TENTANG BUDAYA YANG MENARI DI TENGAH MODERNISASI
- November 27, 2016
- by Nur Imroatun Sholihat
Budaya
Indonesia terkikis perlahan-lahan meninggalkan kita resah menyaksikannya dari
kursi penonton. Budaya asing pun bergaung begitu nyaring di setiap harinya.
Kita masih saja setia menjadi pemirsa yang sibuk menuding pihak lain. Di setiap
permasalahan yang menghadang budaya, modernisasi kerap kali dikambinghitamkan.
Modernisasi seolah serta-merta menjadi antonim dari kelestarian budaya.
Sejatinya modernisasi
dan globalisasi budaya adalah hal yang tidak terelakkan lagi. Kita tidak bisa
berpangku tangan memusuhi modernisasi yang di lain pihak membawa begitu banyak
dampak positif. Bukan saatnya kita duduk santai sebagai penonton yang
mengeluhkan modernisasi yang kian tidak terbendung. Sebaliknya, kita seharusnya
mengharmonisasikan budaya dan modernisasi agar berjalan selaras.
Kita bisa
belajar dari Jepang dan Korea Selatan yang berhasil menundukkan modernisasi
untuk menyebarluaskan budaya mereka ke seluruh penjuru bumi. Tidak hanya itu,
kedua negara tersebut mampu mempopulerkan budaya tradisional bersamaan dengan
gelombang budaya populer mereka.
Apakah kedua
negara di Asia Timur tersebut mendapatkan itu semua secara cuma-cuma? Pemerintah
kedua negara tersebut bekerja keras, menginvestasikan dana yang jumlahnya
fantastis, dan menghabiskan waktu yang demikian panjang untuk meraih kemasyuran
budaya mereka saat ini. Pemerintah Jepang melalui Kementerian Ekonomi Perdagangan dan
Industri gencar mempromosikan dan mengenalkan budaya dan industri kreatif
melalui program Cool Japan yang diluncurkan pada tahun 2002. Korea
Selatan sendiri membutuhkan setidaknya 30 tahun dan biaya triliyunan untuk
membangun Hallyu wave1 yang mereka nikmati saat ini.
Akibat
gelombang budaya mereka yang menjalar ke berbagai benua, hampir seluruh wujud
budaya mereka turut terangkat. Musik, komik, drama, tayangan televisi,
bahasa, kartun, kuliner, kearifan lokal, hingga barang elektronik pun
terpengaruh oleh merebaknya budaya populer kedua negara tersebut. Hal ini membuktikan
bagaimana satu jenis budaya mampu memperkenalkan bidang budaya lainnya
sekaligus. Jepang dan Korea telah membuktikan diri sebagai negara yang mampu
menunggangi arus modernisasi. Tidak berhenti di situ sebab saat ini Jepang dan
Korea Selatan meraup penghasilan yang sangat tinggi dari sektor kebudayaan. Hal
tersebut tidak akan terjadi jika tidak ada modernisasi.
Untuk itu
Indonesia perlu memastikan langkah agar budayanya mampu mendomplengi modernisasi seperti papan selancar yang meliuk-liuk di
antara deburan ombak. Budaya kita tidak boleh terdiam menunggu tenggelam melainkan bergerak lincah dan berkawan baik dengan modernisasi. Berikut adalah
langkah-langkah yang perlu ditempuh oleh Indonesia guna mempopulerkan budaya:
Saat ini,
terdapat banyak sekali warga negara ini yang tidak acuh terhadap budaya yang
kita miliki. Oleh karena itu, Indonesia perlu memasifkan kampanye
bangga terhadap budaya negeri sendiri. Mengapa tidak berbangga pada budaya yang
sangat beragam secara kuantitas dan indah secara kualitas? Kampanye tersebut berupa
pemberian pelajaran mengenai budaya di setiap jenjang pendidikan, penampilan
budaya daerah di acara-acara resmi, menampilkan kebudayaan Indonesia di
acara-acara regional maupun internasional, serta membuat gerakan cinta budaya
Indonesia dengan menggandeng budayawan dan komunitas pecinta budaya.
Kedua,
meningkatkan kualitas para “peselancar” budaya. Kebanggaan terhadap budaya
lebih mudah didapatkan jika budaya itu ditampilkan secara lebih apik. Dalam hal
ini kita perlu memberikan beasiswa kepada para pelaku seni dan budaya untuk
meningkatkan kualitas mereka. Tidak tertinggal memfasilitasi anak-anak muda
yang berpotensi turut menggerakkan budaya untuk mengembangkan kemampuan mereka.
Selanjutnya,
kita perlu memanfaatkan media sosial dengan sebaik mungkin guna memberikan
edukasi dan melakukan promosi budaya daerah maupun budaya nasional Indonesia.
Pemerintah perlu menggandeng anak muda untuk menjadi agen promosi budaya. Sebab
di masa ini, sosial media mampu secara cepat dan masif menyebarkan konten
apa pun termasuk konten tentang budaya.
Keempat, kita perlu memasukkan budaya tradisional ke budaya modern. Agar budaya tradisional tidak
kesulitan diri membaurkan dirinya dengan kehidupan modern ini, kita bisa
memberikan sentuhan budaya tradisional pada budaya modern. Sebagai contoh,
desain gaun yang diberi ornamen batik atau motif songket.
Kelima,
membarengi sektor pariwisata untuk melangkah beriringan. Sektor pariwisata
Indonesia selama ini belum digarap secara maksimal padahal dapat menjadi
katalis popularitas budaya lokal. Misal dengan menggelar festival budaya daerah
di daerah pariwisata yang ramai pengunjung baik turis dalam negeri maupun luar
negeri.
Keenam,
memperjuangkan budaya asli Indonesia yang diklaim oleh negara lain.
Mengapa upaya ini penting? Sebab mempertahankan budaya menunjukkan keseriusan
pemerintah untuk menghargai budaya. Penghargaan yang ditunjukkan terhadap
budaya akan memicu warga yang selama ini tidak peduli terhadap budaya ikut
tergerak hatinya untuk ikut mencintai budaya.
Melalui
langkah-langkah tersebut diharapkan budaya Indonesia mampu berselancar di
tengah ombak modernisasi. Kita sebagai "peselancar" tentu perlu meningkatkan
kecintaan, pengetahuan, dan berusaha mempelajari budaya agar kita bisa menjadi
peselancar yang ulung. Jangan mau berdiam diri sebagai orang yang menonton
runtuhnya budaya Indonesia dari kursi penonton. Sebaliknya, mari menjadi agen
yang aktif melestarikan budaya dengan usaha kita masing-masing. Jangan biarkan
budaya kita tenggelam di antara deburan ombak melainkan meliuk-liuklah di
atasnya. Budaya Indonesia memiliki semua materi untuk menari di atas ombak. Papan selancar itu membutuhkan peselancar untuk menggerakkannya.
Apakah kita sebagai warga negara Indonesia akan menjadi peselancar yang
membiarkan diri untuk tenggelam atau peselancar yang menikmati dan menunggangi
setiap ombak yang datang?
Sebab tidak
seperti yang dipersangkakan banyak orang, modernisasi ketika dihadapi dengan
tepat justru merupakan wahana untuk melestarikan budaya.
-------
-------
1 Hallyu Wave adalah istilah gelombang ekspansi
budaya besar-besaran yang dilakukan oleh Korea Selatan
image source: flickr.com
0 Comments:
Post a Comment