hihihihi. 

Setelah sebelumnya saya skip nulis catatan diklat, hari ini saya kembali sekalian membawa materi yang kemarin diajarkan. Dua hari ini diklat membahas 3 hal yang telah disebutkan di judul. Kita telah sampai pada materi tahap akhir audit. Seusai kita menyusun program kerja audit, saatnya kita mencari bukti audit di lapangan, menyusun kertas kerja audit, dan melaporkannya.

IMZ'S DIARY 28032014

Fyuuh. After joined this institution, I lose my intentions one by one. No, I’m not blaming it as my bad luck. I feel so blessed to be here. I realized who am I before then now I can proudly say I’m part of this MoF. But…..
Hari ini saya berencana menulis catatan diklat pengawasan selanjutnya tetapi pikiran saya diganggu oleh pengumuman penerimaan DIV. Saya, sama seperti teman-teman angkatan saya yang lain, merasakan duka dalam karena belum boleh mendaftar DIV. Mumpung usia masih muda, kami tentu ingin segera melanjutkan kuliah. Apa daya, peraturan membuat kami tak bisa mendaftar DIV tahun ini. Untuk melanjutkan S1 kami juga perlu menunggu waktu yang tidak sebentar. Pada akhirnya, dalam keadaan seperti ini, saya mencoba sekuat tenaga untuk tenang. Klise, klasik, atau apapun namanya tapi saya percaya Tuhan punya rencana yang belum saya ketahui maksudnya sekarang.

Malam ini, saya kembali teringat resolusi tahun 2014. Ada satu mimpi yang jelas harus gugur: kuliah. Mimpi untuk melanjutkan kuliah tahun ini harus ditunda. Dreams, whatever they'll be ended, always beautiful. Yang kedua, saya juga pernah menulis ini sebelumnya: saya ingin jatuh hati. Its everybody’s dream to be in love rite? Capaian triwulan pertama masih 0%. Hihihi. Tenang, masih ada 9 bulan kan? #melototinkalender. 

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE