-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

16 Mar 2014

LUCKY IN SINGAPORE

  • March 16, 2014
  • by Nur Imroatun Sholihat
tired but happy faces of us
Hi, I’m back with my travelling journal. Such a shame I write it just now. Once again, better late than never, right? *perfect alibi

Tanggal 14 Februari kemarin saya untuk kedua kalinya membuktikan passport effect. I’m grateful that Mr. Rhenald Khasali's article influenced me to save my money to go abroad. Hmmm, meskipun Singapura, ini adalah langkah awal saya untuk melihat dunia yang lebih luas lagi.

Seperti biasa, saya pergi bersama partner in crime saya, Maul. Sama seperti sebelumnya kami juga menginap di rumah warga pribumi. Persis seperti yang lalu, kami menerapkan gaya travelling dengan budget pas-pasan sebut saja backpacking. Bedanya, kali ini kami sungguh beruntung. Keberuntungan macam apa yang kami dapat? Simak sampai selesai ya :)

Setiap pergi ke luar, saya selalu berniat menuliskan nilai-nilai yang bisa saya petik. Inilah pembelajaran dan pengalaman unik yang kami dapatkan dari negara singa itu:

1. Bandara Changi: Wow
Tanggal 14 Februari kami mendarat di Changi dan sibuk berjalan-jalan di dalamnya. This airport is cool. No wonder Changi won many awards. Huhu. Banyak fasilitas yang bisa dinikmati di Bandara tersibuk ke-6 di dunia itu. Oh ya, berhubung air minum di sana mahal, jangan lupa membawa botol kosong dari Indonesia untuk diisi air minum di Changi. Lumayan, travelling jadi makin hemat.

2. To be envied: MRT
Alamak, mangap-mangap belum menjelaskan perasaan kami sewaktu naik MRT. Kami bisa bepergian ke mana aja dalam waktu sekejab. MRT datang kira-kira setiap 5 menit sekali sehingga kita tidak perlu rebutan. Seluruh sudut Singapura bisa dijelajah dengan MRT ini. Dikelola dengan sangat apik, travelling di sana menjadi sangat menyenangkan.

Sekembalinya kami ke ibukota ini, langsung bingung liat macetnya Jakarta. Bring those MRTs to Indonesia please TT.TT

3. Traffic Jam: Oh no no no
Nah, kami naik bus untuk sampai di rumah host kami di sana. Untuk naik bus, kami tidak bisa menunggu di sembarang tempat melainkan halte. Setiap stasiun MRT juga terintegrasi dengan halte bis sehingga memudahkan pergantian alat transportasi. Jalanan cukup lengang dan (mungkin) tidak ada kemacetan di sana. Jalanannya lebar dan bersih, trotoarnya nyaman. Traffic jam is kinda annoying at first but very annoying after you saw SG. Gosh, I shouldn’t complaining anyway. I love Jakarta, I love Jakarta *Am I pretending now?
one of my Changi activities: mewarnai
4. Housing System
Nah, yang ini didapat setelah kami bermalam di rumah warga asli SG. Tempat tinggal di sana kebanyakan adalah rumah susun nan minimalis. Mungkin karena harga rumah di sana sangat mahal sehingga tidak begitu banyak pembangunan tempat tinggal di sana. Akibatnya, tata kotanya menjadi cantik :)

5. Multilingual Speakers
Warga sana, entah ini mewakili populasi keseluruhan atau tidak, mengerti lebih dari satu bahasa. Host kami bisa berbicara 4 bahasa: Inggris, China, Hokkian, dan Melayu. Kami iriiiiiiiii.

6. SG loves tourists so much
Jadi ceritanya, muter gila-gilaan kami hanya bermodal sebuah kartu bernama Singapore Tourist Pass. Dengan membeli kartu seharga S$ 8 per hari ditambah deposit kartu S$ 10 (yang akan direfund sewaktu kartu dikembalikan), kami bisa naik MRT, LRT, dan bus ke mana pun tanpa perlu memikirkan biaya perjalanan. Singapura memfasilitasi para turis dengan kemudahan semacam ini.

Alhasil, saya dan Maul naik turun MRT dan bis, mengunjungi begitu banyak tempat, dan tidak merasa beban apapun saat mengetap kartu ke mesin. LOL. Seems like nothing better than this: you can go anywhere without thinking about the cost.

7. Banyak tempat menggalau main yang asik
Mungkin jika saya dan Maul hidup di sana, kami akan sering menghabiskan weekend dengan duduk-duduk di taman. Banyak tempat menarik yang gratis untuk dikunjungi. Udaranya pun bersih. Jadilah kami seperti ABG-ABG galau. LOL
Marina Bay
8. Ternyata (sebenarnya) SG cuma gitu-gitu aja
The good thing is Indonesia’s tourism objects are way much better than SG’s. As I said before, everywhere I go I’ll always remember that Indonesia is the most beautiful country. Di sana, objek wisata adalah bangunan-bangun karya manusia. Di Indonesia, kita mempunyai kekayaan alam yang tidak ternilai. My Indonesia is priceless :)

9. Sindrom luar negeri
Bolehlah kami dianggap hanya orang-orang kampungan yang sok-sokan kena sindrom. Tetapi begitu sampai di Indonesia, saya dan Maul (ditambah Mita, teman saya yang juga barusan ngetrip ke SG-KL) kaget melihat Indonesia kembali TT.TT. I know I’m not supposed to be like that. Melihat sampah bertumpuk di pinggir jalan, terjebak macet, ketidakteraturan lalu lintas: kesal. Huhuhu. Tetapi di balik sindrom semacam itu, kami juga belajar untuk menjadi warga negara yang lebih baik. Kami tidak akan ikut melakukan hal-hal yang sekiranya membuat kami disergap sebal tersebut.

10. We’re Lucky
Sewaktu saya dan Maul jalan-jalan di kawasan China Town, kami mampir ke masjid di dekat situ. Tanpa terduga, di masjid itu sedang ada acara bulanan berupa makan-makan. Pantas waktu itu masjid begitu sesak oleh orang. Dengan berwajah kelaparan malu-malu, kami ikut duduk dalam barisan. Saya saltum parah karena semua orang memakai baju hitam dan saya memakai baju kotak-kotak. Tetapi dasar cuek, saya ikut makan saja karena dilarang panitia pulang sebelum makan (alasan banget). Di sana, kami makan setampah bertiga dengan seorang turis Malaysia. Setelah makan siang masing-masing 1/3 isi tampah, akhirnya saya dan Maul tidak butuh makan malam lagi. Horee, travelling kami makin irit.

Keberuntungan kedua adalah kami mendapat host yang benar-benar baik hati. Dia menyambut kami dengan ramah. Dia menyiapkan segala perlengkapan untuk kami, termasuk sabun *sob sob. Klimaks dari kebaikan hati host kami adalah, di saat kami panik ketinggalan MRT terakhir ke Changi, dia ikut mengantar kami ke stasiun untuk mengejar MRT. Tunggu dulu, ternyata dia mengantar kami sampai menginjak Bandara Changi. Dia bahkan belum sempat memakai jaket dan menembus dingin bersama kami. Saya semakin yakin bahwa mereka yang ada di komunitas travellers ini adalah orang-orang yang baik hati dan easy going. Dalam setiap jiwa traveller, terdapat jiwa penolong (mungkin karena mereka juga mendapat kebaikan saat bepergian). Ketika kami di KL, host kami mengantarkan kami ke stasiun menuju KLIA tepat di tengah malam. Sementara kali ini, host kami justru mengantarkan sampai ke Changi. Saya tak dapat menahan haru karena malam itu saya yang kelihatan tenang sebenarnya panik mendengar kereta terakhir ke Changi sudah akan berangkat. Padahal kami belum mengambil barang-barang kami di rumah host kami. Hihi, saya bersyukur sekali mendapat ujian semacam ini. Saya mendapat kekuatan hati baru sekembalinya dari SG. Saya harus tenang menghadapi segala masalah, saya berjanji untuk itu.

Keberuntungan lain adalah, kami mendapat info soal STP (Singapore Tourist Pass) tepat beberapa hari sebelum keberangkatan. Jika menggunakan Ez-Link kami akan banyak berpikir sebelum menggunakan kartu, maka dengan STP kami bepergian dengan leluasa. Satu kartu ampuh itu mampu membawa kami ke mana pun.

Keberuntungan yang akan selalu menyertai setiap langkah saya adalah keberuntungan memutuskan menjadi seorang backpacker di usia muda. Rasa syukur saya masih bisa menjadi seseorang yang berpetualang bebas melihat dunia di luar sana. Saya bersyukur menemukan artikel Paspor di masa kuliah sana. Artikel itu sungguh mengubah cara pikir saya mengenai bepergian ke luar negeri.
cuma sanggup foto di luar Universal Studio aja. hihi
11. Favourite Places
Saya pikir inilah tempat-tempat favorit saya di SG:
a. Merlion
Mungkin sudah suratan takdir bahwa setiap yang berkunjung ke sana harus ke tempat ini. Hihihi, belum lengkap rasanya kan berkunjung ke Singapore tanpa berfoto di tempat ini?
b. Sentosa
Sentosa isn't only about that universal giant globe. Ada patung merlion raksasa dan pantai pasir putih yang menarik untuk dikunjungi.
c. Chinese and Japanese Garden
Tempat ini sungguh cocok untuk piknik. Hihi. Banyak objek foto yang bagus dan tamannya benar-benar asri. 
d. Marina Bay
Ada taman bunga yang unyuuu di sana.

12. My stronger desire to be a traveler
Setiap kesulitan yang saya hadapi di negara lain membuat saya ingin mengalaminya kembali. Saya berjanji untuk menjadi seorang backpacker seumur hidup, sampai saya tak mampu lagi bepergian. Semoga Alloh memberi saya rezeki, kesehatan, dan kesempatan untuk mewujudkan mimpi itu.

Sekian dulu tulisan saya tentang pengalaman saya ke SG. Sampai jumpa lagi di jurnal jalan-jalan saya berikutnya. Happy weekend, friends :-)

2 Comments:

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE