-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

14 Apr 2015

DEAR ENEMY

  • April 14, 2015
  • by Nur Imroatun Sholihat
"People have this concept about meeting the perfect person in the future but maybe your best person is already sitting in front of you or next to you" (Lucy to Derek and Amy-Dear Enemy)
First of all, I'm not into drama and hardly watch TV so this one must be something for me. Pertemuan tidak sengaja dengan sepenggal cuplikan film ini membuat saya penasaran ingin menonton cerita selengkapnya. Film ini berjudul Dear Enemy, sebuah film produksi China yang menceritakan tentang persaingan dua managing directors di 2 perusahaan yang berbeda. Mereka bersaing agar perusahaan mereka menjadi leading company di bidang usaha Lithium. Persaingan ini tampak umum sebelum seorang blogger yang tulisannya menyoroti dunia bisnis mencari tahu latar belakang keduanya. Blogger ini penasaran dengan hasil foto jepretannya saat kedua tokoh utama tersebut bersua. Adakah sesuatu yang mereka sembunyikan? Ternyata sebelum mereka bersaing di Hongkong, mereka telah 7 tahun berpacaran. Amy dan Derek, nama kedua tokoh utama, berpisah karena Amy merasa Derek tidak mempunyai waktu untuknya. Derek yang kesal karena Amy tidak mengerti pekerjaannya bahkan mengkondisikan agar Amy ikut bekerja di bidangnya dan merasakan kesibukannya. Siapa sangka Amy diterima di perusahaan yang sedang beradu dengan perusahaan yang dipegang Derek.

Suatu saat, Amy pergi ke London untuk menemui seorang investor. Derek berpura-pura ikut pergi ke London untuk mencari tahu apa yang Amy kerjakan di sana. Derek berdalih ingin bertemu kakak perempuannya yang memiliki usaha di London. Karena saling mencurigai kegiatan masing-masing, Derek dan Amy bertemu saat saling membuntuti. Mereka bertemu di depan toko milik Kakak Derek yang kemudian mengajak mereka berdua makan malam bersama. Lucy, kakak Derek menasihati mereka tentang betapa lamanya mereka mengulur waktu pernikahan hingga pada akhirnya justru putus. "Mungkin orang terbaik sedang duduk di depanmu atau di sampingmu" (Huhuhu, Amy dan Derek duduk bersebelahan saat mendengar nasihat itu). The story seemed jump into the real life because of Derek's actions to Amy. Dia tak segan-segan menggagalkan usaha Amy menemui investor yang sedang diincar Amy. Persaingan semakin sengit tetapi saya justru merasa kisah mereka semakin manis.
Cerita berbalik arah ketika ayah Amy berulang tahun dan mengundang baik Amy maupun Derek untuk kembali ke Chengdu, China dan menghadiri pesta ulang tahunnya. Sesampainya di rumah, Amy terkejut karena Derek sedang bermain piano dengan adik Amy. Di lain pihak, Amy belum bertemu waktu yang tepat untuk mengatakan kepada orang tuanya bahwa dia dan Derek sudah putus (itulah mengapa Derek masih diundang datang ke acara Ayah Amy). Ketika orang tua Amy sibuk membahas rencana pernikahan mereka, Amy dan Derek hanya bisa tersenyum pasrah. Amy heran mengapa Derek yang sibuk menyempatkan untuk datang ke acara itu (sepanjang cerita mungkin sebenarnya Derek masih berharap Amy kembali padanya tapi terlalu gengsi). Perbincangan tentang rencana pernikahan seperti menyalakan kembali kenangan Derek tentang Amy. Maka malam itu juga Derek menjelaskan mengapa dulu dia sampai tak memiliki waktu untuk Amy. Amy yang selama ini berharap Derek meminta maaf padanya akhirnya mendengar pernyataan rasa bersalah mantan kekasihnya itu.

I love effortless, simple, yet sweet story. Saya tersentuh oleh adegan-adegan kecil yang sepertinya wajar, biasa saja tetapi terlihat manis di film ini. Sebagian kisah drama terdengar cheesy tetapi film ini--how do I describe this. The mature vibe made the story didn't look childish. I rarely saw any cheap and cheesy scenes just to make it sweet romantic film--still the film managed itself to be a nice one in my opinion.

Saya hanyut dalam chemistry Derek dan Amy yang bisa menggambarkan kedekatan dan permusuhan dalam satu waktu yang sama namun tetap terlihat manis. Saya suka ketika Derek disambut begitu hangat oleh keluarga Amy. Ada sebuah kontras yang indah ketika Amy yang memusuhi Derek berada di kerumunan orang yang menganggap Derek sebagai bagian dari keluarga mereka. Kualitas acting pemeran Amy maupun Derek apik--they must be a real couple in the real life (lol, they aren't). Hihihihi. My heart fluttered seeing Derek asked Amy to work together in a project. Guess what? The proposal he gave to Amy is a marriage proposal complete with the risk and the return lists. I'm completely a bundle of mess in the corner for its cuteness.

Sometimes the best rival is the best partner. Ah, kesan itu merasuk ke dalam pikiran saya. As Derek said to Amy, "When you meet a worthy opponent, it makes you grow stronger."
-------------
(let me be cheesy this time by saying this romantic film is not cheesy okay :-*)
image source: douban.com

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE