Rintik hujan memainkan perkusi di
jendela kamarnya. Dia terbangun bersama alarm lagu yang sedari lama dia sukai. Lagu
lawas dari The Beatles masih setia berjajar di daftar putar ponselnya termasuk lagu
yang sedang berdering saat ini. Dibiarkan rambutnya tak beraturan menutupi
sebagian wajahnya. Dia memandang gerimis yang syahdu pagi itu. Dia menatap
ruangan yang telah berbulan-bulan tak sempat dirapikannya. Dia beranjak dari
duduk mematung di samping bantal untuk menata kamarnya.
Saya baru saja iseng membaca laman Wikipedia tentang daftar kosakata Bahasa Indonesia yang sering salah dieja (link: http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Daftar_kosakata_bahasa_Indonesia_yang_sering_salah_dieja). Ternyata Bahasa Indonesia yang saya gunakan kerap awur-awuran. Hahaha. Setelah membaca laman tersebut, saya bergegas membetulkan kesalahan penulisan di blog saya. Saya merasa beruntung menemukan laman Wikipedia tersebut. Semoga link tersebut bermanfaat untuk teman-teman semua :)
Purworejo
Saya mengenalnya tepat di hari
pertama saya memasuki masa SMA. Tak lama sejak pertemuan pertama, dia
resmi menjadi sahabat terbaik saya. Masa-masa saya mengukir mimpi meletakkan Anggi
di posisi yang tidak bisa digeser sama sekali. Ya, saya adalah seorang
perempuan kampung yang tidak punya keistimewaan apapun datang ke SMA untuk
mengubah nasib. Saya bermodal mimpi yang bisa dibilang kelewat tinggi. Hanya
dengan itu saya melangkah di setiap hari. Hanya dengan harapan mimpi akan
terwujud saya berlari meski halangan menghadang. Anggi menemani mimpi saya.
holykaw.alltop.com |
Hello, I’m back
with absurd tips and tricks. Setelah sebelumnya ada tips dan trik agar kamar
menjadi rapi (read it here), kali ini saya akan membagikan tips dan trik bagi orang-orang yang sering mengantuk saat rapat (please, COUNT ME IN! *shameless). Mengantuk di saat-saat
penting memang menyebalkan. Untung saja kita bisa menggunakan banyak cara untuk
menghadapinya. Setelah melewati begitu banyak
pengalaman ngantuk di dalam ruang rapat, akhirnya ide menulis ini tercetus.
Here we go…
Kaca jendela bus yang ku tumpangi
menangis. Hujan lebat yang kini berdrama ku harap menenangkan diri menjadi gerimis
yang romantis. Aku teringat persis bagaimana suara atap rumahku jika terguyur
hujan. Dengan suara yang berasal dari kepala, atap bus pun kini menjelma atap rumahku. Tak
peduli betapa kekanak-kanakan atau basinya kalimat ini, aku masih
mengucapkannya secara tak sadar. Aku ingin pulang.