-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master's in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

“Tuhan, jaga dia untukku
Kala ku masih jauh
Bagai menghitung resah berkepingan berderaian” 

                                                                                                (Jaga Dia Untukku-Siti Nurhaliza)

SEBELAS JANUARI

Kau berjanji kembali tanggal sebelas bulan pertama tetapi sebelum hari itu tiba, aku tak sungguh yakin kau tidak sedang bergurau. Aku menghitung hari dalam kalender sebab khawatir tiba-tiba tanggal sebelas januari menghilang. Kau pergi begitu saja bahkan sebelum aku sempat memintamu berkata kau tidak akan ingkar janji. Masih dalam keherananku mengapa kau tergesa-gesa pergi, kau memintaku sama sekali tak menghubungimu selama kau tak di sini.

JENGUK AKU

Kau tentu ingat kata menjenguk darimu dulu selalu membuatku bersuka cita.

Jenguk aku sebab hatiku merasa gembira bahkan saat mendengar kau akan menjenguk. Jenguk aku karena kau tak tahu apa-apa yang terjadi saat kau tak menjenguk. Jenguk aku sebab jika kau tak menjenguk, ceritaku tak akan terucap pada siapa pun. Jenguk aku sebab tak mungkin aku terus bercakap-cakap dengan sepi yang membersamaiku. Jenguk aku karena lara mungkin meringan saat mendengar renyah sapaan tenangmu. Aku mengerti kau demikian sibuk. Aku tahu kau kehabisan waktu berlarian dengan mimpi-mimpimu tetapi barangkali kau bisa menjenguk dengan alasan kau menghargai masa lalu.

APA YANG KAU RINDUKAN DI BAWAH HUJAN

Di suatu rintik, dengan mata bulatmu kau menatapku dan bertanya,  “Apa yang kau rindukan di bawah hujan?”

Tak sebagaimana lazimnya menghadapi pertanyaan, otakku tak langsung mencari jawaban atas tanda tanya tersebut. Aku malah sibuk menelusuri ingatan barangkali aku pernah membaca di kamus mana hujan bersinonim dengan rindu. Pertanyaanmu terus berusaha meyakinkanku bahwa rindu adalah padanan kata dari hujan.

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE