source: shutterstock |
Alternative title: How it feels like to be a woman in the
male-dominated field :)
Gender imbalance in tech is not taking place behind closed doors. Being a woman in IT terrain equally means you’re a minority. In reality, many things could make us be cut from the same cloth yet there are abundant aspects inevitably dividing us into groups, for instance: age, ethnicity, race, religion, nationality, etc. Hence, the majority-minority issue happens all the time to the point it became mundane and (perhaps) is tedious to be discussed anymore. But still, I want to talk about it since the experience provided me new outlooks and perspectives which are unseen from the outside.
source: weheartit.com |
WHAT I LEARNED FROM BEING A WRITING COMPETITION JUDGE
Nur Imroatun Sholihat
December 17, 2019
PART 6: LAWAN YANG SEPADAN
source: tumblr.com |
(Raya’s POV)
Qué horas son, mi corazón? Ini jam 1 dini hari
dan mengapa aku belum bisa tertidur? Ada apa dengan pertemuan dengannya hari
ini? Mengapa perjumpaan yang seharusnya meringankan beban justru membuat hatiku
makin remuk? Aku meraih ponsel dan menulis kalimat itu di
instagram story-ku. Aku hendak memadamkan ponsel ketika mendapati notifikasi
instagram story seseorang yang kutemui hari ini. Kami mengunggah kalimat yang
sama.
Qué horas son, mi corazón?
Dia mengunggah foto
langit berhias secuil bulan dengan kalimat tersebut dalam waktu yang hampir
bersamaan denganku. Mustahil rasanya Ardhan mencontekku. Aku meletakkan ponselku
kemudian mencoba memejamkan mata. Aku
tidak tahu apakah keputusanku hari ini untuk mem-follow instagram Ardhan
adalah sesuatu yang tepat. Tetapi kenyataan bahwa dia masih mengingat kalimat
yang aku perkenalkan 4 tahun lalu mengusik pikiranku kini. Tidurlah, Raya.
Tidur.
KAWI
Nur Imroatun Sholihat
November 30, 2019
PART 5: Qué Horas son, Mi
Corazón?
(2012)
(Raya’s POV)
“Qué
horas son, mi corazón” aku berdendang lirih bersama jari yang
mengetuk lirih meja.
“’Corazon’, ‘corazon’ apaan sih, Ya?” Aku tak menyadari Ardhana
sudah duduk di sampingku dan melepas earphone kananku lalu memasangkannya ke
telinga kirinya.
“’Qué horas son, mi corazón’ bahasa
Spanyol yang berarti ‘jam berapa ini, hatiku’. "Mi corazón' bisa juga diartikan 'kekasihku'. Bagus ya, Dan,bunyinya ritmis
‘son’, ‘corazón’."
“Kamu serius ya belajarnya sampe pagi-pagi pun dengerin lagu
spanyol. Kirain cuma keinginan impulsif yang besoknya dilupain,” Ardhan
tertawa dengan earphone yang masih bergelayut di telinganya.
KAWI
Nur Imroatun Sholihat
November 17, 2019