-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

4 Jun 2014

POLITIK YANG SANTUN

  • June 04, 2014
  • by Nur Imroatun Sholihat
Beberapa hari terakhir ini, saya tak putus-putus mendengar orang-orang berbincang tentang pilpres. I’m kinda tired of that or what, now I even want to write it. Saya sebenarnya tak terlalu ingin berkomentar tetapi lama kelamaan pembahasan yang mengarah ke menjelek-jelekkan itu cukup berisik ya. Jujur saya terganggu dengan obrolan yang tak ada habisnya itu. I mean, can't we just stop hating?

Setiap orang punya hak untuk berpendapat. Betul. Kemudian, tidak adakah perlindungan untuk orang yang tak ingin telinganya selalu mendengar bahasan itu? Bukan berarti saya cuek. Saya mempelajari latar belakang kedua calon. From the very first--it's clear, I have my own choice. Namun, saya merasa tak perlu membahasnya terus apalagi menyerang calon yang tidak saya pilih. Bagi saya, pilihan politik sebaiknya tidak terlalu diteriak-teriakkan--apalagi dengan status saya sebagai abdi negara. Saya hanya menentukan pilihan dan diam atau berkomentar secukupnya. Saya sangat menghargai hak berpendapat karena setiap pendapat manusia tentu harus dihormati. Yang tak saya tak mengerti adalah hujatan-hujatan (bahkan fitnah) bertubi-tubi mengarah kepada kedua capres dan cawapres.

Hendaknya fanatisme kepada seseorang/sesuatu tidak menghalangi kita dari kebenaran. Mengapa harus menyerang seseorang yang ada di sisi seberang dengan kebohongan? Sungguh kasihan orang-orang baik yang harus berhadapan dengan kerasnya fitnah. Really, can't we just stop hating?

Beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis bahwa saya telah lama memutuskan berhenti banyak memikirkan politik dan memilih melakukan sesuatu saja, sekecil apapun itu. Saya tak ingin membenci sesuatu yang tidak benar-benar menganggu hidup saya. It's better for us to judge less. Pesta demokrasi ini tak perlu menyeret kita untuk menyerang apalagi menjatuhkan. Banyak kawan bercerita bahwa mereka jenuh menyaksikan ‘perang’ ini. Sama seperti mereka, saya juga lelah mendengarnya.

Saya yakin kita bisa membahasnya dengan kepala dingin. Kemarin saya membahas pilpres ini dengan seorang sahabat. Meskipun kami mendukung calon yang berbeda, kami tertawa riang saat memperbincangkannya. Kita semua berharap pesta demokrasi dapat berlangsung damai. Kita sebagai rakyat tentu ingin melewati pilpres ini dengan aman dan tertib. We acknowledged as a polite country, right? Saya yakin kita adalah bangsa yang bisa berpolitik dengan santun juga. Semoga pilihan kita dapat membawa negara ini menuju arah yang lebih baik. Semoga siapapun pilihan kita, kita tetaplah teman, sahabat, saudara seperti sediakala. Salam damai :D
------------------------
(Tulisan ini juga guna mengingatkan diri saya sendiri untuk tak bergabung dalam riuhnya suara-suara emosional tentang pilpres. Hihi)
image source: here

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE