LANTIK
- January 22, 2014
- by Nur Imroatun Sholihat
Kau yang malu-malu berdiri di pintu griya mimpi
Resah andaikata bayu menyeretnya menutup
Hendak merengkuh kamar-kamar
Kuncinya tertidur di saku langit-langit
Memburu jawab daripada mematung
Membenci diam yang terselipi ragu
Tak usah mengacuhkan penat
Tak usah mengacuhkan penat
Mungkin kau hanya perlu berjalan tegap
Merekatkan papan nama di pintu kamar itu
Menasbihkan namamu menetap
Karena kita semua berlari
Merebutkan kamar yang bilangannya terhitung jemari
Berpeluh darah hingga suatu saat nanti
Kita berhak merebahkan diri ruang sendiri
-----------------------------------
(Selamat atas pelantikannya hari ini, sobat. Lets running from now on.)
0 Comments:
Post a Comment