RANDOM UPDATE
- October 22, 2014
- by Nur Imroatun Sholihat
It’s been a while, hello my blog…
Rasanya sudah lama saya nggak nulis di sini. Daripada nggak ada tulisan sama sekali, saya akan update random melalui tulisan ini. Ngapain aja sih saya akhir-akhir ini sampe nggak nengok blog, huhu. Mungkin blog ini lama-lama nggak mengakui saya jadi pemiliknya lagi kalau sering saya tinggal *ugly crying.
Jadi ceritanya saya lagi riweuh daftar kuliah. Syaratnya nilai TPA minimal 500 dan TOEFL di atas 450 (sengaja banget di-bold angkanya *run). Saya cerita ya pengalaman saya tes TPA dan TOEFL. Pertama, tes TPA Bappenas. Saya nggak tahu kenapa tes TPA itu seolah ditujukan buat cowok. Dua dari tiga jenis tesnya adalah tes numerik dan tes penalaran. Well guys, kenapa sih nggak ada tes kepekaan perasaan, pasti cewek yang menang *digebuk penemu tes TPA. Saya mau berbagi trik menghadapi tes TPA tapi nilai saya mengingatkan saya bahwa saya nggak pantas melakukannya, haha. Yang jelas kita harus pinter-pinter milih soal yang gampang, soal yang susah ditinggal aja. Kita boleh susah move on di kehidupan nyata tapi wajib selalu move on kalau ketemu soal yang susah. Saran aja sih, perluas pengetahuan kosakata dengan rajin membaca. Setidaknya itu udah menyelamatkan tes verbal. Buat tes numerik, saya cuma bisa bilang “seharusnya saya menginvestasikan sebagian uang saya untuk otak.”. Jangan ragu untuk beli buku-buku pengasah otak meskipun lagi nggak pengen ikut tes apapun. Misal, beli buku latihan TPA lalu kerjain pelan-pelan selesainya setengah tahun juga nggak apa-apa. Kalau udah selesai, beli buku lain dan kerjakan lagi. Mungkin terdengar agak lebay tapi otak yang nggak diasah akan menurun kemampuannya. Terakhir untuk tes penalaran, nggak ada tips khusus selain belajar dari buku TPA. Mungkin tips terbaik yang bisa saya bagi adalah berlatih menjadi orang yang logis setiap menghadapi masalah *sotoy.
Meskipun absurd, mari lanjutkan tips dan trik yang lain yaitu untuk menghadapi tes TOEFL. Saya inget banget guru SMA saya pernah bilang, “saat speaker mbacain direction, kalian scanning jawaban supaya nanti pas percakapan diputar, kalian sudah bisa masuk ke konteks pembicaraannya.”. Ini adalah tips listening versi saya. Fokus juga pada pembicara kedua, biasanya jawaban ada di situ. Untuk tes structure, mau nggak mau emang harus belajar teorinya. Buat reading, cari dulu soal yang bisa langsung dijawab semisal “innocent in the 14th line means…”. Setelah itu baca soalnya dulu baru baca teksnya.
(Feeling saya bilang saya nggak keterima sih tahun ini. Yang nilai TPA-nya excellent banyak banget. Saya pengen ketemu temen-temen genk saya yang semuanya sekarang lagi kuliah di kampus itu sebenernya tapi mungkin bukan tahun ini. Like what Winner's Jinwoo said when he asked about his feeling seeing his friends debuted while his future was unclear, "Everyone's dream has its own time". Tahun depan saya akan berusaha lebih baik deh. For now, I go with nothing to lose attitude.)
Rasanya sudah lama saya nggak nulis di sini. Daripada nggak ada tulisan sama sekali, saya akan update random melalui tulisan ini. Ngapain aja sih saya akhir-akhir ini sampe nggak nengok blog, huhu. Mungkin blog ini lama-lama nggak mengakui saya jadi pemiliknya lagi kalau sering saya tinggal *ugly crying.
Jadi ceritanya saya lagi riweuh daftar kuliah. Syaratnya nilai TPA minimal 500 dan TOEFL di atas 450 (sengaja banget di-bold angkanya *run). Saya cerita ya pengalaman saya tes TPA dan TOEFL. Pertama, tes TPA Bappenas. Saya nggak tahu kenapa tes TPA itu seolah ditujukan buat cowok. Dua dari tiga jenis tesnya adalah tes numerik dan tes penalaran. Well guys, kenapa sih nggak ada tes kepekaan perasaan, pasti cewek yang menang *digebuk penemu tes TPA. Saya mau berbagi trik menghadapi tes TPA tapi nilai saya mengingatkan saya bahwa saya nggak pantas melakukannya, haha. Yang jelas kita harus pinter-pinter milih soal yang gampang, soal yang susah ditinggal aja. Kita boleh susah move on di kehidupan nyata tapi wajib selalu move on kalau ketemu soal yang susah. Saran aja sih, perluas pengetahuan kosakata dengan rajin membaca. Setidaknya itu udah menyelamatkan tes verbal. Buat tes numerik, saya cuma bisa bilang “seharusnya saya menginvestasikan sebagian uang saya untuk otak.”. Jangan ragu untuk beli buku-buku pengasah otak meskipun lagi nggak pengen ikut tes apapun. Misal, beli buku latihan TPA lalu kerjain pelan-pelan selesainya setengah tahun juga nggak apa-apa. Kalau udah selesai, beli buku lain dan kerjakan lagi. Mungkin terdengar agak lebay tapi otak yang nggak diasah akan menurun kemampuannya. Terakhir untuk tes penalaran, nggak ada tips khusus selain belajar dari buku TPA. Mungkin tips terbaik yang bisa saya bagi adalah berlatih menjadi orang yang logis setiap menghadapi masalah *sotoy.
Meskipun absurd, mari lanjutkan tips dan trik yang lain yaitu untuk menghadapi tes TOEFL. Saya inget banget guru SMA saya pernah bilang, “saat speaker mbacain direction, kalian scanning jawaban supaya nanti pas percakapan diputar, kalian sudah bisa masuk ke konteks pembicaraannya.”. Ini adalah tips listening versi saya. Fokus juga pada pembicara kedua, biasanya jawaban ada di situ. Untuk tes structure, mau nggak mau emang harus belajar teorinya. Buat reading, cari dulu soal yang bisa langsung dijawab semisal “innocent in the 14th line means…”. Setelah itu baca soalnya dulu baru baca teksnya.
(Feeling saya bilang saya nggak keterima sih tahun ini. Yang nilai TPA-nya excellent banyak banget. Saya pengen ketemu temen-temen genk saya yang semuanya sekarang lagi kuliah di kampus itu sebenernya tapi mungkin bukan tahun ini. Like what Winner's Jinwoo said when he asked about his feeling seeing his friends debuted while his future was unclear, "Everyone's dream has its own time". Tahun depan saya akan berusaha lebih baik deh. For now, I go with nothing to lose attitude.)
Saya sebenernya punya banyak draft tulisan yang belum selesai. Saya
seharusnya nulis review album “Shoebox”-nya Epik High ketika kemarin album itu
dirilis tapi saya malah masih ngurusin yang lain. Whether I’ll write the review
or not remain unclear for me. Forgive me, huhuhu. Saya jadi diingetin
pentingnya menjaga semangat sampai akhir. Saat mengerjakan apapun, termasuk
nulis, pasti dipenuhi semangat di awal (di tengah-tengah tulisan kita malah
pergi *lol) dan semangat itu harus dijaga sampe tujuan kita
tercapai. Juga tentang fokus terhadap hal yang dikerjakan. Sering
saya berhenti di tengah tulisan lalu malah memulai tulisan lain.
Cuaca lagi agak kurang bersahabat atau saya lagi kecapekan aja tapi saya sempet sakit kemarin. Jangan lupa untuk jaga kesehatan ya teman-teman. Makan yang teratur, istirahat yang cukup, dan tetap berpikiran positif :)
------------
image source: here
0 Comments:
Post a Comment