-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

9 Nov 2015

IMZ’S DIARY 09112015

  • November 09, 2015
  • by Nur Imroatun Sholihat
Rasanya lama banget saya nggak nulis Imz’s Diary padahal kayanya belum lama juga sih. Hihihi.

Kolom imzroadtolampung akhirnya nggak cuma berakhir sebagai wacana. Yey. Saya sudah nulis edisi pertama dan kedua. Banyak tempat yang pengen saya kunjungi di sini tetapi kaki saya belum mau diajak jalan. Mungkin kaki saya sedang lelah menghadapi peliknya kehidupan *apa sih *hihihi. These days I’m in the mood of writing short stories and I don’t even know why. Dulu saya pernah bilang kalau saya jadi banyak nulis itu entah karena kebanyakan ide, kebanyakan waktu luang, atau kebanyakan kegalauan. Nah, cerpen lebih dekat dengan yang ketiga nggak sih? Hihihi

Saya baru saja membaca buku karya Agus Mulyadi yang berjudul “Jomblo Tapi Hafal Pancasila.” Tertarik baca gara-gara sering baca mojok.co yang gaya penulisan para kontributornya, salah satunya Mas Agus Mulyadi, nyleneh dan unik. Di buku itu ada kata-kata yang bikin ngakak.

“Kata pepatah: tak kenal maka tak sayang. Sekarang kan udah kenal, sayangnya kapan?”. Eaaaaaaaaaa. Gara-gara buku ini saya jadi tertantang buat bikin gombalan dan inilah beberapa gombalan hasil merenung yang lamanya setara sama waktu belajar untuk UAS. Iyain aja walau gombalannya abal-abal.

“Tolong jangan bikin hidupku tambah ribet dong. Ribet nih cari cara bikin kamu suka sama aku.”

“Kamu tahu nggak kenapa kata gagal move on ada? Karena ada orang-orang kaya kamu yang membuat orang tahu kalau bertahan lebih menyenangkan daripada berpindah.”

“Sebentar, aku lagi minum madu buat memastikan aku nggak salah. Ternyata aku emang benar: senyummu lebih manis dari madu.”

Saya baru sadar sesuatu. Setelah berbulan-bulan berlalu, lagu Loser milik Big Bang masih jadi anthem saya. Finally I realized that a comforting song isn’t always a happy song. Even a sad song like “Loser” gives me consolation. Akhir-akhir ini selalu ngrasa hidup saya nggak berjalan sesuai rencana aja. Mungkin saya harus ngrasain apa-apa salah kali ya supaya saya tahu betapa berharganya sesuatu yang benar.

Salah satu contohnya ketika beberapa malam yang lalu saya berniat membuat bolu kukus (tentu saja dengan peralatan dan bahan seadanya). Sudah janjian sama temen kos mau bikin sehabis maghrib, eh dianya pulang malem. Akhirnya kami baru mulai ngocok adonan jam setengah 10 malem. Setelah adonan jadi, kami ke dapur dan menjadi saksi mata kosongnya tabung gas kami. Akhirnya kami keluar mencari gas jam sepuluh malem dengan berjalan kaki. Balada belum berakhir karena seusai gas dipasang ternyata adonan sudah mulai turun dan rotinya tidak mengembang sempurna. Sebenarnya not bad sih tapi meleset dari ekspektasi.  Haha. Saya senyum-senyum sendiri lihat hasil kukusan di loyang. Kayanya kalau saya ikut Masterchef Indonesia, jurinya bakal senyum yang sama kaya senyum saya *you know what I mean *abis itu langsung diusir dari dapur Masterchef *jangankan ketemu juri, pas audisi aja udah pasti disingkirin *hihihi.
Truthfully, malam itu saya udah nyerah membuat bolu saat tahu kalau gas habis. Kemudian teman saya itu menatap saya seolah terheran-heran pada keputusan saya untuk berhenti “Ini nggak mau dilanjutin? Mau nyerah di tengah jalan gini aja?”. Saya kembali tersadar sungguh ciut hati saya sampai seseorang yang berumur 6 tahun di bawah saya bisa menampar hati saya. Betapa tepatnya lagu “Loser” untuk orang yang suka berputus asa tiba-tiba seperti saya. Kejadian malam itu mengingatkan saya bahwa terkadang kita berpatah semangat tepat selangkah sebelum kita berhasil. Kita tidak boleh berhenti begitu saja sekalipun jalanan di depan terasa berat dan berduri. Terima kasih Lolita atas pelajarannya malam itu.

Akhir-akhir ini saya sedang suka mendengarkan Payung Teduh. Lagu-lagu band indie satu ini dideskripsikan oleh saya dan sahabat saya, Mbak Rizki, sebagai “not the songs to sing along but enjoyable. A bit weird and weirdly attractive.”. Entah ini band indie keberapa yang menjadi objek obrolan kami berdua. Melengkapi kegombalan tulisan ini, saya akan memasukkan kata-kata dari lagu Payung Teduh yang sangat manis:

“Hanya ada sedikit bintang malam ini. Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya.” (Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan, Payung Teduh)

Kamu suka Payung Teduh nggak? Pasti suka kan? Soalnya kamu sama Payung Teduh sama-sama teduh. *abaikan

Kamu nggak kesepian apa teduh sendirian? Boleh aku ikut berteduh? *kabuuuur

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE