Teman Hidup
Teman hidup adalah lagu yang membuat saya untuk pertama kali menyadari talenta besar dari seorang arsitek sekaligus penyanyi jazz bernama Tulus. Sulit rasanya saya menjelaskan perasaan saya ketika
pertama kali mendengarkan lagu yang sungguh manis itu.
Ketimbang memilih kata "jangan pernah menyerah", Tulus memilih kata "jangan cepat menyerah" untuk melengkapi kalimat "bila di depan nanti, banyak cobaan untuk kisah cinta kita". Hasilnya? Magically nilai rasa yang pas berhasil pendengar tangkap. Benar-benar pas.
Dengan melihat video klipnya kita akan dibuat merinding sekaligus terharu. Lagi-lagi kegeniusan Tulus terbukti di sini, pemilihan kehidupan abdi dalem sebagai story line tentu saja menggambarkan kesetiaan yang luhur effortlessly.
Lagu inilah yang menuntun saya mendengarkan lagu-lagu Tulus lainnya.
Aku ingin membencimu sejak menyadari betapa istimewa perempuan itu bagimu. Hanya saja kau yang ku benci adalah orang yang paling ku cintai. Kau tak pernah singgah bahkan untuk sekejap memandang ke arahku. Aku menyerah tetapi kau tak boleh menyerah.
"Laramu hanyalah persinggahan sejenak bukan? Bahkan
ketika kau tidak ingin membaca sekeranjang pesanku, terjagalah." Hatiku telah berteriak berkali-kali meskipun tak ada kata terucap.
Aku
telah berjam-jam terpasung di secarik kertas bersama perpindahan matahari ke sudut
lain. Ku benamkan kertas itu dalam keranjang pesan yang tak satu pun kau
ketahui. Kau masih memenjara segenap keraguanku akan esokmu. Karenanya, tak
putus aku menghitung udara yang kau hirup.
SINGGAH 3
Nur Imroatun Sholihat
July 16, 2013
Malam ini
dia tiba-tiba menuliskan pesan di grup “Nowplaying Colton Dixon- Piano Man. I used to sing
this song in iim’s room. Now i miss the smell of her room as i miss her. I miss
every lil thing we both used to discuss. I miss how she knocked on my door
telling she was affraid of sleepin’ alone after i told her ghost story. I miss
when she showed me she could play guitar better than she usually done. I said
nothing but i always appreciate her. I was proud of her. Coz i knew she would
keep on trying. Until one day she’d play me my fav song very well and i’d give
her my big applause”
My emotionless
face this night after read your message, i’m sure you know why. Rather than
showed my emotion, i was trying so hard to not cry...
How i miss
randomness inside of you--this random world that connects us. How
I miss you whom speak English fluently. How i miss the
walking catalogue—how many books have been read by you? I miss lil things bout you,
seriously.
Masih ingat
saat kau bercerita mimpi tidurmu tentang backpacking bersamaku ke Belanda? My heart was trembling that moment. Kau dengan antusias menjelaskan
detail mimpi besarmu itu sementara aku terus terharu akan keberanianmu bermimpi
setinggi mungkin. Saat ini mungkin mimpi terasa begitu jauh. Tetapi bersamamu,
mimpi dari hari ke hari terasa semakin dekat. Kita bekerja keras untuk meraih
hal-hal yang tidak mungkin. Kita telah buta terhadap kata tidak mungkin. Karenanya, aku yakin hari itu akan tiba.
Ingatkah lagu ini begitu sering aku nyanyikan saat kita bercerita tentang
tujuan hidup kita?
“ I dream high,
I’m dreaming so high. When it get tough I closed my eyes”
Masih ingat
ketika aku berkata tentang utang satu
tulisan untukmu? Bukan tanpa alasan aku begitu ingin menulismu di sini. Rasa
syukur atas kehadiranmu di depanku saat itu tak bisa aku ucapkan begitu saja. Bagiku, ada batas perasaan yang tidak bisa aku ucapkan dan ku pikir, aku
hanya bisa menuliskannya. Kau telah melewati batas itu, sama seperti sahabat-sahabat
yang telah aku tulis sebelumnya.
The Girl Next Door
Nur Imroatun Sholihat
June 28, 2013
Kau seperti mesin ketik di pagi kita perdana bersua. Berkali-kali engkau resah beralih-alih sebelum dia merampungkan cerita. Sementara aku seolah kertas-kertas yang setia mendengar tutur renyahnya. Sahabat itu tak sempat memperkenalkanmu, berlalu tanpa sadar tengah menjinjing takdir ke hadapku. Kita berdua tak saling menyapa seolah telah sepakat bahwa pertemuan sekilas tak sengaja akan menghilang bersama debu-debu yang tertiup pagi itu.
LUGU
Nur Imroatun Sholihat
June 10, 2013