GRAVITY ON ME
- June 26, 2016
- by Nur Imroatun Sholihat
Dengan gaya
gravitasinya, kaki-kakiku seolah begitu harus pergi ke tempatnya berada. Aku
menyadari betapa beratnya menolak gaya tarik yang dimilikinya dengan berada
tetap di sini—tempat yang jauh dari pusat gravitasi. Ada hasrat untuk bersamanya dari
masa ke masa. Aku sangat ingin berada di dekatnya selalu.
Tetapi aku bisa
apa. Kami masih sama-sama jauh dari kesiapan. Aku takut pada kehendak yang tidak
mendekatkanku pada Tuhan. Aku takut berada dalam buaian cinta yang tidak
dihalalkan oleh Tuhan—sesuatu yang seharusnya tidak disebut cinta sebab
menjauhkan dari sang Maha Cinta.
Aku tahu bahwa
satu-satunya yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah mendoakan dan
menitipkannya kepada Tuhan agar dia selalu berada dalam kebaikan-kebaikan. Aku
sudah merasa cukup. Aku tak perlu gundah sebab jika dia memang untukku, dia
akan dijagakan sang Maha Penjaga hanya bagiku. Sementara aku akan memantaskan
diri sampai batas waktu bertemu dalam suratan kebersamaan.
Tuhan, jaga dia
untukku. Kala ku masih jauh bagai menghitung resah berkepingan berderaian.1
Di setiap resah
langkah-langkah kecil yang terpaksa kutahan untuk tidak berlarian ke arahnya,
aku tahu aku tengah meyakinkan Tuhan bahwa perasaanku sungguh-sungguh. Berdiri
di tempatku kini lebih menggambarkan
kerisauanku tidak mendapatkannya ketimbang jika aku memilih untuk mendekat ke arahnya. Sebab sebanyak apapun usahaku untuk mendapatkannya, aku
tak akan mendapatkannya jika Tuhan tidak berkehendak. Aku akan menjaga diri
dari hal yang dibenci Tuhanku agar menjadi orang yang dikehendaki bersama dengannya.
Jangan pernah berpikir
ini pilihan yang mudah. Ada kala aku khawatir jika seseorang mendekatinya
sementara dia tak pernah tahu perasaanku. Aku takut bila dia memilih bersama
dengan yang lain sementara aku terus merahasiakan rasa. Tetapi aku berusaha menenangkan segala praduga. Aku akan menepis segala prasangka
bahwa kita tidak akan bersisian. Aku percaya meskipun saat ini dia tidak melihat
apa-apa yang aku lakukan, Tuhan mengetahui.
Itulah seninya
jatuh cinta: saat kita percaya bahwa satu-satunya yang bisa memutuskan pasangan
kita adalah Tuhan. Maka bersabar aku. Maka bersabar aku.
Ketika cinta
memanggilku, aku menundukkan kepala memohon dzat yang membolak-balikkan hati mengarahkan
hatinya kepadaku. Maka berdoa aku. Maka berdoa aku.
----
1lirik
lagu “Jaga dia untukku”- Siti Nurhaliza
(inspired by a friend's story)
image source: tumblr.com
(inspired by a friend's story)
image source: tumblr.com
0 Comments:
Post a Comment