-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

9 Oct 2014

CALLER RING (part 1)

  • October 09, 2014
  • by Nur Imroatun Sholihat


Ring ring ring ring..

Aku mendengar nada sambungmu yang seolah ditujukan untukku. Iramanya membuatku teringat rona wajahmu saat mendendangkan lagu favoritmu itu. Segera, suaramu mengalun riang di seberang sana. Aku terdengar begitu tenang menyapamu padahal jantung terbirit-birit memompa darah. Kau tak akan pernah tahu bagaimana perasaanku mendapati suaramu. Telah dua tahun lamanya kita menambatkan batin pada kota yang berlainan. Hari demi hari berlalu menguatkan kemampuan suara memboyong perwujudanmu ke hadapanku. Aku telah sampai pada masa di mana suaramu saja menyulap hariku menjadi berpelangi.

“Bisakah kau memperkirakan berapa tahun lagi kita akan sanggup berbaik hati pada jarak?” Suaramu terdengar berat. Napasku terpenggal seketika.

Kau tak menjelaskan maksud pertanyaanmu selain justru menutup telepon dengan suara yang semakin berat. Aku mematung. Layar ponselku tergenangi. Ada organ yang porak-poranda di dalam tubuhku yang beku. Aku menjelajahi serpihan-serpihan kejadian untuk memastikan sesuatu yang mengganggumu. Namun, aku bahkan tak ingat kapan terakhir kalinya kita bertengkar. Atau mungkin kau membenci kenyataan bahwa seseorang harus disebut ada padahal tidak tidak benar-benar berada di jangkauan mata? Apakah kepindahanmu ke kota itu sungguh melemahkan toleransimu terhadap spasi?

Aku mencari barangkali kau sedang menyiapkan kejutan kepulanganmu. Kau sedang berpura-pura menyisihkanku lalu tiba-tiba berdiri di depan pintu--aku berdoa demikian. Aku berdusta tentang keberadaanmu yang tidak benar-benar berada di jangkauan mata. Sungguh sesederhana ini caraku menipu diri sendiri.

Aku menyusuri jalanan yang sering kita lalui bersama. Suara tawamu berdering di telingaku. Aku memanggilmu lagi dan lagi. Ku bukukan daftar panggilan yang semuanya tidak terjawab. Mengapa sehina ini aku bertindak--mengemis dan memerlukan belas kasihan.

Aku diamuk logika: mengapa aku bersikeras menunggumu yang sama sekali tak jelas dan tak tegas.

-to be continued-
------------------
Read also: Caller Ring (part 2)
Inspired by: Color Ring-Winner
image source: Color Ring MV

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE