-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

19 Feb 2013

OMBAK

  • February 19, 2013
  • by Nur Imroatun Sholihat
Kau seperti desir suara laut yang berbisik dari jendela kaca: begitu lekat. Seolah air pasang membuncah di seberang kamar, suara gelombang bergulung-gulung di telinga. Selaksa harmoni air bertumbukan mengepungku tanpa kenal mata angin. Aku semakin sulit terlelap, riuh ombak bersautan meledekku diam-diam. 

Setiap hari, bisakah kau tertidur nyenyak? Nyanyian ombak yang kau rekam dalam ponselmu, kau putar menjelang tidur agar terpejam. Sementara aku menari pada suara ombak itu, menunggu desirmu mereda. Kau mencintai suara ombak. Kau seperti suara ombak.

Senja itu, sejumput warna mentari yang terik setengah hati mengharu biru. Seperti aku, pasir putih yang kau jinjing di sela jemari kaki enggan beranjak. Adalah aku, perahu yang meski dikayuh dengan benar masih terombang-ambing debur ombakmu. Hingga lelah dayung ku kayuh, aku masih terhanyut arusmu.

Suara ombakmu yang berdiri di balik jendela mengintip insomnia akut yang menyergapku. Sesederhana aku ingin kelelahan mengayuh perahuku lalu tertidur, aku ingin ombakmu tidak selalu mengetuk pintu kamarku. 

Kau dan aku adalah garis pantai yang sejajar: tidak akan pernah berpaduan. Aku laksana batu koral yang berserakan di telapak kakimu. Aku seperti jejak kaki lalu lalang yang akhirnya dirobek ledakan ombak. Aku adalah setitik buih di pantaimu. Kau akan selalu gagal melihatku berdiam diri di pantaimu. 

Aku ingin tidur cepat bersama bisikan ombak itu lalu terbangun tanpamu berdebur di pikiranku. 
-----------------------------
(Sorong, 19022013)
image source: here

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE