COMPLEX
- August 12, 2017
- by Nur Imroatun Sholihat
Complex (n): an emotional problem that causes someone to think or
worry too much about something (Merriam-Webster Dictionary)
source: englishblog.com |
Lately, I just figured out this
hidden mental circumstance of everyone’s: people have their own complex. Di
balik setiap senyum dan tawa, kita tidak pernah tahu complex macam
apa yang mendera. Di belakang kebahagiaan yang tergambar di wajah seseorang,
mungkin saja ada emosi yang naik-turun bak mengendarai roller coaster. Semakin
saya mengenali seseorang, semakin kompleks keadaan mental yang terdapat di
dalam raganya. Pada akhirnya saya mengamini kebenaran filosofi jawa yang
berbunyi “urip mung sawang sinawang” (hidup hanyalah saling memandang). Karena
kita menilai hanya dari yang terlihat, kita merasa kehidupan kita sulit
sementara manusia lainnya menjalani kehidupan yang menyenangkan. Sebaliknya,
mungkin orang yang kita nilai permasalahan hidupnya lebih sederhana justru
melihat kita sebagai orang yang hidupnya lebih mudah. Karena manusia menilai
yang tampak, bukan yang sebenar-benarnya dialami dan dirasakan.
Kita hidup di masa sosial media
terus men-display semarak suka cita. Kita hidup di masa semua orang
sibuk berbagi kehidupan yang sepertinya sangat baik-baik saja. Kita berada
dalam kurungan masa yang seolah menawarkan gegap gempita kepada orang lain
tetapi duka lara pada diri sendiri.
What I wanna say is: everyone you
meet has their own insecurities. Kita hanya tidak melihat complex yang
mendekap orang lain dalam kesehariannya. Mereka memiliki kekhawatiran,
kecemasan, ketakutan, kebimbangan, kesedihan yang rapat-rapat mereka simpan.
Kita semua adalah manusia dengan satu set permasalahan dan ujian yang hanya
berbeda level kesulitannya sesuai kemampuan masing-masing. It means everybody
has a problem we don’t even see. Everyone is just the same with us. They’re
fighting a battle we don’t know. We’re fighting the battle they don’t
know.
Maka saya teringat salah satu
quote favorit saya:
“Everyone you meet is
fighting a battle you know nothing about. Be kind. Always.”
(Brad Meltzer)
Jangan lupa untuk bersyukur sebab
sesungguhnya kita bukanlah satu-satunya yang menghadapi perang teramat sulit.
Percayalah bahwa setiap orang diuji dengan perang yang berbeda wujudnya. Jangan
lupa untuk berbahagia sebab ternyata masih banyak orang yang bisa tersenyum di
atas kesulitan. Mereka adalah orang yang tidak terkalahkan oleh perang yang
menggempur mereka. Jangan lupa untuk menjadi orang yang baik. Sebab, setiap
orang yang kita temui tengah menghadapi perang yang sama sekali tidak kita
ketahui. Alangkah bijaksana jika kita menjadi orang yang baik kepada orang
lain. Jika kita tidak bisa membantunya dalam berperang, setidaknya kita tidak
menjadi seseorang yang memperkeruh suasana perangnya.
Stop thinking that you’re the only
one with pain and start your happiness. Be kind and help other people build their
happiness. Somehow you just haven’t realized that happiness starts with you.
0 Comments:
Post a Comment