JUNGHWAN
- July 17, 2017
- by Nur Imroatun Sholihat
(It's an appreciation post to Junghwan. The truth is, I can’t
help writing about him. Sorry for this mushy unimportant story as my heart
should’ve moved on. Hihi)
source: hugumagita.blogspot.co.id |
Akhir-akhir ini dua orang sahabat
saya sedang menonton my all-time favourite drama, Reply 1988. Jika kalian
membaca tulisan saya yang berjudul “Reply 1988”, kalian pasti tahu bahwa saya
masih nggrundel atas ending dari drama ini. Bahkan sampai
sekarang, saya masih sakit hati ketika mengingat episode 18-nya. Dan rasa
nelangsa tiba-tiba muncul lagi karena dua sahabat saya ini adalah #teamtaek.
Obrolan mereka tentang Taek membuat saya tertinggal dalam kubangan kesedihan sebagai
#teamjunghwan sendirian :p
My feeling towards this drama
could be considered as mixed. Saya menerima akhir cerita setelah berusaha keras
memahami maksud sang penulis skenario. Meskipun sebenarnya, banyaknya celah
dalam alur cerita telah membuat penonton (including me) memerlukan waktu lebih
untuk benar-benar menerimanya. Don't get me wrong. Saya sangat toleran kok sama
ending yang bittersweet tapi ini bahkan 100% bitter buat #teamjunghwan. Hihi.
Mengapa penulis harus membuat
second male lead yang sebaik itu untuk akhirnya tidak menjadi siapa-siapa?
Jelas-jelas dia adalah seseorang yang selalu menemani kesulitan-kesulitan
female lead character. Mengapa salah seorang yang memainkan bagian terpenting
dalam membangun emosi keseluruhan cerita menjadi tokoh yang sama sekali tidak
punya arti di akhir cerita? (Awfully, he was destined to be a loser at almost
all aspects. Even the continuation of his life wasn’t explained in the end of
drama.)
you should've given it a serious thought, Dukseon. source: aminoapps.com |
But I write this not to complain about the unfairness
anymore. Dramanya juga udah selesai dari tahun 2016 silam kok. Saya ingin
bercerita mengapa kisah ini begitu berkesan bagi saya dan mengapa saya tetap
menjadi pendukung Junghwan sekalipun dia bukanlah siapa-siapa pada akhirnya.
(But first of all, standing applause untuk kualitas akting Ryu Jun Yeol,
pemeran tokoh Junghwan, yang berhasil banget bikin orang-orang jatuh hati lalu
ikut merasa sedih atas nasibnya). Junghwan is relatable for me. Ada banyak
orang di dunia ini yang kesulitan menjabarkan perasaannya dalam kata. Bukan,
bukan karena tidak sungguh-sungguh tenggelam dalam. Hanya saja, bahkan kata
apapun tidak bisa mewakili rasa yang tersimpan. Binar mata yang tersembunyi,
senyum yang dirahasiakan, kebaikan-kebaikan kecil yang secara konstan
dilakukan—bukti bahwa kata tidak akan bisa menyederhanakan rasa. Bagi
orang-orang seperti Junghwan, rasa terbahasakan melalui tindakan. Meskipun
sebenarnya mereka tahu bahwa mereka tetap harus mengutarakannya dalam kata.
Feeling is just very complicated for them. Tidak ada keraguan dalam diri saya
memilih untuk mendukung Junghwan sedari awal. Saya tahu karakter semacam ini
akan mudah terkalahkan tetapi bahkan jika saya harus dicintai, saya ingin
seseorang seperti Junghwan yang datang dalam hidup saya.
source: pinterest.com |
Saya suka kebaikan-kebaikan kecil
yang seolah-olah tidak sengaja Junghwan lakukan untuk Dukseon. Saya suka wajah
cueknya ketika dia bersikap sangat manis kepada perempuan yang disukainya itu.
Hidup bersama pribadi tsundere seperti Junghwan sepertinya tidak akan
membosankan. Saya juga suka kedalaman pemikirannya untuk kebaikan sahabat dan
keluarganya. I didn't change my bias even when I realized Taek’s opportunity
was getting bigger and bigger by time. I’m simply fallen for subtle kindness.
I’m a fool for the pure and innocent love as Junghwan’s. And I wish, I could be
that kind of person to the people around me. Because even when they couldn’t
name my feeling, but my actions are helping them get through the days. That
should be enough. Somehow, I doubt I’ll regret the choice of being that kind of
person.
Never in my life think that my
choice as #teamjunghwan was wrong--even when it’s painful. Because for me,
kindness is the universal language of love. And for that reason, Junghwan
himself is love :)
------
read also: Reply 1988
boleh saya minjem kasetnya kak ? hihi
ReplyDeleteBoleh banget. Hihihi. Nanti pas saya udah pulang ya InsyaAllah.
Deleteif i be dukseon, i'll choose taekkiiee overall. having someone like jung hwan just hurt our heart. but in real life, i have no jung hwan or taekki hahaha (sad)
ReplyDeleteThe truth is, you and Upi inspired me to write this because I heard you two enthusiastically talked about Taekkie. Haha. I don't mind Dukseon became Taekkie's. Reluctantly, I've accepted all the justifications the scriptwriter made about the husband choice. Our taste is simply different so I wouldn't persuade you to choose Junghwan. But don't you at least feel bad about his fate? He's nothing but a purely kind-hearted guy with brusque personality. What did he do wrong to be abandoned in the end? All the circumstances trapped him in difficult situations (remember everytime Junghwan tries to build his courage to be with Dukseon, it always either he knew Duksoen is liking someone else (Sunwoo) or someone close to him is liking her (Taekkie). Don't you think he deserves much better ending? Anyway, just like you, I have no Junghwan and Taekkie in my real life as well. Hahaha :)
DeleteHeeeiii #teamtaeki is here... aku ga nyelesain episode 20 nya, cuma 19 nya huhuhu. Aku bingung sama perasaanku, though I'm a taeki team, but I'm not really happy with the end of this story. Because I see taeki get duksun so easily. I like the jungwan fight. But if I become duksun, maybe I will also choose taeki because jungwan does not prove his feelings. He keeps it tightly. How can duksun be sure?
ReplyDeleteMasih mending cuma nggak bener-bener bahagia. Aku lho mental breakdown liat episode 18. Semacem merasa diciderai gitu. Haha.
DeleteFor me, I think it's obvious, if I were Dukseon, I'll choose Junghwan.
Satu yang pasti, semua keadaan mendukung Taekkie dan menggagalkan Junghwan. Aku bisa apa kalau ditanya "how can duksun be sure?":)
Setidaknya buatlah duksun sedikit tau bahwa jungwan menyukainya, supaya dia bisa memilih..
ReplyDeleteKayanya kita udah pernah diskusi soal ini kan ya. Sejujurnya aku udah males ngomongin keputusan penulis skenarionya tapi bolehlah kita bahas sekali lagi. Setiap kali Junghwan mau nunjukkin dia suka, situasinya selalu nggak berpihak ke dia. Seharusnya Taekkie bilang kalau dia udah tahu perasaan Junghwan jadi Junghwan nggak merasa harus ngalah. Sesimple Taekkie njawab "Iya. Aku lihat dompetmu. Jadi kamu juga suka Duksoen?". Kunci dari persaingan terbuka bukan ada di tangan Junghwan tapi Taekkie.
DeleteLagian aku nggak mempermasalahkan dia nggak dapetin Duksoen kok. Cuma pengen ada ending yang proper buat semua karakter termasuk dia. Junghwan is too precious for a bad ending :)
Hehe okay. Aku lagi proses move on kok ;)
ReplyDeleteJung Hwan emang selalu ngingetin kalau cinta tulus itu ada. Tanpa bisa diungkapkan, hanya pembuktian2, sesederhana pun itu. Aku mencintaimu dengan sederhana. Sederhana tapi dalam :(. Meskipun suka cara Taek dalam mengungkapkan dan memperjuangkan cinta, tetap saja, tindakan Jung Hwan itu sweet banget. Menunggu Duk Seon dari belajar malam, ngasih payung pas hujan, datang, nglindungi pas di bis, dll :"
ReplyDeletehalo nduk. Piye kabare?
DeleteAku eling masa-masa awakmu tak kiro bakal dadi #teamJunghwan dan ternyata tebakanku salah. Aku patah hati ih kabeh koncoku dadi #teamTaek :p
Tapi aku nggak nyesel kok dadi pendukung Junghwan. Rollercoaster emosine kerasa banget, ternasehati secara nggak langsung, and somehow it's a bit enjoyable. #akurapopo