-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master's in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

VICTOR VALDES

Hihihi, Sebenarnya melihat el clasico pagi ini bukan start yang baik untuk menjalani hari. Saya dapat morning shock pagi ini. Usaha keras jugador Barca tiba-tiba diluluhlantahkan oleh blunder orang yang saya puji sebagai si numero uno. Saya tahu pasti banyak yang menertawakan Valdes meskipun Barca menang. Toh saya tidak peduli, saya masih menganggapnya sebagai stopper yang tangguh untuk Barca.

Bukan berarti saya buta karena rasa suka saya terhadap Barca atau sekadar berusaha menyenangkan diri sendiri. Tetapi karena saya tau, Valdes telah mencoba mengatasi setiap kesulitan dengan belajar begitu keras. He tries his hardest to assure everyone that he's capable being last man standing in Barca.

Victor Valdes, hari ini saya masih ada di belakangnya untuk mendukung. Hari ini saya masih akan tetep berterima kasih atas segala usahanya untuk Barca. Saya akan terus berterima kasih untuk ketenangan hatinya ketika ditinggal Puyi Pique ke depan. Saya juga akan terus mengapresiasi kerja kerasnya, sebagai pembenci posisi kiper hingga menjadi kiper sebuah tim yang penuh inspirasi bernama Barca.

MENGAMEN DI MONAS

Minggu sore kemarin, 12 Agustus 2012, teman-teman baik saya di kelas waktu kuliah dulu mengajak buka bersama. Tetapi saya memilih melakukan agenda lain (sorry friends, kalian mendadak sih). Sudah lama, me and my good friend whose voice very good (definitely, she is runner up of STAN idol) berencana melakukan banyak hal gila, termasuk yang satu ini. Kami mengamen di Monas. Saya berani karena dalam penilaian saya pribadi, orang-orang akan terkagum-kagum dengan suara teman saya ini (yang jelas, saya cuma modal gitar dan numpang nampang). Menjelang berangkat, satu lagi teman bergabung. Jadilah kami bertiga mengamen di Monas.

AS RIGHT AS RAIN

Caranya tersenyum barang dua detik selalu nampak penuh kebahagiaan. Saat dia malu, telinganya memerah. Caranya mengedipkan mata selalu tak sengaja membuatku refleks menyadari keberadaannya. Saat tak sependapat dengan sebuah argumen, matanya berkedip sangat cepat. Saat bernyanyi, dia memilih lagu-lagu dengan nada rendah. Saat terdiam, bola matanya berlalu lalang sangat lambat. Saat dunia berputar begitu cepat, dia melangkah dengan ritme yang telah dia tetapkan sendiri. Aku tahu semua hal-hal itu tanpa pernah benar-benar berada di dekatnya.

Sejak awal, aku tak pernah sengaja menyimpan ingatan tentang hal-hal sederhana darinya. Dia yang menikmati hidup dalam iramanya sendiri. Dia yang mempunyai senyum dan tawa yang sangat khas. Dia yang memilih diam ketimbang berkata hal-hal yang tidak menyenangkan. Dia yang menolak untuk berkeluh kesah terhadap hal-hal kecil dan sepele. Dia yang sangat natural tanpa menyadari keistimewaannya. Dia adalah keajaiban bersahaja di putaran dunia yang penat.

TO ANGGI...

Sahabat terbaik selalu berarti dirimu, tak ada yang lain.

Anggi, kini engkau telah berusia 22 tahun. Ternyata telah begitu lama kita bersahabat. Selama itu pula aku selalu tak pernah kehabisan rasa syukur bahwa Tuhan mengirimkanmu dalam hidupku. Kini hujan, petir, sinar matahari yang panas, bahkan angin yang berlalu lalang di sekitarku mengingatkanku padamu. You’re the best of mine, still you are the one.

Aku tidak pernah membayangkan jika kita tidak pernah bertemu. Dulu aku tidak pernah percaya pada diriku sendiri, kau meyakinkanku. Aku merasa tidak punya apa-apa untuk diperjuangkan, kau menuntunku. Aku hanyalah seseorang biasa yang sangat takut menatap dunia, kau menguatkanku.

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE