-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master's in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

ENAM TAHUN (Bagian III)

Aku berhenti terjatuh setelah selama enam tahun terjatuh makin dalam sepanjang waktu.

Aku tidak benar-benar tahu sejak kapan tepatnya aku bisa melepaskan diri dari belenggu yang telah memasungku enam tahun ini. Di masa awal kepindahanku, aku belum jua berhasil membisukan suaramu yang menggaung di sekelilingku. Kini aku terbangun mendengar alunan burung berkicau dan terlelap bersama keheningan. Suaramu menghilang seperti kaset yang telah terlalu lama diputar sehingga rusak. Aku tak lagi perlu mengusirmu yang selalu duduk santai di dalam mimpiku, kau sudah tak lagi di sana. Aku melangkah dengan ringan karena tidak lagi membawa beban perasaan yang menggunung selama bertahun-tahun. Perasaan seperti ini lebih sesuai bagiku ketimbang perasaan cukup berbahagia hanya dengan mengetahui keberadaanmu.

ENAM TAHUN (Bagian II)

Hari yang biru itu adalah hari ini. Detik-detik perpisahan akhirnya menampakkan diri.

Aku tersenyum melepaskan satu persatu orang yang mengantarku. Mataku masih saja refleks mencarimu di antara orang-orang di sekelilingku. Berkali aku memastikan keberadaaanmu barangkali kau baru saja datang. Ketika aku telah memunggungi mereka dalam langkah kepergianku, mataku terasa begitu perih. Hingga detik aku melepaskan pijakanku dari kota ini, bayanganmu sekalipun tak berkelebat. Aku terlampau percaya diri bahwa kau pasti datang. Lebih dari itu, aku terlalu keras kepala untuk tidak mengusir suaramu yang menjadi musik pengiring kehidupanku enam tahun ini.

ENAM TAHUN (Bagian I)

Kau mendengar rencana kepindahanku bukan?

Kini saat aku tidak akan lagi berdiam pada kota yang sama denganmu, aku menyadari betapa lamanya aku berdiam pada hati yang sama. Telah begitu lama aku seolah mendengar tawamu sepanjang waktu. Betul kita berada di kota yang sama tetapi kau tak sedang dekat maupun berucap saat aku terus mendengar suaramu. Aku ingat ketika pertama kali kau tak sengaja membaca namamu di buku catatanku lalu aku terdesak mengakui perasaanku. Kejadian itu masih terasa memalukan bahkan setelah enam tahun berlalu. Aku masih mengingat ketika terakhir kali kita berjumpa dan kau tetap bersikap seolah aku tak pernah berucap apa-apa. Kau tahu perasaanku dan menganggap seolah tidak terjadi apa pun.

RINDU

Setelah musim kemarau dan musim penghujan bergiliran menemani, aku masih tidak melihat bayangan yang berjalan mendekat. Air hujan yang seharusnya dingin terasa hangat sebab badanku lebih beku dari dingin itu. Angin kering kemarau membelaiku sangat kasar. Jika hendak menyerah, aku akan melakukannya sejak pergantian musim pertama. Aku tak menyerah sebab ternyata tidak menunggu lebih melukai. Namun, kau tak boleh beranggapan aku tidak mungkin berputus asa. Cerita tentangmu adalah cerita tentang seseorang yang seharusnya sudah sampai. Bukankah tak seharusnya salah satu dari kita terlambat datang dalam sebuah perjanjian? Kini aku sendiri berdiri di titik pertemuan tanpa seseorang menemuiku. Atau aku berdiri di tempat yang salah? Atau kau berbalik arah dari kejauhan enggan menemui seseorang sepertiku?

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE