source: morethanablogger.com |
So tell me, am I supposed to wait
or give up?
Aku tidak pernah tahu seberapa signifikan makna sebuah tindakan
kecil bernama mengusap punggung, sampai hari ini tiba. Kini, aku ingin
seseorang menyeka punggungku dan berkata: “Semua akan baik-baik saja. Tenang.
Aku ada di sini.”. Aku acap kali menabrakkan diri kepada realita dengan
pengharapan selalu berjaya tetapi tentu saja sering aku yang justru
patah—seperti saat ini. Tiba kala aku menyadari bahwa terkadang manusia sanggup
memikul yang besar tetapi untuk itu, kita membutuhkan dukungan kecil. Aku
terlalu sering mengabaikan kenyataan bahwa sedikit dorongan dari seseorang
sungguh aku perlukan untuk menggenapi keberanian yang susah payah kukumpulkan. Aku
ternyata tidak selalu sanggup menegakkan badanku. Aku bahkan tidak sekuat itu
untuk tidak menginginkan seseorang mengelus punggung dan menghiburku.
source: londonist.com |
These four walls, will you tell me the name?
Dengan apa kita menyebut ruang di antara kita? Dibangun dengan material apa ruang itu? Berapa panjang dan lebarnya? Berapa tinggi langit-langit dari lantainya? Berapa luasnya? Sekokoh apa rancang fondasinya? Berapakah jumlah pintu, jendela, dan ventilasinya? Udara apa yang menyelimutinya? Apa saja perabot yang ada di dalamnya? Apa fungsi ruangan itu? Lalu, dengan apa kau menamainya?
Dengan apa kita menyebut ruang di antara kita? Dibangun dengan material apa ruang itu? Berapa panjang dan lebarnya? Berapa tinggi langit-langit dari lantainya? Berapa luasnya? Sekokoh apa rancang fondasinya? Berapakah jumlah pintu, jendela, dan ventilasinya? Udara apa yang menyelimutinya? Apa saja perabot yang ada di dalamnya? Apa fungsi ruangan itu? Lalu, dengan apa kau menamainya?
RUANG
Nur Imroatun Sholihat
February 13, 2018
source: ukht rimzy |
“Akan ada hari badar dan hari uhud bagimu—hari
untukmu dan hari yang melawanmu. Bertahanlah di antara kesabaran dan
kesyukuran.”
Saya baru
saja mengikuti CIA Review Course, sebuah training untuk persiapan ujian sertifikasi Certified Internal Auditor (CIA). Sebelumnya kantor mengadakan seleksi untuk mendapatkan 20 peserta yang akan mengikuti training
ini dan Alhamdulillah saya lolos. Jangan dikira ini adalah sesuatu yang terduga
sebelumnya. Sejak memasuki ruang seleksi, saya sudah bisa menebak nama-nama
yang akan lolos berkat kemampuan mereka yang termasyhur ke seluruh penjuru
kantor. “Ah, orang-orang ini ada di ruangan yang sama dengan saya. Sekeras apapun
saya belajar, saya tidak akan lolos.” Pikir saya kala itu. Lagipula persiapan
saya sangat minim. Saya pun mengerjakan soal dengan mentalitas nothing to lose. Mungkin ciutnya mental
saya dapat digambarkan seperti gentarnya kaum muslimin tatkala datang ke perang
badar. Tiga ratus tiga belas orang dengan perlengkapan seadanya melawan seribu orang dengan
persenjataan lengkap? Yang benar saja. Bedanya saat itu kaum yang dipimpin Nabi
Muhammad itu optimis akan datangnya bantuan dari Allah sedangkan saya sibuk
mengerdilkan diri saya sendiri. Tetapi apa sih yang nggak mungkin kalau Allah
berkehendak?
DAYS OF BADR AND UHUD
Nur Imroatun Sholihat
January 24, 2018
source: weheartit.com |
It
took me a long time to realize that, when Allah has decided something for me,
verily I am strong enough for that.
Beberapa
waktu yang lalu, menyadari suhu ruang kerja yang semakin menggigit akibat
perpaduan AC dan hujan yang rintik di luar, saya memutuskan untuk membeli jaket
parka. Sebagian besar jaket saya memang sengaja saya tinggal di rumah sewaktu
hendak berangkat kuliah di Lampung sementara jaket yang tersisa di Jakarta
bukanlah jaket yang cukup tebal untuk melawan dingin. Ini adalah kali pertama
saya membeli jaket parka. Pikiran saya pun melayang mundur ke tiga tahun yang
lalu di sebuah pagi yang dingin. Saya melihat seorang teman, yang biasanya
cukup cuek soal penampilan, memakai jaket parka nan cantik.
JAKET PARKA
Nur Imroatun Sholihat
January 20, 2018