-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

23 May 2017

THE GENIUS SEASON 1

  • May 23, 2017
  • by Nur Imroatun Sholihat
source: wikipedia.com
(Alert: it contained spoiler of The Genius Season 1)

I just finished watching The Genius Season 1. Dan kalau saya menulis tentang sebuah tayangan yang menarik hati saya, Rizki Wulandari alias Mbak Ki hampir selalu ada di belakangnya. Baru-baru ini, Mbak Ki merekomendasikan “The Genius” kepada saya. Setelah selesai menonton season 1 dari acara ini, it's safe to say that this show is my ultimate favourite reality show. Saya suka konsepnya yang nggak sekadar menguji kecerdasan para peserta tetapi juga kemampuan mengolah taktik dan strategi serta kemampuan bekerja sama kala diperlukan. Para peserta memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan kemampuan memecahkan masalah menjadi seragam mereka. Aturan dalam acara ini adalah seluruh peserta harus bertanding dalam sebuah game di tiap episode. Pemenang di setiap episode akan mendapat imunitas dari eliminasi dan berhak memberikan imunitas kepada 1 peserta lainnya. Sementara peserta yang kalah dalam game akan memilih satu orang peserta tanpa imunitas untuk bertanding bersamanya di death match guna menentukan siapa yang tereliminasi. Sungguh dilematis ketika kita harus menggunakan strategi yang kadang kala menuntut kita untuk menjatuhkan orang lain tetapi orang-orang tersebut menjadi penentu siapa yang tereliminasi. 
the players   (image source: aminoapps.com)


Jadi, bias saya di season 1 adalah bias dari Mbak Ki juga, Hong Jinho. Orang dengan selera yang sama selalu terjebak pada pesona orang yang sama. haha (high five!). Jinho adalah mantan professional starcraft gamer yang seolah terkena kutukan “juara kedua”. Selama 15 tahun karirnya sebagai gamer, dia harus berpuas diri berada di posisi kedua dan melalui acara ini, Jinho ingin mematahkan anggapan itu. Dengan wajah lugu dan mudah ditipu, dia menunjukkan banyak sisi yang menarik hati saya: cerdas, jitu mengolah strategi, tenang di bawah segala macam tekanan, mau mengalah, mampu bekerja sama dengan orang lain, dan banyak sisi lainnya yang membuat dia semakin endearing. Dan satu yang paling menarik hati saya adalah: dia tidak pernah mencurangi peserta lain demi memperoleh kemenangan. Di tengah semua orang yang saling mencurangi, Jinho tampil sebagai pemain yang jujur dan dapat dipercaya. Anyway, saya mulai menjadi #teamjinho sejak episode 6.  Brain is the new sexy and Jinho with his genius brain was super attractive. Peserta lain yang mendapatkan dukungan saya adalah Junseok, seorang politisi muda lulusan Harvard. I guess my preference is a smart guy with innocent face who behaves well (after all, this kind of guy is everyone's preference. Haha).

Selain terkesima dengan kecerdasan Jinho, tayangan ini juga menawarkan banyak pelajaran hidup yang ngena banget. So here are the lessons I learned from  it:   

1.    1.Sometimes, life works in the way you couldn’t understand
Di episode 3, tokoh sentral dari kemenangan justru harus tereleminasi. Saya sampai terbengong-bengong seusai menonton episode ini. Seseorang yang berusaha paling keras, seseorang yang menjadi otak dari kemenangan justru harus menjadi yang tersingkir. It reminded me about life—sometimes people with the best effort could ended up be insignificant in the end. Duh kejam sih. Kita harus menerima kenyataan semacam itu seperti takdir-takdir lainnya. Ya, hidup terkadang berjalan berkebalikan dengan rasionalitas manusia. Menerima takdir adalah satu-satunya jalan untuk bisa melanjutkan kehidupan dengan tenang.

2.       2. We are simply competing
Episode 4 juga berhasil bikin saya bengong. Death match episode ini mempertemukan 2 orang yang sedari awal saling mendukung. Mereka harus berhadapan untuk menyelamatkan diri dari eliminasi. Ketika kita dihadapkan untuk memperebutkan satu hal yang sama, mau tak mau kita harus berkompetisi. Such a sad truth.

3.       3. Memanfaatkan kemampuan dengan sebaik-baiknya
Ah, episode 7 drove me crazy at first. Jinho tampak clueless menghadapi permainan “Open, Pass”. Tak dinyana-nyana, saya semakin terkagum-kagum pada kemampuannya melalui episode ini. Jinho memanfaatkan kemampuannya menghafal untuk mengenali kartu mana yang harus dibuka dan kartu mana yang harus dilewatkan begitu saja. Strategi yang tidak terduga ini membuat saya merasa bahwa kita perlu memanfaatkan kemampuan kita sebaik-baiknya di medan pertandingan. Carilah cara agar kemampuan kita dapat mendekatkan kita pada tujuan.

4.       4. Tidak mencurangi siapapun
Permainan Kong's Dilemma di episode 8 merupakan permainan yang menguji pengorbanan peserta untuk tim. Semakin seseorang berkorban untuk tim, semakin besar peluangnya tereliminasi. Sejak awal, pengkhianatan dan kecurangan telah menjadi hal yang lumrah menghiasi setiap episode. Namun, pada akhirnya pemain yang sampai pada tahap final adalah 2 orang yang paling jujur di setiap permainan. What I learned from the whole episode is “Kecurangan akan terbalas dengan cara yang tidak terduga—mungkin tidak seketika itu tetapi pasti suatu saat nanti. Begitu juga dengan kebaikan.”. Pada akhirnya kejelekan dan kebaikan akan kembali pada diri sendiri

5.        5. The Loyal Allies
Yang satu ini adalah nasihat yang saya dapat dari episode final. Jinho yang tidak pernah mencurangi siapapun mendapat bantuan dari peserta lain sebagai balasan loyalitasnya. Selain mengajarkan pentingnya kekuatan mental terhadap tekanan, episode final mengajarkan pentingnya dikelilingi oleh orang-orang terbaik. Having a positive circle is necessary. Jinho yang sedari awal menarik hati saya dan Mbak Rizki--seseorang yang berjuluk "King of Silver" karena selalu menjadi juara 2, akhirnya dapat membuktikan dirinya berada di posisi teratas. Winning speech darinya sungguh menyentuh hati. “Back then when I was a gamer, there was something I really wanted to say after winning. When others won while I came 2nd, I was always jealous watching them do this. To my family, my mom and my brother, I really wanted to say I loved them and now I finally get to say it”. (T.T)
his serious face ❤    (image source: onehallyu.com)
Those notes resumed my feeling towards The Genius Season 1. I seriously recommend this show to anyone. Akhir kata, inilah quote favorit dari peserta yang merasa dukungan dari peserta lain membantunya memenangkan kompetisi. This beautiful quote was delivered when he won the competition:

“I played with the thought that if I didn’t trick anyone and gave them my trust, they’d eventually open up to me. I think that’s why I was able to have such reliable allies. The path I took was not wrong.  It felt like I was rewarded in that way.” – Hong Jinho


6 Comments:

  1. HAHAHAHHAHAHAHA
    .
    .
    .
    *numpang ketawa doang

    ReplyDelete
  2. *pura-pura nggak kenal
    *who are you? *pasang muka gampang ditipunya Jinho :)
    Aku beneran nggak nyangka Jinho bakal menang. Sedari awal ketipu muluk sih -__-

    ReplyDelete
    Replies
    1. mueheheheheheh...
      .
      .
      liat aja ntar pas season 3 palingan biasnya sama lagi.
      ohiya, by the time kamu nonton itu trus watsap tp gak kubales brarti mungkin udah kublock. Bye.

      Delete
    2. Hahaha. How dare you. I'm okay with that. Bye. Hahaha
      Btw, Aku udah nonton Crime Scene baru dapet 2 episode and OMG those guys were scarely genius :)
      As usual Jinho stole my heart away. hiihhhhh cowok pinter muka lugu gampang ditipu :)

      Delete
    3. ahseeeekk... seru juga kaaann. Crime Scene juga favoritttt!!

      Delete
    4. Duh iya the Genius sama Crime Scene ini favorit banget. Banyak momen yang bikin bengong saking bagusnya konsepnya, eksekusi programnya, sama cast-nya yang pinter2 banget :)
      Tunggu aku nonton The Genius season 3 ya buat tau apa selera kita masih sama :p

      Delete

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE