-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

13 Sept 2013

ECHOES

  • September 13, 2013
  • by Nur Imroatun Sholihat
Tak ingin kuingkari batin yang bersemarak melihat mata bulan sabitnya saat tersenyum. Lengkung matanya binar seakan tak satu pun mengganggu tawanya setiap hari. Bahkan jari-jarinya, punggungnya, bayangannya: semua menarik. Rambut, bahu, tangan, hingga telapak kakinya memesona. Setiap detailnya tiada tara, tiada dua. Dalam dirinya, senyum yang seharusnya sunyi menjadi bernada. Tawanya yang berirama membuat sekeliling menjadi hening seketika.

Di saat aku mencari jeda untuk tidak tersipu saat senyum malu-malu miliknya mengembang, dia seperti tak tertarik berbicara mengenai hati. Dia menawarkan cintanya untuk pengabdian batin. Dia mengulurkan tangannya untuk merajut mimpi bersama makhluk-makhluk mungil nan lucu. Dia merelakan raganya untuk kegiatan sosial. Dia. Bagaimana aku harus menjemput hatinya yang putih itu?

Benar kuakui karismanya membuat siapa pun mencuri pandang. Saat dia melintas, seolah dia menjinjing cahaya yang bependaran. Tutur kata yang renyah menggelegar di ruang sempit hati. Bagaimana pun aku ingin menemui hati yang tulus itu.

Tetapi adakah cara membuat dunianya yang damai itu menyadari kekagumanku?

Maka aku harus berkelahi dengan logika yang pikiran ajukan. Tentu saja mengherankan aku lebih bahagia menenggelamkan diriku pada kekaguman ketimbang menutup telinga terhadap gaungnya. Aku memilih merahasiakan perasaan ketimbang berusaha mendekati binar cahayanya. Jujur saja, aku sendiri khawatir karena mencintai seseorang yang tidak mengetahui bahwa aku ada di dunia. Bahkan saat berpijak di jalanan yang sama, aku merasa berada di belahan bumi yang berbeda.

Tak hanya sekali aku tersenyum menyadari betapa anehnya perasaan ini. Penantian begitu panjang terjawab oleh seseorang yang hanya bersinar di kejauhan sana. Doa bertahun-tahun terbalas dengan seseorang yang berkeliling tanpa pernah berhenti di dekatku. Tetap saja aku tak berganti rasa.

Sejak bertemu denganmu, aku percaya perasaan semacam ini benar-benar ada.
_______________________
image source: here


0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE