-->

Hello, this is me!

Nur Imroatun Sholihat

Your friend in learning IT audit Digital transformation advocate a-pat-on-your-shoulder storyteller

About me

Hello

I'mNur Imroatun Sholihat

IT Auditor and Storyteller

So I heard you are curious about IT and/or auditing. I'm your go-to buddy in this exciting journey. My typical professional life consists of performing (and studying!) IT audit and managing the award-winning magazine, Auditoria. Armed with a Master's in Digital Transformation from UNSW Sydney, I'm currently wearing multiple hats—ambassador at IIA Indonesia's Young Leader Community, mentor at ISACA Global, Head of Public Relations at MoF-Cybersecurity Community, and trainer at IIA Indonesia. You'll also find me sharing insights on my YouTube channel, speaking at seminars, and crafting content on LinkedIn. Let's connect and dive into the world of IT and auditing together!

Blog

TRAINING DAN UJIAN COBIT 5 FOUNDATION

source: pixabay.com
In a global, digital economy, if IT is not a strategic asset, it’s a strategic liability.” (Peter Weill, IT Savvy: What Top Executives Must Know to Go from Pain to Gain)

Aloha! Long time no see. Sebagai makhluk remah-remah rengginang yang kalau belajar harus fokus banget biar paham, saya sampe nggak nulis dulu akhir-akhir ini. Guess what's the class I took a few days ago? Yes. COBIT 5 Foundation Training. Ketertarikan saya pada dunia tata kelola TI (IT governance) dimulai saat saya memutuskan untuk menulis skripsi dengan topik penerapan audit tata kelola TI berbasis COBIT 4.1 di Kemenkeu (you can read my undergraduate thesis here). Dan sudah menjadi rahasia umum kalau skripsi itu diubek-ubek hampir tiap waktu dalam durasi yang sangat lama kan? Witing tresno jalaran seka kulino benar adanya. Singkat cerita, sebenarnya sih nggak paham-paham amat tapi saya jatuh hati sama filosofi tata kelola TI. Weill (2004) menyatakan: IT governance matters because it influences the benefits received from IT investment (tata kelola TI penting sebab mempengaruhi manfaat yang diterima dari investasi TI). Gini deh, kita semua dari level individu aja menghabiskan uang yang tidak sedikit untuk TI kan? Boleh lah hitung total harga laptop, ponsel, dan aneka gadget kita. Nah, bayangkan berapa banyak uang yang dihabiskan organisasi besar untuk TI mereka. Terus gimana sih memastikan dana besar yang diinvestasikan dalam wujud TI itu memberikan keuntungan yang sepadan bagi organisasi? Berdasar pernyataan Weill di atas, manfaat investasi TI dapat dipastikan dengan tata kelola TI yang baik.

GENERALIST OR SPECIALIST?

source: pixabay.com
Pernah nggak sih sebuah pertanyaan aneh tiba-tiba muncul di kepala kalian dan jawabannya perlu dipikirin dalem? Bagi saya, pertanyaan yang jawabannya akan menjadi dasar dalam merencanakan arah kehidupan lah yang sedang mengganggu pikiran. Saya lagi mikirin pertanyaan ini supaya saya bisa menyusun the so-called blueprint, rencana strategis, dan life plan saya. Hihi. Pertanyaan tersebut adalah: apakah suatu hal yang ketika disebutkan maka nama saya langsung muncul bersamaan dengannya? In other words, what is the forte I’m associated with? Dunia apa yang sungguh-sungguh ingin saya geluti? Bidang apa yang benar-benar ingin saya pelajari lebih dalam? Satu ilmu spesifik apa yang ingin saya kuasai betul-betul? Ketika saya ingin menginvestasikan waktu, pikiran, dan tenaga saya, kepada bidang apakah itu?  “Specialist of ....... “ apa yang ingin saya raih? Tentu pertanyaan ini penting untuk dijawab agar saya tidak terombang-ambing dalam ketidaktentuan tujuan. Jelas saja saya tak mau terus-terus tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu butiran debu...... *okay I’m done with singing. Let’s back to the topic.

THE SECOND BITE OF THE CHERRY

(For bahasa version, please scroll down. | Untuk versi bahasa Indonesia terdapat di bawah.)
source: pixabay.com

I don't know how long I have been standing here, outside a restaurant somebody mentioned through a short message a week ago. I was excited waiting for this day until I am seeing this somebody is sitting calmly after washing his hands as if he will eat something soon. But that table is empty as if he’s waiting for someone to sit across him. And I perfectly know he’s waiting for me who unknowingly knocked by the reality I have denied for so long: I always miss him. It has been years since I waited for this opportunity but when it came in front of me, my knees trembled frantically.

SCOLIOSIS STORIES (PART 1): SO I HAVE A MILD SCOLIOSIS

source: thehumanist.com
Beberapa tahun belakangan ini, rasa pegal menetap di punggung saya. Sudah seharusnya bukan saya membawanya ke dokter untuk mengetahui penyebab dan pengobatannya? Tetapi saya, berkebalikan dari apa yang dilihat orang-orang, adalah seseorang yang kerap takut menghadapi kenyataan. Dari waktu ke waktu, saya sering memilih untuk tidak tahu—simply because I’m such a coward. Saya menyimpannya sendirian, menahannya tatkala sakitnya mendera, dan berpura-pura baik-baik saja. Sampai beberapa waktu yang lalu saya memutuskan bahwa saya harus memeriksakan punggung ini. Butuh waktu cukup lama untuk akhirnya benar-benar berangkat menemui dokter, itupun setelah beberapa sahabat dekat meyakinkan saya. Sejujurnya firasat mengatakan saya menderita sebuah kelainan yang namanya pertama kali saya dengar di bangku sekolah dasar: skoliosis (scoliosis). Saya ingat sekali sejak mendengarnya saya berjanji untuk memakai tas punggung, tas selainnya sesekali saja. Dengan usaha tersebut, saya berusaha mengingkari kemungkinan skoliosis meskipun gejala-gejala yang ada mengindikasikanya. Dan ketika hasil rontgen menyatakan skoliosis ringan, saya yang masih tampak ceria di rumah sakit, termenung sepanjang perjalanan pulang menyadari bahwa saya menderita sebuah kelainan yang selama ini sudah saya usahakan pencegahannya. The realisation hit me: sometimes you tried your best but failed.

Videos

Jakarta, Indonesia

SEND ME A MESSAGE