MENCURI MALAMKU
- December 18, 2014
- by Nur Imroatun Sholihat
Malam itu aku bersua dengan paras
yang ku rindukan seumur hidup. Itulah kala pertama hatiku tertaut
pada seseorang. Sejak malam itu kau mencuri malamku. Di malam-malam sebelum perjumpaan, aku memimpikanmu dalam tidur. Wajah yang belum ku
kenali itu duduk santai mengaduk-aduk alam bawah sadarku. Seusai pertemuan
itu, malam memerdekakan
diri dariku guna menghampirimu. Malam berdansa lincah denganmu hingga
penghujung malam. Karena dirimu, aku tak melintasi satu malam pun
tanpa diledek rasa sesal kehilangan.
Aku tak melewati malam. Kau telah mengambil alih segenap malamku tanpa menyisakannya. Aku pernah demikian menyukai malam dan menyebutnya waktu paling berharga dalam hidupku. Aku pernah mencintai malam sebelum akhirnya kau melarikan malamku. Aku tak bisa lagi menyanding malam sebelum kau mengembalikannya.
Pernahkah pencuri berniat
mengembalikan barang curiannya, terlebih jika dia tak sadar telah mencuri?
Kau bersikap begitu manis pada malam-malam. Tanganmu melambungkan
lampion-lampion sehingga malam begitu binar. Pantas malam membuangku dan memilih bersamamu. Aku hanya
mengisi malam dengan terlelap memimpikanmu sedangkan kau mewarnai gelap menjelma semarak. Kau
tak pernah tahu bahwa aku tak bisa tertidur bersama cahaya. Aku melihat sinar
lampion itu menusuk mata dan menggagalkan tidurku. Kita beda-- mengapa kau
masih mencuri malamku?
Aku sungguh tak memiliki malam lagi. Tersisih siang yang masih
mengenaliku. Aku beruntung hanya bertemu
denganmu malam itu--tanpa
berpapasan lagi di bawah mentari. Kau tak boleh merebut hariku.
Aku tak akan membiarkanmu mencuri keseluruhan waktuku. Sekuat tenaga aku mencegah kau mencuri
siangku.
---------------------
image source: www.jezinalight.com/
image source: www.jezinalight.com/
(Di tengah obrolan random, seorang teman berucap kalimat yang entah berasal darimana "Kau mencuri malamku" dan saya "mencuri"-nya untuk tulisan ini. Thanks mysterious person in black clothing :p)
0 Comments:
Post a Comment