The quarterlife crisis is a period of life usually ranging from the late teens to the early thirties, in which a person begins to feel doubtful about their own lives, brought on by the stress of becoming an adult. (Wikipedia)
My current state: quarterlife crisis.
Pernah mendengar istilah quarterlife crisis? Saya sedang bersama dengannya *BGM: sad songs. Akhir-akhir ini perasaan saya seperti sedang menjadi penumpang rollercoaster dan saya tidak tahu persis penyebab intinya. Kemudian seorang teman berkata, "Mungkin kamu sedang mengalami quarterlife crisis, Im"
Pernah mendengar istilah quarterlife crisis? Saya sedang bersama dengannya *BGM: sad songs. Akhir-akhir ini perasaan saya seperti sedang menjadi penumpang rollercoaster dan saya tidak tahu persis penyebab intinya. Kemudian seorang teman berkata, "Mungkin kamu sedang mengalami quarterlife crisis, Im"
CATATAN DIKLAT PENGAWASAN: DASAR-DASAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA (1)
By nurimroatun - April 03, 2014
I used to love politics so much.
I promise to write the complete
material tomorrow so for today lemme trapped in the memories *tsaaah. Bahan
ajar hari ini tentang dasar-dasar pengelolaan keuangan negara. Yap, keuangan
negara sendiri berarti semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik
negara. Dan kalau kita ngomongin keuangan negara, kita nggak bakal bisa
jauh-jauhan sama trio UU 17/2003 (keuangan negara), UU 1/2004 (perbendaharaan
negara), dan UU 15/2004 (pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara).
Sekarang, asas pengelolaan
keuangan negara udah ada yang baru lho. Asas itu antara lain akuntanbilitas
berorientasi hasil, profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan dalam
pengelolaan keuangan negara, dan pemeriksaan yang bebas dan mandiri. Ruang lingkup keuangan negara sih masih sama yaitu hak negara (misal memungut pajak), kewajiban negara (misal menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara), penerimaan dan pengeluaran negara, penerimaan dan pengeluaran daerah, keyaan negara/daerah, dan kekayaan pihak lainnya.
Nah, balik lagi ke masalah
trapped in the memories. Di kelas tadi, banyak diskusi yang berkedok keuangan negara padahal intinya sih
soal ekonomi politik. Entah sejak kapan saya memutuskan untuk nggak “marah-marah”
sendiri soal keadaan negara. I used to write about politics until I realized
that I did nothing. Its not nothing at all actually, but I think its better for me start doing something. Saya memilih melakukan hal-hal kecil sebisa saya daripada terus-terusan komplain. LOL. Tapi jauh di dasar hati saya, saya masih iim yang dulu.
Saya kesal hampir di setiap mendengar berita politik dan pada akhirnya saya memilih
terlihat berubah. Hehe
CATATAN DIKLAT PENGAWASAN: STANDAR AUDIT DAN LANDASAN TEORI AUDIT
By nurimroatun - April 02, 2014
Reports are the internal auditor's opportunity to get management's complete attention (Sawyer's Internal Auditing, 5th ed)
Sebenarnya materi standar audit
diajarkan kemarin tetapi baru hari ini saya tulis di sini. Berhubung materinya tentang standar, saya nulisnya agak serius ya. Standar audit adalah standar yang
membuat siapapun auditor yang melakukan audit akan menghasilkan mutu pekerjaan
yang kualitasnya sama. Tujuan ditetapkannya standar adalah:
1. Menetapkan
prinsip-prinsip dasar yang merepresentasikan praktik-praktik audit intern yang
seharusnya
2. Menyediakan
kerangka kerja pelaksaan dan peningkatan kegiatan audit intern yang memiliki
nilai tambah
3. Menetapkan
dasar-dasar pengukuran kinerja audit intern
4. Mempercepat
perbaikan kegiatan operasi dan organisasi (APIP)
5. Menilai,
mengarahkan, dan mendorong auditor untuk mencapai tujuan audit intern
6. Menjadi
pedoman dalam penugasan audit intern
7. Menjadi dasar
penilaian keberhasilan penugasan audit intern
Standar audit
dibagi menjadi 4 bagian:
1. Prinsip-Prinsip Dasar (kode 1000)
1000- Visi,
misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab APIP harus dinyatakan secara
tertulis dan disetujui pimpinan K/L/Pemda serta ditandatangani oleh pimpinan
APIP sebagai piagam audit (audit charter)
1100- APIP dan
kegiatan audit intern harus independen serta para auditornya harus objektif
1110- Pimpinan
APIP bertanggung jawab kepada pimpinan K/L/Pemda agar tanggung jawab
pelaksanaan audit dapat terpenuhi
1120- Auditor
harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan
1130- Jika
independensi atau objektivitas terganggu, baik secara faktual maupun
penampilan, gangguan tersebut dilaporkan kepada pimpinan APIP.
1120- Auditor
harus mematuhi kode etik yang telah ditetapkan
Seorang bendahara telah berusaha meminjam uang kepada atasannya dan tidak mendapat pinjaman untuk pengobatan anaknya. Dia meminjam uang kas kemudian seorang auditor melakukan opname kas dan menemukan kekurangan kas tersebut. Jika kita adalah auditor itu, apa yang akan kita lakukan?
Materi hari ini adalah mengenai
standar audit AAIPI (Asosiasi Auditor Internal Pemerintah Indonesia). Standar
audit adalah ukuran mutu minimal untuk melakukan kegiatan audit. Kenapa standar
ini dirumuskan? Karena APIP (aparat pengawas intern pemerintah) harus menjadi
agen perubahan yang dapat memberi nilai tambah. Selain itu standar audit ini
juga berfungsi menjaga mutu hasil audit internal. Nah, APIP yang efektif dapat
terwujud jika didukung dengan auditor yang profesional dan kompeten dengan
hasil audit yang berkualitas. Dari penjabaran panjang lebar di atas, kata nilai
tambah sungguh menggugah pikiran saya. Apakah auditor telah bersungguh-sungguh melakukan
usaha terbaik guna memberikan nilai tambah bagi auditee?
And actually I’m not into that
standard material as I deeply into auditor’s judgement discussion. Bu Raida kembali
menggedor-gedor nurani peserta diklat sebagai calon auditor. Kali ini dengan
serentetan pertanyaan dan pernyataan yang membuat peserta diklat harus merenung
dalam-dalam. The biggest thing today is her statement about professional judgement.
“Saya selalu katakan bahwa
auditor seharusnya belajar komunikasi empati. Jangan menutup mata terhadap
hal-hal baik.” Ujar Beliau
Napak tilas Bintaro membuat hatiku terselubungi haru biru
![]() |
April 2009 dan Mei 2014 :) |
Setelah selesai ngobrol dengan
Mbak Ria (dan dinasihatin buat nyari pacar *sob sob), saya nyusul Mbak Fit
yang udah nungguin saya di Harmoni (swalayan, bukan Harmoni Jakarta Pusat, apalagi Harmoni lagunya Padi). Belanja di Harmoni, masih seperti dulu
saat kuliah, terasa begitu menyenangkan. Sehabis menemukan yang kami cari, saya
menyempatkan diri mampir ke kos psycho unnie, Mbak Ki. Saya membawakan Mbak Ki,
Mas Ikhsan, dan Mas Adhi kado atas diterimanya mereka di D4. Hope they’ll like
it :)
“Nasib terbaik adalah leyeh-leyeh di kosan, yang kedua adalah pulang kampung meskipun kereta ternyata sedang bermasalah, dan yang terburuk adalah diklat di hari sabtu. Rasa-rasanya memang begitu. Beruntunglah mereka yang bersantai di kosan”
Hey, hey, I’m back J
Jika masih hidup, mungkin Soe Hok
Gie dan filsuf Yunani akan marah karena saya mengadaptasi “nasib terbaik adalah
tidak pernah dilahirkan dst” menjadi bizarre quote di atas. Becanda. Diklat di hari sabtu juga menyenangkan kok. Mungkin setelah ini perlu ada peribahasa
“tuntutlah ilmu meskipun weekend” *abaikan*. Sebenarnya quote di atas mau diisi
dengan sesuatu yang lebih keren semisal “Auditing is about collecting evidence”
tapi kok kayanya serius banget ya. Hihihihi.
Setelah sebelumnya saya skip nulis
catatan diklat, hari ini saya kembali sekalian membawa materi yang kemarin
diajarkan. Dua hari ini diklat membahas 3 hal yang telah disebutkan di judul. Kita
telah sampai pada materi tahap akhir audit. Seusai kita menyusun program kerja audit,
saatnya kita mencari bukti audit di lapangan, menyusun kertas kerja audit, dan
melaporkannya.
Fyuuh. After joined this institution, I lose my intentions one by one. No, I’m not blaming it as my bad luck. I feel so blessed to be here. I realized who am I before then now I can proudly say I’m part of this MoF. But…..
Hari ini saya berencana menulis
catatan diklat pengawasan selanjutnya tetapi pikiran saya diganggu oleh
pengumuman penerimaan DIV. Saya, sama seperti teman-teman angkatan saya yang
lain, merasakan duka dalam karena belum boleh mendaftar DIV. Mumpung
usia masih muda, kami tentu ingin segera melanjutkan kuliah. Apa daya,
peraturan membuat kami tak bisa mendaftar DIV tahun ini. Untuk melanjutkan S1
kami juga perlu menunggu waktu yang tidak sebentar. Pada akhirnya, dalam keadaan
seperti ini, saya mencoba sekuat tenaga untuk tenang. Klise, klasik,
atau apapun namanya tapi saya percaya Tuhan punya rencana yang belum saya ketahui
maksudnya sekarang.
Malam ini, saya kembali teringat
resolusi tahun 2014. Ada satu mimpi yang jelas harus gugur: kuliah. Mimpi untuk
melanjutkan kuliah tahun ini harus ditunda. Dreams, whatever they'll be ended, always beautiful. Yang kedua, saya juga pernah
menulis ini sebelumnya: saya ingin jatuh hati. Its everybody’s dream to be in
love rite? Capaian triwulan pertama masih 0%. Hihihi. Tenang, masih ada 9 bulan kan?
#melototinkalender.
Republik ini tak henti bermasalah
Jangan kaget kalau quote yang saya pakai lebih mirip orang habis diklat wawasan kebangsaan ketimbang diklat audit. Hihi. Quote itu diambil dari salah satu pengajar yang berbagi ilmu hari ini. Oh ya, sebenarnya hari ini-- karena beberapa hal--mood saya tidak terlalu bagus. Tetapi saya harus tetap melanjutkan diklat dengan hati yang sedang rapuh ini #dramabanget. Baiklah, mari kita melanjutkan
catatan diklat pengawasan edisi ke empat.
Materi pagi ini disampaikan oleh
Bapak Andilo Tohom Tampubolon (BPKP). Hal yang paling penting untuk dicatat dari
materi Beliau adalah: “Auditor tidak harus pulang dengan temuan. Jadi kalau
memang tidak ada temuan ya jangan dibuat-buat”. Auditor bukan penulis skenario sinetron. Karena itu, jangan pernah mengarang temuan. Sesuai dengan filosofi di dunia hukum "Lebih baik membebaskan 1000 orang yang bersalah daripada menghukum 1 orang yang tidak bersalah", jadilah auditor yang membuat temuan hanya berdasar bukti yang akurat dan memadai. He taught us about
Program Kerja Audit (PKA) too. PKA adalah rencana pelaksanaan audit untuk pengumpulan bukti yang diperlukan sesuai tujuan audit. PKA, he said, is a map for auditor.
Work can be divided between the core job and controls done to improve results in the face of uncertainty (Matthew Leitch)
Hey, I’m back. Tumben banget quote
yang saya pasang rada serius gitu #pencitraanbiarkeliatanpinter. Jangan bosen ya kalau selama diklat ini saya
akan menulis tentang materi audit. Oh ya, sesi pagi ini diisi oleh Bu Raida
dengan materi SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah). Bu Raida ini
berasal dari unit yang dulu membuat semangat saya menjadi auditor berkobar
seketika #malahcurcol. Waktu itu, saya berkesempatan mewawancarai Pak Sumarno untuk majalah
Auditoria. Mungkin karena baru berkesempatan berbincang langsung sama pegawai unit itu
saja, saya jadi nggak bisa membandingkan dengan unit lain. Jadi selalu dimungkinkan unit lain juga memiliki auditor yang sama atau lebih kece. From what i saw, they are the ideal version of the auditors. Saya ingat waktu mewawancarai Pak
Sumarno, pandangan saya tiba-tiba berubah. Awal masuk ke kantor, saya berpikir bahwa
auditor is just another good profession. But then I understand that in its ideal
version, audit mengusung semangat yang sangat mulia. Hari ini saya bertemu
dengan rekan dari Pak Sumarno, Bu Raida Sitorus.
Materi diisi dengan nggosipin
COSO framework. Itu lho, nenek moyang dari segala aturan pengendalian internal.
Konon ceritanya, COSO diterbitkan karena adanya praktik kecurangan di laporan
keuangan perusahaan di Amerika. Muncullah kerangka kerja pengendalian internal
terintegrasi yang populer dengan sebutan COSO. Kelima framework itu adalah:
Setiap tujuan selalu memiliki minimal 1 risiko. Untuk sampai ke tujuan, beranilah menghadapinya.
Risk: possibility of something bad happening at some time in the future
(Oxford dictionary)
Yuhuuuu, kembali lagi di catatan
diklat pengawasan. Materi hari kedua adalah manajemen risiko. FYI, this phrase
is very popular at my office, like seriously. Tentu ada alasan risiko jadi
bahasan seharian yang membuat saya (lagi-lagi) harus menahan kantuk. Kita semua
tahu bahwa risiko selalu berkaitan dengan hal yang belum terjadi, tidak
diinginkan dan bersifat negatif. Lalu mengapa manajemen risiko ini ada? Karena kita
tidak mungkin menunggu sesuatu itu terjadi dulu kemudian baru menyadari risiko
semacam itu mengancam. Di dalam manajemen risiko, kita juga mengenal peribahasa
mencegah lebih baik daripada mengobati *ceilee. Kita harus senangtiasa
memperkecil kemungkinan risiko menghantui perjalanan kita.
Dengan keberadaan yang (hampir) absurd
karena terkantuk-kantuk, tiba-tiba saya terpikirkan hal ini: khawatirlah pada jalan
yang tidak beriringan dengan risiko, bisa jadi itu bukanlah sebuah perjalanan *abaikan. Hihi*. Kenyataannya risiko memang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan kita, tetapi bisa
diminimalisasi.
Setiap yang mempunyai tujuan membutuhkan audit
To be honest, until now I still wonder, how strong am I to stay still for days in the class. I always am so sleepy
whenever I have to listen to the teacher and do nothing else. I think I’m a bad student
TT.TT. That’s why, I need to write this diary to ensure myself that I, at
least, know what the teacher said *run run*.
Secara text book, audit adalah
penilaian sistematis dan objektif mengenai operasi/aktivitas guna menjamin
tercapainya tujuan (efektif, efisien, ekonomis, taat peraturan, amannya asset, dan laporan pertanggungjawaban yang akurat). Audit memiliki beragam jenis seperti
audit keuangan, audit kinerja, dan audit dengan tujuan tertentu. Tujuan akhir
audit adalah tercapainya tujuan organisasi. Sebentar, bukan materi buku yang ingin
saya tulis. Saya ingin menyederhanakan cara saya mengingat-ingat materi tentang
audit ini.
Ketika kita menetapkan sebuah
tujuan, akan selalu ada hambatan dan ada juga usaha yang kita lakukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Saran dari orang lain juga diperlukan sebagai petunjuk untuk meraih tujuan. Seperti itulah juga audit. Ketika
sebuah perusahaan/instansi ingin mencapai tujuan organisasi: ada risiko, ada
aktivitas untuk mengatasi risiko, serta ada audit sebagai pendapat professional
untuk memastikan bahwa perusahaan akan mencapai tujuannya.
Misalnya, saya ingin pergi ke hatimu
rumah teman saya. Akan ada hambatan seperti kehujanan, nyasar, dan macet. Kita melakukan
tindakan agar kita tetap sampai ke tujuan dengan efektif salah satunya dengan berangkat lebih cepat. Ketika
kita tersesat dan tak tahu arah jalan pulang *nyanyi, kita bisa menelepon teman
kita untuk menanyakan arah yang harus kita tempuh. Hambatan adalah hal-hal yang membuat perusahaan tidak mencapai tujuannya/tercapai tetapi tidak efektif, efisien, ekonomis, taat aturan, dll. Sedangkan teman yang memberi tahu kita jalan layaknya auditor bagi perusahaan.
![]() |
Morning faces: Zizah, me, and Arsa |
Sabtu kemarin (1 Maret 2014), saya berkesempatan
mengikuti acara StudentsxCEOs mewakili Yafindo. Dengan motivasi sampingan
ketemu brondong pengajar cakep, saya berangkat pagi-pagi ke stasiun
Juanda dan membeli tiket jurusan Depok. Ternyata sekarang naik kereta pake
kartu. Yeeeeyyy *telat banget *iya udah denger ceritanya dari dulu tapi tetep
mlongo pas menjalani sendiri. (dan lebih telatnya lagi ternyata saya punya kartu flash BCA yang nggak pernah saya pakai dan bisa buat naik kereta). Saya juga ngira bakal desek-desekan di kereta
jadi saya nggak bawa laptop karena takut kecopetan. Ternyata keretanya sepiiii.
LOL. Kalau saya mau guling-gulingan di dalem kereta pun bisa.
![]() |
penampakan kartu yang saya maksud. Kursi di depan saya kosooong. LOL |
Malam ini aku hampir tak percaya
pada kabar yang diucapkan seorang sahabat padaku. Jika orang menamai ini
kebetulan, aku lebih menganggapnya magnet bernama doa. Seseorang yang sahabatku
idam-idamkan sejak lama memulai obrolan serius. Kakiku bergetar mendengarnya. Kisah
seperti itu bukanlah semata-mata milik drama dan film. Sungguh Alloh tahu setiap
harapan yang tersembunyi. Alloh tahu doamu dan doanya telah saatnya bersautan
saling menjawab. Mataku sarat menahan air mata bahagia.
If you keep wandering, one day you'll realize that your dreams are bigger than what you thought before.
Imz's Random Files No: 50863
Sejak kerja di bagian IT yang didominasi para jomblo, entah sengaja atau tidak kemampuan menggombal saya meningkat 1024%.
"Kamu tahu teori jaringan? Nggak apa-apa kalau nggak tahu. Yang penting kamu tahu teori jaringan kamu dan aku"
"Perkembangan teknologi secepat aku ingin segera bertemu kamu"
"Aku perlu belajar ilmu database supaya bisa menyimpan rapi data tentang kamu di pikiranku"
"Seandainya dunia ini punya aplikasi yang bisa membaca hati kamu, aku nggak perlu menerka-nerka sekarang"
"Aku butuh cloud server karena pikiranku sudah tak cukup menyimpan setiap detailmu"
"Aku butuh cloud server karena pikiranku sudah tak cukup menyimpan setiap detailmu"
"Cukup kabel-kabel jaringan ini yang terlihat rumit, hati kita jangan"
"Untuk pertama kalinya aku ingin menjadi black hat; aku ingin menembus hatimu meskipun secara illegal"
"Untuk pertama kalinya aku ingin menjadi black hat; aku ingin menembus hatimu meskipun secara illegal"
<i> <b>i need to know you more</i> </b>
Sometimes you wonder where on earth is someone you’re looking for hiding.
Kau tahu mengapa bumi begitu
luas? Mungkin karena daratan dan lautan harus memisahkan sebelum mempertemukan dan
memisahkan setelah mempertemukan. Jarak membiarkanku menerka arah di mana jejakmu
terlukis di tanah. Sama seperti orang lain, aku jua ingin mengetahui akhir cerita. Maka aku terbelenggu pertanyaan tentang seberapa jauh kita
terpisah dan seberapa lama lagi kita akan bersua.
Aku ingat waktu aku mengabarimu
tak jadi pulang karena ada kegiatan, kau menjawab: “Rapopo Mbak ora mulih.
Krungu suara Mbak Im wis ngekei aku kekuatan.”. Saya menutup telepon dengan
suara baik-baik saja padahal hati saya bergetar kencang lalu kehilangan daya.
Dia tidak pernah tahu saya menangis karenanya. Saya selalu bersikap kuat di
depan orang lain, entah mengapa. Sampai sekarang saya masih berpikir bahwa saya
memang tidak mahir menunjukkan perasaan saya kecuali lewat tulisan *self pukpuk.
Minggu sore kemarin, 12 Agustus 2012, teman-teman baik saya di kelas waktu kuliah dulu mengajak buka bersama. Tetapi saya memilih melakukan agenda lain (sorry friends, kalian mendadak sih). Sudah lama, me and my good friend whose voice very good (definitely, she is runner up of STAN idol) berencana melakukan banyak hal gila, termasuk yang satu ini. Kami mengamen di Monas. Saya berani karena dalam penilaian saya pribadi, orang-orang akan terkagum-kagum dengan suara teman saya ini (yang jelas, saya cuma modal gitar dan numpang nampang). Menjelang berangkat, satu lagi teman bergabung. Jadilah kami bertiga mengamen di Monas.
Pancoran, 08.00
Pagi ini saya berlari. Sambil berlari sangat kencang agar tidak terlambat sampai tempat diklat, saya berusaha menikmati laju saya dengan membayangkan idola saya, Leo Messi, yang berlari di iklan salah satu produk sepatu olahraga. Tagline yang diusung iklan tersebut adalah We All Run.
Hari ini adalah untuk pertama kalinya saya mendapat klien untuk menyelesaikan permasalahan IT di kantor saya secara penuh. Sebelumnya saya hanya (sedikit) merecoki jika senior saya melayani kliennya. Hari ini pertama kalinya dalam sejarah (uups, lebay) saya membantu menyelesaikan masalah IT yang dihadapi orang lain. Baiklah, saya selalu mempercayakan masalah teknologi dan kawan-kawannya pada orang-orang di sekeliling saya yang kebetulan diberkahi kemampuan IT yang baik. Bahkan masalah sepele seperti membeli laptop saja saya pasrahkan pada teman saya.