-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

4 Oct 2013

LUMPUH

  • October 04, 2013
  • by Nur Imroatun Sholihat

Senyum malu-malu milikmu adalah senyum paling teduh. Mata bulan sabit yang melengkung saat kau tertawa terasa lebih terang dari purnama. Udara di sekelilingmu sesejuk embun di waktu terpagi. Hari berhujan badai kau sulap menjadi hari di mana matahari begitu perkasa. Hatimu sejernih air yang mengaliri sungai-sungai di pegunungan. Tentu saja kau tak sebenderang  itu. Kau hanya sedang membuatku mendramatisasi semua kata-kata tentangmu.

Kesempatan berpapasan denganmu serupa berjumpa tanggal 29 Februari. Sekalipun bertemu, secepat angin tertiup, kau berlalu begitu saja. Jari-jarimu yang melambai ke arahku terasa seperti mantra yang menghanyutkan. Apakah kau menyadari bahwa aku tak hanya memiliki nama tapi juga rasa?

Sejujurnya, kau tidaklah seistimewa itu. Jika manusia adalah bintang maka sinarmu tidaklah terang. Seandainya manusia adalah payung, kau bukanlah yang sepenuhnya meneduhkan kala hujan. Kau hanya bintang biasa yang berkeliling mengitari duniaku. Kau adalah payung kecil yang yang ketika tak hujan terlipat rapi di dalam tasku. Tetapi aku tenang menjinjingmu dalam setiap langkahku. Aku bahagia menyalakan binarmu dalam hatiku. Cahayamu membuatku bisa melihat tanpa menyilaukan mata. Siapa bilang itu tak cukup?  

Terkadang orang yang kau cintai adalah yang paling sederhana sinarnya. Aku menaruh hati pada sinar yang menerobos sela-sela tirai jendelaku. Binarnya tak seterang cahaya-cahaya lainnya tetapi mengetuk sudut mataku membangunkanku dari tidur panjang. Sesungguhnya kau sesederhana sinar itu.

Karena memilikimu membuat takdir terasa cukup, aku berharap kau menghafal tak hanya nama tapi juga rasaku. Aku berdoa agar lumpuh menyerang beberapa saat ketika kau tepat berada di hadapanku. Kemudian aku ingin mengantongimu dalam saku bajuku. Aku ingin membawamu ke mana pun aku berpijak.

Takdir terasa cukup tanpa keinginan mengubahnya sedikitpun saat kau ada dalam saku bajuku.
________________________
(sunny day, Sukabumi)
image source: here

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE