-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

18 Feb 2013

KANVAS

  • February 18, 2013
  • by Nur Imroatun Sholihat
Kau lihat awan putih yang berarak seperti gumpalan kapas yang hambar? Langit seperti kanvas putih yang meminta kau lukis. Tergesa ingin ku gerakkan kuas. Namun, terbata-bata kau lukis sendiri kanvasmu dan membiarkanku menerka-nerka arahmu. Semestinya kau membiarkan warna-warna lukisanmu menjadi rahasia. Seharusnya kau pendam saja selaksa perpaduan apik itu di semestamu sendiri. 

Kau menebalkan warna putih di kanvasmu. Sang pemilik kanvas tak membiarkan seorang pun menemani melukis. Aku meletakkan kuas di sela jemariku--mengurungkan semua niat memahat barang satu warna saja di kanvasmu. Jarakmu dari bumi begitu jauh sekalipun telah ku coba berjinjit. Apakah jika aku berdiri di belahan dunia yang berbeda, aku bisa menjangkau kanvasmu? 

Rintik hujan yang turun dari langit putih itu menghapus semua pradugaku tentang warnamu. Kanvasmu memutih kembali seiring hujan yang melunturkan warna di lukisanmu. Masih ku berharap, ada warnaku di sana. 

Lalu, ku berlari ke tanah lapang dengan rerumputan hijau nan semarak. Ku tarik layangan agar angin segar menerbangkannya bebas di angkasa. Seperti layangan itu, aku terbang ke arah langitmu untuk menjadi bagian dari kanvasmu. 

Layangan itu hanya terbang ke arah langitmu. Out of countless sky, unfortunately you’re the sky I want to fly high on. Ingin sekali ku tanyakan, mengapa aku tak takut terbang tinggi di langitmu.

Your canvas is just like a reversing echoes. Ketika detik ini aku berhasil mengatakan aku baik-baik saja, detik selanjutnya ada gaung yang mengatakan sebaliknya. Detik ini kau membiarkan kanvas putihmu kosong, detik selanjutnya kau membuat hatiku kebas dengan warna lain di lukisanmu. Kau selalu datang dan pergi seperti siang dan malam, dan kanvas putihmu tak pernah berpihak padaku. 

Di hari kau memutuskan tak melukis layangan itu, aku menggulung benang yang menerbangkannya. Aku pulang dengan kuas dan layanganku. 
---------------------------------
(Ambon, 18022013)
image source: here

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE