image source: Chalk (Iranian Short Movie)
Ibu, dari jendela ruang kerjaku
Aku melihat awan putih yang melengkung bak tersenyum
Aku percaya itu dirimu
Tengah menarik pundakku yang tertunduk
Agar tegak kembali
Dari kesepian yang mendera
Sebab hari-hari panjang yang meremukkan
|
PART 3: FRIENDS
source: trackblasters.com |
“Saya
Madhara Hadinata. Panggil aja Madha.” Pria yang berdiri di sebelah Naura
memperkenalkan dirinya.
“Mada? Gajah
Mada? Yang nama sumpahnya jadi nama satelit telekomunikasi pertama di
Indonesia?” Naura melempar candaan.
“Beda. Madha
pake 'H'.” Madha meralat Naura seolah meralat adalah hobinya. Naura hanya tertawa yang terdengar tanpa suara di tengah riuh hujan.
“Semua anak ilkom tuh seserius ini ya?” Naura memperhatikan reaksi
seseorang yang memegangi payungnya saat ini. Pria yang tangan kanannya memeluk
tas punggungnya itu hanya mengangguk tanpa menoleh ke arah Naura.
LIMA KISAH
Nur Imroatun Sholihat
December 17, 2018
PART 2: PRIA TAK BERKAUS KAKI
source: trackblasters.com |
(28 Januari 2011)
“Ah, aku lupa pake kaos kaki.” Pria berkemeja batik itu berbicara lirih kepada temannya.
Naura yang sedang serius membaca script siaran di ruang tunggu DASA Radio mau tak mau melirik ke arah kaki pria yang duduk di seberangnya itu. Actually he looked fine without socks. Naura bergumam dalam hati kemudian kembali mempelajari lembar-lembar kertas di tangannya.
“Cuma wawancara radio kali, Len.” Jawab pria yang duduk di sebelahnya. Keduanya sama-sama memakai batik dengan bawahan celana jeans dan sneakers. Bedanya pria yang kali ini berbicara memakai kaos kaki. Mereka pun mengobrol ke sana ke mari--sebagian besar tentang materi kuliah akuntansi. Mereka menertawakan soal yang tidak selesai mereka kerjakan, jawaban yang berbeda dan tidak bisa mereka yakini mana yang benar, dan segala obrolan yang asing bagi Naura. Dari cara mereka tertawa bersama saja siapapun dapat langsung menyadari betapa akrabnya mereka.
“Mas Galen, Mas Faris,” Ayu, penyiar DASA Radio yang muncul dari dalam studio menyapa kedua pria yang baru beberapa menit yang lalu membahas kaos kaki itu. “Boleh masuk dulu. Setengah jam lagi kita on air ya.” Ayu mempersilahkan dengan senyum ramahnya. Dia menoleh begitu menyadari rekan penyiarnya juga ada di ruang tunggu tersebut.
LIMA KISAH
Nur Imroatun Sholihat
December 08, 2018
PART 1: YESTERDAY ONCE MORE
source: trackblasters.com |
Jarum jam di tanganku
telah menunjukkan pukul 09:45 malam. Untuk mengusir kantuk yang mendera seusai
seharian bekerja, aku menyalakan mp3 player di mobilku. Hanya ada beberapa lagu
di playlist itu. Di antara beberapa lagu itu, ada satu lagu yang selalu aku putar
berkali-kali setiap aku menyetir. Pikiranku malam ini melayang mundur ke masa
aku secara tak sengaja mendengarkan lagu ini kemudian menjadikannya lagu
kesukaanku sampai saat ini.
“Those old melodies still sound so good to me
as they melt the years away”
LIMA KISAH
Nur Imroatun Sholihat
November 25, 2018