-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

11 Oct 2017

REZEKI ITU URUSAN ALLAH

  • October 11, 2017
  • by Nur Imroatun Sholihat
source: muslim.sg


(Usually, I refrained from sharing a very personal story especially about my sorrow over finding someone. But I ended up wanting to write it as an encouragement for other people who are in the same situation as me. Please cheer up and smile.)

Cerita ini bermula dari ngobrol dengan beberapa teman tentang membeli rumah. Beberapa teman saya yang sudah menikah bisa membeli/mencicil rumah bersama pasangannya. Beberapa bahkan sudah mencicil rumah bersama calon pasangan/pacar mereka sebelum menikah. Tetapi saya hanya bisa tersenyum setiap kali ajakan untuk membeli rumah tinggal di Jakarta datang pada saya. Sendirian mencicil rumah di Jakarta tentu hampir-hampir tidak mungkin dengan penghasilan saya saat ini. Padahal harga rumah semakin mahal dari waktu ke waktu. Tentu saya ingin segera membeli sebelum harganya tak terjangkau lagi. Tetapi saya bisa apa.

Biasanya saya terkurung perasaan sedih jika sudah bersua situasi semacam ini. Saya hanya bisa terdiam dan menguatkan diri saya sendiri. I don’t want to display that I’m concerned about that. I believe that nobody needs to know my every feeling. Tentu saja saya juga ingin menikah dan mencicil rumah. Saya tentu ingin memiliki tempat tinggal yang lebih nyaman dari sepetak kamar kosan. Tetapi saya sama sekali bukanlah penentu takdir.

Maka saya mengingatkan diri saya sendiri bahwa rezeki itu urusan Allah. Allah menjaminnya untuk setiap makhluk. Jodoh juga hak prerogatif Allah. Jadi apabila Allah memutuskan bahwa saya belum menikah sampai saat ini, itu pasti sebab Allah menghendaki kebaikan untuk saya. It's highly possible that me being deprived of marriage is a blessing. 

Mungkin saya masih harus belajar untuk menjadi lebih baik terlebih dahulu. Mungkin saya masih banyak kurangnya jika saya saat ini menjadi istri. Mungkin saya memang masih dianggap kuat untuk menghadapi apa-apa sendirian. Mungkin Allah ingin melihat saya mengiba dan memohon lebih akan hadirnya seseorang. Mungkin Allah ingin saya sangat menghargai kehadiran seseorang itu jika saya merasakan lamanya menunggu. 

Dan jika Allah menghendaki, semahal apapun rumah nanti, saya akan tetap bisa membelinya. Jika Allah menghendaki, akan ada rezeki untuk saya di masa depan untuk membeli rumah. Sebaliknya, secepat apapun saya memburu-buru takdir untuk menikah, jika Allah memutuskan saya belum bisa membeli maka saya tidak akan mampu membeli. Allah akan memampukan yang tertakdir untuk mampu. Seperti disebutkan dalam Al Quran, jika Allah menghendaki kebaikan untukmu, tidak seseorang pun dapat menahannya dan jika Allah menghendaki kemudharatan untukmu, tidak seorang pun dapat menolaknya.

Maka diri yang tak tahu apa-apa, ketahuilah bahwa Allah maha mengetahui. Berfokuslah pada Allah saja: yang memutuskan takdirmu, yang menentukan rezekimu. 

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE