-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

6 Apr 2014

SURAT UNTUK ADIK (SUA)

  • April 06, 2014
  • by Nur Imroatun Sholihat
“Saya juga ingin bisa sukses seperti Kak Handry agar saya bisa menikmati kolam renang, bukan sungai lagi. Doakan saya ya, Kak” (Fajry Humaidy kepada Handry Santriago, CEO General Electric Indonesia)
Hari ini saya bertemu dengan Adlan dan Arsa untuk membahas web Yafindo. Obrolan kami pun menjalar ke mana-mana. Adlan yang merupakan pengurus lama kemudian menceritakan proyek SUA kepada kami. Nah, menjelang tidur, saya baca e-book SUA dan malah terjebak dalam air mata. Saya pun mengambil kotak tisu dan melanjutkan baca sampai selesai. Maunya abis baca langsung tidur tapi niat menulis tentang SUA menggedor-gedor kelopak mata saya. Setelah sedikit reda dari rasa haru yang menyelimuti, akhirnya saya menulis tulisan ini.

SUA adalah sebuah program surat-menyurat antara seorang yang telah/sedang berjalan menuju kesuksesan dengan adik yang sedang menuntut ilmu di sekolah dasar. SUA tahun lalu mempertemukan kakak-kakak yang penuh inspirasi dengan adik dari daerah terpencil di Sumbawa tepatnya SD Negeri Tatar, Sekongkang, Sumbawa Barat. Jika ingin mengetahui lebih mengenai SUA sila mengunjungi alamat suratuntukadik.wordpress.com

Tenggorokan saya tercekat ketika saya baru saja membaca surat pertama. Cerita Fajry membuat saya berkaca-kaca. Saya sungguh malu pada diri saya sendiri. Bagaimana mungkin saya lalai untuk rajin-rajin bersyukur. Di setiap hal-hal yang kita anggap biasa, ada begitu banyak orang yang memimpikannya. Anak-anak kecil ini hidup di tempat yang bahkan listrik saja tak ada TT.TT

Cuplikan surat-surat berikut ini mendesak sudut mata saya untuk membanjir:

“Tapi kalok kakak datang ke rumah adek pasti kakak tidak mau masuk ke rumah adek karena rumah adek jelek, ia kan?”
“Andaikan aku seperti kakak bisa keliling dunia enak ya ka ada banyak temen bisa kerja ke mana kemari lagi. Andainya aku seperti itu”
“Kak adik mau bertanya kenapa di Sumbawa tidak ada orang utan? Menyenangkan tidak menjadi relawan orang utan?”
“Kak evi di desa andre belum ada listrik masuk desa. Orang kampung memakai diesel untuk penerangan-nya, nyala pukul (18:00-23:00 WITA) mudah-mudahan ini tidak menyurutkan kak evi untuk datang liburan kesini”
“Abang saya kepingin sukses seperti abang. Agar saya bisa kuliah sampai keluar negri seperti abang. Doain saya abang, supaya sukses”
“Tapi, di tempat saya tidak ada air terjun, karna di tempat saya banyak yang kekurangan air” –(jawaban atas surat kakak tentang pengalamannya mengunjungi Air Terjun Niagara sewaktu mendapat beasiswa ke Amerika)
“Sebenernya aku ingin bangat cepet lulus dari semua sekolah, biar aku bisa membantu ekonomi orang tua”

I'm still sobbing. Terima kasih Yafindo telah membuat saya mengenal mereka lewat surat. Anak-anak kecil itu, saya tidak akan berhasil menahan air mata. Mungkin ditampar tidak akan lebih nyeri dari perasaan saat membaca surat-surat itu. Ada rasa yang menendang-nendang batin saya begitu gaduh. Saya benar-benar ingin memeluk bocah-bocah itu.

Mimpi adalah hak setiap orang tak peduli bagaimanapun keadaannya. Adik-adik, bersemangatlah untuk meraih cita. Karena semua berawal dari mimpi, jangan pernah ragu akan masa depan yang lebih baik. Saya mencintai mereka yang berani bermimpi tinggi. Saya mencintai kalian, adik-adik.

Oh, I really want to hug these kids TT.TT
----------------
image source: http://suratuntukadik.wordpress.com/

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE