-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

11 Nov 2019

BERTEMU JOKO PINURBO

  • November 11, 2019
  • by Nur Imroatun Sholihat
















Beberapa waktu lalu, Perpustakaan Kemenkeu mengadakan Festival Literasi (Feslit) 2019. Joko Pinurbo menjadi pembicara pertama dalam rangkaian acara yang menghadirkan banyak penulis buku itu. Sebagai penggemar Beliau, saya pun tidak melewatkan kesempatan untuk bisa hadir di sesi di mana Beliau membedah bukunya, “Srimenanti”. Novel pertama Jokpin, begitu penulis yang terkenal dengan puisi Kamus Kecil itu akrab disapa, sama uniknya seperti puisi-puisi Beliau: menggelitik, tak jarang nyleneh, jenaka yang memamerkan betapa mahirnya Beliau mengolah dan mengotak-atik kata-kata (siapa coba yang mau membantah kemampuan Beliau mengolah keunikan kata-kata dalam bahasa Indonesia?
)
dari novel Srimenanti
Menurut Jokpin, novel Srimenanti ini terinspirasi dari puisi Sapardi “Pada Suatu Pagi” (bahkan Sapardi dan beberapa nama orang yang kita kenal di dunia nyata menjadi nama karakter di buku ini. Sungguh jenaka! Hihi). Jokpin awalnya tergerak menulis juga karena membaca puisi Sapardi. Beliau ingin menjadi sastrawan karena tersihir puisi Sapardi. Siapa sangka akhirnya mereka bersahabat. Kisah Jokpin adalah perwujudan dari “jadikan idolamu temanmu”. Bekerja keraslah sampai kau bisa sejajar (atau setidaknya mendekati) dengan idolamu. Kini Sapardi dan Jokpin kadang bersisihan di acara sastra. Uwuuwuw.

Dan pujangga yang memiliki warna khas di dunia sastra Indonesia itu ternyata perfeksionis sekali. Tidak terhitung berapa ratus puisi yang dibakar karena Beliau tidak puas dengan karya-karyanya. Beliau baru berani menerbitkan karya pertama saat usianya sudah 37 tahun. Tak heran karyanya seperti perasan puisi-puisi terbaik—sebab Beliau “membuang” ampas-ampas dan hanya menerbitkan sari-sarinya saja.

Pesan Beliau yang sangat membekas bagi saya adalah: rajinlah menabung kata. Kumpulkan kata atau rangkaian kata atau kalimat yang menarik setiap waktu hingga akhirnya nanti bisa menghasilkan karya yang istimewa. Beliau juga menitipkan pesan kepada para penulis muda untuk memiliki kesabaran sampai akhirnya menghasilkan karya yang baik.
My brain stopped working for a while because OMG it's Jokpin :)
Oh ya, dalam acara ini, saya ditakdirkan oleh Allah berkesempatan untuk membacakan puisi “Dari Jendela Pesawat”. Padahal saya semacam tidak terlalu berharap akan dipilih karena banyak peserta yang angkat tangan sembari berteriak “saya ngefans sama Pak Jokpin”. Memang ya begitulah konsep takdir: sesuatu yang tertakdir untukmu akan tetap menjadi milikmu dan datangnya bisa jadi dengan cara tidak terduga-duga. Saya tambah bersyukur karena tidak menyangka akan mendapatkan kesempatan langka ini.
apa yang saya dapatkan dari acara ini :)
Oh ya, penulis yang humoris ini membocorkan beberapa puisi yang akan dimuat dalam buku yang sedang digarapnya "Khong Guan". Uwuwuuwu. Bisa terbayang kan Jokpin x Khong Guan—sejenaka apa perpaduan yang akan terjadi.

Ps: Setiap kali bertemu dengan penulis, saya bertekad untuk menjadi penulis yang lebih serius. (tetapi tekad semacam ini biasanya hilang keesokan harinya. Haha.)
-----
read also: Bertemu Crystal Widjaja

0 Comments:

Post a Comment

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE