Aku telah berangka 24.

Angka 24 ternyata tidaklah seringan itu di bahuku. Udara di sekelilingku menjelma begitu sarat. Aku khawatir jika perlahan-lahan aku kehilangan kemudaan; sebuah daya untuk berlari tanpa mengenal finish. Aku tahu semangat yang runtuh satu per satu meninggalkanku selama perjalanan. Aku takut waktu berlalu begitu saja tanpa pernah mengkonfirmasi mampukah aku menghadapinya. Bodohnya aku meminta waktu bertanya, aku seharusnya selalu mempersiapkan diri.

Aku berlari dan terkadang merayap tetapi aku tidak ingin berhenti. Di angka 24 ini, aku menyiapkan segala organ tubuhku untuk berlari lebih kencang lagi. Aku menyalakan semangat anak-anak dan mengawal kemudaan dalam pikiranku. Aku yang tak jarang tertinggal berjanji untuk tidak berada di barisan belakang lagi. Aku akan berlari kencang dengan bendera slogan tergelar di punggungku.

Laiknya jumlah jam dalam sehari yang 24, aku ingin menjadi orang yang di 24 jamnya terus-menerus berusaha menjadi lebih baik. Aku ingin menjadi seseorang yang di setiap harinya melakukan hal-hal yang akan membahagiakan dikenang di masa depan. Ketika aku menengok ke masa lalu, aku ingin tersenyum bangga pada hidup. Aku ingin menjadi seseorang yang kelak di 24 jamnya sehari dapat berkata aku mencintai masa mudaku.