-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master's in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

Showing posts with label personal. Show all posts
Showing posts with label personal. Show all posts

GENERALIST OR SPECIALIST?

source: pixabay.com
Pernah nggak sih sebuah pertanyaan aneh tiba-tiba muncul di kepala kalian dan jawabannya perlu dipikirin dalem? Bagi saya, pertanyaan yang jawabannya akan menjadi dasar dalam merencanakan arah kehidupan lah yang sedang mengganggu pikiran. Saya lagi mikirin pertanyaan ini supaya saya bisa menyusun the so-called blueprint, rencana strategis, dan life plan saya. Hihi. Pertanyaan tersebut adalah: apakah suatu hal yang ketika disebutkan maka nama saya langsung muncul bersamaan dengannya? In other words, what is the forte I’m associated with? Dunia apa yang sungguh-sungguh ingin saya geluti? Bidang apa yang benar-benar ingin saya pelajari lebih dalam? Satu ilmu spesifik apa yang ingin saya kuasai betul-betul? Ketika saya ingin menginvestasikan waktu, pikiran, dan tenaga saya, kepada bidang apakah itu?  “Specialist of ....... “ apa yang ingin saya raih? Tentu pertanyaan ini penting untuk dijawab agar saya tidak terombang-ambing dalam ketidaktentuan tujuan. Jelas saja saya tak mau terus-terus tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu butiran debu...... *okay I’m done with singing. Let’s back to the topic.

SCOLIOSIS STORIES (PART 1): SO I HAVE A MILD SCOLIOSIS

source: thehumanist.com
Beberapa tahun belakangan ini, rasa pegal menetap di punggung saya. Sudah seharusnya bukan saya membawanya ke dokter untuk mengetahui penyebab dan pengobatannya? Tetapi saya, berkebalikan dari apa yang dilihat orang-orang, adalah seseorang yang kerap takut menghadapi kenyataan. Dari waktu ke waktu, saya sering memilih untuk tidak tahu—simply because I’m such a coward. Saya menyimpannya sendirian, menahannya tatkala sakitnya mendera, dan berpura-pura baik-baik saja. Sampai beberapa waktu yang lalu saya memutuskan bahwa saya harus memeriksakan punggung ini. Butuh waktu cukup lama untuk akhirnya benar-benar berangkat menemui dokter, itupun setelah beberapa sahabat dekat meyakinkan saya. Sejujurnya firasat mengatakan saya menderita sebuah kelainan yang namanya pertama kali saya dengar di bangku sekolah dasar: skoliosis (scoliosis). Saya ingat sekali sejak mendengarnya saya berjanji untuk memakai tas punggung, tas selainnya sesekali saja. Dengan usaha tersebut, saya berusaha mengingkari kemungkinan skoliosis meskipun gejala-gejala yang ada mengindikasikanya. Dan ketika hasil rontgen menyatakan skoliosis ringan, saya yang masih tampak ceria di rumah sakit, termenung sepanjang perjalanan pulang menyadari bahwa saya menderita sebuah kelainan yang selama ini sudah saya usahakan pencegahannya. The realisation hit me: sometimes you tried your best but failed.

DAYS OF BADR AND UHUD

source: ukht rimzy
“Akan ada hari badar dan hari uhud bagimu—hari untukmu dan hari yang melawanmu. Bertahanlah di antara kesabaran dan kesyukuran.”

Saya baru saja mengikuti CIA Review Course, sebuah training untuk persiapan ujian sertifikasi Certified Internal Auditor (CIA). Sebelumnya kantor mengadakan seleksi untuk mendapatkan 20 peserta yang akan mengikuti training ini dan Alhamdulillah saya lolos. Jangan dikira ini adalah sesuatu yang terduga sebelumnya. Sejak memasuki ruang seleksi, saya sudah bisa menebak nama-nama yang akan lolos berkat kemampuan mereka yang termasyhur ke seluruh penjuru kantor. “Ah, orang-orang ini ada di ruangan yang sama dengan saya. Sekeras apapun saya belajar, saya tidak akan lolos.” Pikir saya kala itu. Lagipula persiapan saya sangat minim. Saya pun mengerjakan soal dengan mentalitas nothing to lose. Mungkin ciutnya mental saya dapat digambarkan seperti gentarnya kaum muslimin tatkala datang ke perang badar. Tiga ratus tiga belas orang dengan perlengkapan seadanya melawan seribu orang dengan persenjataan lengkap? Yang benar saja. Bedanya saat itu kaum yang dipimpin Nabi Muhammad itu optimis akan datangnya bantuan dari Allah sedangkan saya sibuk mengerdilkan diri saya sendiri. Tetapi apa sih yang nggak mungkin kalau Allah berkehendak?

JAKET PARKA

source: weheartit.com
It took me a long time to realize that, when Allah has decided something for me, verily I am strong enough for that.

Beberapa waktu yang lalu, menyadari suhu ruang kerja yang semakin menggigit akibat perpaduan AC dan hujan yang rintik di luar, saya memutuskan untuk membeli jaket parka. Sebagian besar jaket saya memang sengaja saya tinggal di rumah sewaktu hendak berangkat kuliah di Lampung sementara jaket yang tersisa di Jakarta bukanlah jaket yang cukup tebal untuk melawan dingin. Ini adalah kali pertama saya membeli jaket parka. Pikiran saya pun melayang mundur ke tiga tahun yang lalu di sebuah pagi yang dingin. Saya melihat seorang teman, yang biasanya cukup cuek soal penampilan, memakai jaket parka nan cantik.

KEIKHLASAN DALAM BEKERJA

source: freepik.com
Seorang teman bercerita kepada saya: “Duh im, gue mau nambah ilmu dulu terus resign deh. Pekerjaan gue sebagian besar administratif banget. Ilmu gue yang ini nggak berkembang. Sayang banget kayanya.”. Teman saya ini memang memiliki keahlian di sebuah bidang dengan level yang cukup tinggi. Sebagai orang yang mengenali usaha, kemampuan, dan juga pekerjaannya, saya memahami perasaannya. Kegelisahannya yang terpancar di wajahnya adalah sesuatu yang saya mengerti tanpa perlu penjelasan lebih lanjut darinya. Saya pun menarik napas panjang terhanyut pada pergulatan pikiran saya sendiri. 

MEMAAFKAN

source: lovequotesmessages.com
Hari ini saya belajar tentang memaafkan. Memaafkan yang tidak menuntut permasalahan yang melatarbelakangi terselesaikan terlebih dulu. Memaafkan yang tidak menunggu pihak lain ngeh kalau ada yang salah untuk kemudian meminta maaf. Memaafkan kali ini murni karena dibukakan hati oleh Allah untuk memaafkan. Hari ini hati saya diringankan untuk memaklumi hal-hal yang awalnya mengganggu pikiran saya. Kok bisa ya saya berubah dari nggrundel ke menerima dengan ikhlas secepat ini, gumam saya dalam hati.

SURAT UNTUK IBU

source: hafizhphotostudio.blogspot.co.id
Ibu, ada ribuan puisi dan lagu mengisahkanmu tentu bukan tanpa sebab. Karena kau tidak habis diceritakan, buku-buku pun tidak akan pernah tuntas mengujarkan. Lalu bagaimana aku harus menulis surat yang sesak oleh rindu yang tertunduk sementara pujangga yang mahir berkata-kata saja seolah tidak pernah belajar berbicara ketika diminta menceritakan tentangmu.

DON’T BELITTLE SOMEBODY’S EFFORT

source: thequotes.net











Gitu doang mah gampang.”
Dia aja bisa kok. Kamu harusnya lebih bisa.”

Have you heard those words? Sering? Unfortunately, saya baru saja mendengarnya. “iim aja bisa kok. Masa kamu nggak bisa?” Celetuk seseorang di hadapan saya. What do you mean by "iim aja bisa"? Bahkan ketika saya tahu tujuannya untuk menyemangati orang lain, disampaikan dengan nada becanda pula, saya tetap merasa tidak baik-baik saja. “Emangnya dulu kamu gimana ceritanya bisa lulus?” Ujarnya kembali seolah saya hanya sedang beruntung saja ketika lulus sertifikasi CCNA.

ABOUT GIVING THE PROPER CREDIT

source: incarabia.com

Cerita ini berlatar sore ini di tengah rapat Unit Audit TI, unit tempat saya bekerja. Salah satu senior saya ketika melaporkan pekerjaannya berkata, “Dalam mengerjakan pekerjaan tersebut, saya terbantu oleh iim yang sudah membuat daftar ini. Datanya sulit didapat tetapi iim berusaha keras untuk bisa mengumpulkannya. Terima kasih ya, Im”

YUDISIUM DAN WISUDA UNILA

Tanggal 21-22 November kemarin saya mengikuti yudisium dan wisuda di kampus saya, Unila. Sempat bimbang apakah saya akan ikut acara tersebut atau tidak mengingat saya sudah kembali bekerja. Lagi pula seperti yang teman-teman saya bilang, “kita sudah terlalu tua untuk berselebrasi.”. Tapi akhirnya saya memutuskan untuk datang sebab jauh di lubuk hati, saya menghargai pencapaian apapun untuk dirayakan. We’re never too old to celebrate happiness.

CAAGA CONFERENCE 2017 (PART 2)

with Mr. Yuliansyah
Di bagian ini saya akan menceritakan pengalaman saya mempresentasikan paper di CAAGA Conference 2017. Kalender menunjukkan tanggal 31 Oktober 2017. Hari keberangkatan saya ke Malaysia akhirnya tiba. Saya pergi bersama pembimbing saya, Pak Yuliansyah dan seorang dosen Unila yang papernya juga lolos, Bu Marselina. Setiba di Malaysia kami dijemput oleh panitia yang berasal dari kampus penyelenggara, Universiti Teknologi Mara (UiTM) karena status Pak Yuliansyah sebagai pembicara tamu (invited speaker). Tadinya saya udah ngebayangin naik bis atau LRT ke tempat conference ternyata rezeki dibimbing oleh peneliti terkenal, bisa ikut numpang. Hihihi. Tadinya juga saya mikir bakal bayar hotel berdua sama Bu Marselina. Rezeki saya lagi karena co-author saya, Prof. Nafsiah Mohamed (ketua jurusan akuntansi sektor public UiTM) ngasih saya kamar di Summit Hotel, tempat conference berlangsung. Alhamdulillah saya cukup mengeluarkan uang untuk tiket pesawat (yang kemudian diganti oleh 2 orang super baik yang selalu mendukung saya. I couldnt mention their names here but they have to know I always appreciate their kindness). Hotel, makan, akomodasi (selain jalan-jalan pribadi tentunya) selama conference sudah ditanggung. Maha baik Allah mempertemukan saya dengan orang-orang baik. .

CAAGA CONFERENCE 2017 (PART 1)

Saya baru saja menghadiri Comparative Asia Africa Governmental Accounting (CAAGA) Conference 2017 di Subang Jaya, Malaysia. Keikutsertaan saya di conference ini bermula dari ide pembimbing saya yang meminta saya mengubah skripsi saya menjadi format paper. Beliau kemudian mengirim tulisan kami (yang Bahasa Inggrisnya entahlah itu. I'm fully taking responsibility for the quality of english used. Lol) ke proofreader. Setelah tulisan kami melalui proses proofreading, Beliau mengirimnya ke CAAGA Conference 2017. Pada tanggal 20 Oktober, kami menerima notification of paper acceptance. Aaaaaaaaaahhhh I couldn’t contain my feeling. Langsung bersujud nangis terharu aja gitu. Saya telah memimpikan ini demikian lamaaaa. Sejak SMP, saya berdoa semoga suatu saat nanti saya bisa masuk jurnal internasional dan kini akhirnya terwujud. Allah memberi saya 2 kejutan: terwujud lebih cepat dari yang saya rencanakan dan di level jurnal yang lebih dari yang saya targetkan. Dulu sih saya berpikir harus nunggu S2 dulu terus masuk jurnal apa aja boleh yang penting internasional. Ternyata seusai S1 saya bisa diterima di jurnal Scopus. All praises to Allah for giving me such a blessing.

REZEKI ITU URUSAN ALLAH

source: muslim.sg


(Usually, I refrained from sharing a very personal story especially about my sorrow over finding someone. But I ended up wanting to write it as an encouragement for other people who are in the same situation as me. Please cheer up and smile.)

Cerita ini bermula dari ngobrol dengan beberapa teman tentang membeli rumah. Beberapa teman saya yang sudah menikah bisa membeli/mencicil rumah bersama pasangannya. Beberapa bahkan sudah mencicil rumah bersama calon pasangan/pacar mereka sebelum menikah. Tetapi saya hanya bisa tersenyum setiap kali ajakan untuk membeli rumah tinggal di Jakarta datang pada saya. Sendirian mencicil rumah di Jakarta tentu hampir-hampir tidak mungkin dengan penghasilan saya saat ini. Padahal harga rumah semakin mahal dari waktu ke waktu. Tentu saya ingin segera membeli sebelum harganya tak terjangkau lagi. Tetapi saya bisa apa.

SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XX

bersama Ibu Maryani, S.E., MM.
Assalamualaikum. How’s your day, friends? Hehe. Beberapa hari yang lalu saya nimbrung di acara Simposium Nasional Akuntansi XX (SNA XX) di Jember. Pengalaman ini sangat berharga bagi saya sehingga saya ingin menuliskannya di sini.

STRONG ENOUGH

source: twitter.com/safina5x
Tonight, I’ll go back to Jakarta leaving the city I’ve been into for the last 2 years. When I went to perform subh prayer with Upi, we talked about this very last day we’ll stand in the same land. I said to her, “but it’s kinda surprising that we’re much stronger than we thought before, right?”

10 SEPTEMBER 2017

source: pinterest.com
(The content of this post is taken from my personal diary. I just finished writing it and somehow managed to post it here.)

Di salah satu hari di Bulan September saya dilahirkan. Di hari itu di setiap tahunnya, saya membiasakan diri untuk menulis surat untuk september yang akan datang, membaca surat yang saya tulis di september tahun lalu, serta berkontempelasi mengenai hidup saya setahun terakhir. Tahun ini, karena kesibukan mempersiapkan ujian komprehensif, saya baru melakukan ketiga hal tersebut hari ini. Saya akan memulainya dengan membahas isi surat dari diri saya setahun yang lalu.

THE JOURNEY OF MY UNDERGRADUATE THESIS (PART 3)

source: gxo4r801.adtddns.asia

(Sorry beforehand for it is a rather long story. Hehe.)

Tulisan ini akan menjelaskan babak akhir dari perjalanan skripsi saya. Setelah menyelesaikan seminar hasil, saya harus merevisi skripsi untuk mendapat acc ujian. Dari proses revisi ini saya belajar bahwa kita semua memiliki potensi yang belum kita maksimalkan. I couldn’t contain my thankfulness to the examiner, Mrs. Rindu Rika Gamayuni, for pointing out my thesis’s flaws. Kalau Beliau nggak pernah bilang skripsi saya seperti laporan PKL dan saya harus menambahkan analisis yang mendalam, saya mungkin masih terjebak di level saya yang sebelumnya. Oh ya, skripsi ber-acc ujian merupakan salah satu persyaratan pendaftaran ujian pendadaran dan ujian komprehensif. Berhubung syarat pendaftaran kedua ujian tersebut cukup banyak, saya jadi cukup mondar-mandir mengumpulkan syarat. Setelah semua terkumpul, babak ujian pun dimulai.

THE JOURNEY OF MY UNDERGRADUATE THESIS (PART 2)

source: oogopdetoekomst.com
Setelah di tulisan sebelumnya diceritakan perjalanan saya sampai mendapat dosen pembimbing baru, akhirnya saya memulai bimbingan skripsi bersama kedua orang hebat yang mengiringi perjalanan saya itu. “Don’t give up” was the constant encouragement they said to me.

4. Menulis Proposal Skripsi.

Nah setelah mendapat dosen pembimbing baru saya akhirnya saya memulai menulis proposal skripsi. Sebelum bimbingan, tulisan saya harus melewati editing dari Aldo biar nggak malu-maluin Bahasa Inggrisnya. Nulis skripsi in english punya risiko bawaan berupa dikoreksi grammar-nya oleh dosen pembimbing dan saya cuma bisa sok tegar gitu padahal malu. Dan dampak positifnya saya jadi dipaksa belajar Bahasa Inggris lebih keras lagi. Saya jadi banyak baca referensi luar negeri biar tulisan saya nggak kaku. Saya nggak ragu sesekali baca ulang materi misal: passive voice, conjunction, dll. Saya juga install google translate di ponsel sebagai alat bantu kalau udah stuck banget. Pokoknya special thank to Merriam-Webster Dictionary dan Google Translate deh.

THE JOURNEY OF MY UNDERGRADUATE THESIS (PART 1)

Alhamdulillah. Finally I finished my study safely (lol). The tough journey to obtain the “Bachelor of Economics” title has finally come to an end. So, I’ll share you the story behind my undergraduate thesis and what I learnt from it. I write this with no intention to show off my thesis or something similar to that. I just want to share the emotions, feelings, and encouragement for everyone who is writing a thesis or will write a thesis someday.
source: pixmix.it
Jadi, tahapan-tahapan yang saya lalui ketika menulis skripsi antara lain:

BE PATIENT

"You must be patient. Even if the pains of waiting and wishing and praying tire you, be patient. Even when long periods of time pass by and others are blessed with what they’ve been praying for while you still wait, be patient. For Allah does not waste the effort of the doers of good. He delays His response only to hear you call to Him more. Be patient. For what awaits you is sweeter than the bitterness of longing."(Unknown)

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE